admin Tidak ada komentar

Deepapsikologi.com — Dalam interaksi seksual, dibutuhkan rangsangan yang memunculkan perilaku seksual. Sehingga secara fisik tubuh siap dalam aktivitas seksual. Rangsangan- rangsangan seksual tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

Peran hormon dalam rangsangan seksual

Hormon seks pada laki-laki adalah androgen yang diproduksi oleh testis, sedangkan perempuan adalah estrogen. Secara umum, testoteron lebih berperan pada libido dibandingkan fungsi seksual. Pada laki-laki dengan kadar testoteron rendah memiliki minat seksual yang rendah namun mampu untuk ereksi dan orgasme. Sehingga hormon testoteron berperan pada memunculkan minat/dorongan seksual di awal.

Peran otak dalam rangsangan seksual

Bagian otak yang mengontrol proses mental tingkat tinggi, termasuk di dalamnya proses seksual ada pada Cerebral cortex. Cerebral cortex berada pada lapisan tipis bagian luar dari otak. Sistem limbic ada pada bagian otak yang mengatur emosi. Sistem limbik tersebut memainkan peran dalam perilaku seksual.

Pikiran, emosi dan ingatan berperan dalam respon seksual. Fantasi dan imaginasi dapat memunculkan rangsangan seksual. Rangsangan seksual dapat muncul walaupun tanpa ada rangsangan fisik atau stimulus sensorik. Respon seksual dapat berbeda antara satu orang dengan orang lain, walaupun dengan satu stimulus. Contohnya, ketika ada gambar porno, belum tentu semua orang yang menonton akan terangsang.

Sentuhan dan Pandangan dalam Pengaruhnya terhadap rangsangan Seksual

Stimulasi beberapa sentuhan pada berbagai bagian tubuh merupakan sumber untuk rangsangan seksual. Beberapa area tubuh lebih sensitif dibandingkan bagian tubuh lainnya. Bagian tubuh yang memiliki syaraf rangsangan seksual tinggi disebut erogenous zone. Primary erogenous zone seperti genital, pantat, anus, payudara (putting), paha bagian dalam, ketiak, pusar, leher, telinga, mulut. Secara anatomi, bagian tubuh dengan rangsangan tinggi memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, area tubuh dengan rangsangan seksual lebih menyebar di banyak bagian tubuh.

Untuk pengaruh pandangan pada rangsangan seksual, dalam berbagai lingkungan masyarakat, stimulasi melalui penglihatan memegang peranan penting. Orang-orang mencoba menarik pasangan dengan tampil lebih seksi, dan busana lebih menarik.

 

Pengaruh Bau-Bauan dalam Rangsangan Seksual

Pengalaman seksual dan konsisi budaya mempengaruhi dampak bau-bauan terhadap rangsang seksual seseorang. Di Eropa, bau dari area genital lebih dipersepsikan sebagai rangsang seksual dibandingkan di Asia. Beberapa parfum tertentu digunakan untuk rangsangan seksual lawan jenis. Dan upaya menarik lawan jenis di ungkapkan dengan bau-bauan. Sebaliknya, bau yang tidak sedap dan tidak nyaman, akan mengganggu rangsangan seksual.

Rangsangan Seksual Berupa Makanan dan Bahan Kimia

Beberapa bahan makanan dapat meningkatkan gairah atau kemampuan seksual. Seperti misalnya tiram, pisang, selederi, timun, tomat, gingseng, kentang, alkohol, dan obat-obatan. Sedangkan, makanan atau bahan kimia yang bersifat anaphrodisiac, yaitu bahan-bahan yang menurunkan gairah/kemampuan seksual. Makanan yang menurunkan gairah seksual misalnya nikotin, obat antidepresan, dan obat antipsikotik.

 

Demikian adalah artikel singkat terkait renspon- respon yang mempengaruhi rangsangan seksual. Semoga bermanfaat.