Pada tahun 2020 permintaan siswa Indonesia untuk bekerja itu semakin banyak. Tentu saja ini adalah hasil dari program SMK, yang mana mereka lebih di fokus kan kepada bidang tertentu yang nantinya akan langsung terjun ke dalam dunia pekerjaan. Konsep pendidikan berbasis aplikatif. Yaitu setelah lulus, siswa siap ditempatkan kerja di bidang yang spesifik. Sesuai dengan jurusan yang diajarkan di SMK. Termasuk pembekalan teknis, program pembelajaran juga disesuaikan dengan dasar-dasar materi bidang penempatan di perusahaan kelak. Sehingga, harapannya siswa terlatih dan terampil dalam bekerja.
Pembekalan kemampuan teknis saja tidak cukup bagi siswa
Namun apakah berasal dari jurusan yang sama dengan bidang kerja di perusahaan itu cukup? Ternyata tidak. Karena ruang lingkup pekerjaan di perusahaan itu lebih kompleks. Siswa tidak hanya siap dari segi ketrampilan. Dalam lingkup perusahaan, selalu bersinggungan dengan hal non teknis. Seperti suasana kerja, penyesuaian diri dengan divisi, land/ruang kerja, team work, leader atau bawahan. Dalam hubungan dengan suasana kerja, kadang karyawan dihadapkan dengan pressure yang tinggi terhadap deadline, dibutuhkan ketelitian kerja, dan ketaatan terhadap aturan perusahaan. Tidak jarang terkadang karyawan dibutuhkan aktivitas kognitif seperti, analisa sintesa, perencanaan dan pengelolaan, pembelajar teknis, dan fleksibilitas dalam berpikir.
Siswa yang sudah dididik di bidang kemampuan teknis belum tentu siap secara mental dalam lingkup/ iklim industrial yang ‘keras’. Karena tidak hanya dibutuhkan kemampuan teknis, tetapi harus mampu beradaptasi, berkembang, dan mengikuti arus dari tuntutan perusahaan. Aspek mental lah yang paling berpengaruh selanjutnya setelah siswa siap secara teknis dalam bekerja di perusahaan.
artikel terkait: psikotes perusahaan
Pentingnya pemetaan aspek psikologis melalui psikotes siswa
Disinilah pentingnya pemetaan kemampuan mental. Alat ukur untuk melihat portofolio menyeluruh dari kondisi mental siswa adalah dengan melakukan psikotes/ asesmen psikologi. Jadi proses ketika siswa tersebut itu ingin bekerja maka mereka akan memberikan tes dahulu. Salah satu tes standar adalah psikotes siswa Indonesia untuk persiapan metnal bekerja.
Fungsi dari psikotes ini adalah sebagai gambaran dasar untuk kemudian menjadi bahan analisa. Setelah dianalisa, dari instansi atau lembaga pendidikan bisa melakukan kebijakan untuk mempersiapkan siswa siap secara mental. Diantaranya dengan melakukan tambahan materi pembelajaran di kurikulum yang ditawarkan. Misalnya, pelatihan kemandirian, kerja sama tim, kelas pengembangan diri, dan sebagainya. Perlu juga ada tambahan kurikulum terkait meningkatkan kepercayaan diri, kelas manajemen stress, dan kecakapan interpersonal siswa. Dengan tambahan kelas pengembangan diri, diharapkan nantinya, siswa ketika menjadi salah satu bagian di perusahaan. Maka, dapat membantu proses karir yang meningkat lebih baik.
Psikotes siswa untuk bekerja juga sebenarnya kesempatan bagi para biro psikotes yang resmi seperti kami untuk memberikan layanan psikotes yang representative terhadap gambaran menyeluruh psikologis siswa. Kami sebagai konsultan psikologi menawarkan layanan psikotes untuk siswa untuk tujuan industrial. Penjelasan di atas ini adalah sebuah rangkuman yang selama ini sering menjadi pertanyaan di kalangan siswa SMK yang baru lulus mengenai pentingnya psikotes siswa.