Workshop Wawancara Psikologi. Wawancara menjadi keahlian yang penting dikuasai sebagai seorang konselor atau guru BK. Dengan keahlian sebagai pewawancara yang handal, maka klien atau siswa bisa digali informasi dengan lebih detail dan menyeluruh untuk didapatkan data sesuai dengan kebutuhan. Sehingga, disini.. keahlian pewawancara perlu didukung oleh pengalaman, pelatihan dan teori. Untuk mendukung tercapainya tujuan sebagai pewawancara yang handal, Deepa Psikologi memberikan layanan workshop bagi tenaga pendidik, guru BK, dan konselor sesuai dengan kebutuhan.
Pada event workshop wawancara psikologi dari Deepa Psikologi kali ini. Kami menyelenggarakan event di Lembaga Pendidikan al Irsyad Karawang.
Berikut adalah materi singkat terkait tema workshop wawancara psikologi yang diselenggarakan pada tahun 2021
_____________________
Wawancara Psikologi
Wawancara memiliki unsur percakapan di dalamnya, tetapi prosesnya berbeda dengan percakapan pada umumnya. Keduanya juga mencakup aspek komunikasi verbal dan non verbal. Perbedaan paling mendasar diantara keduanya yaitu adanya suatu tujuan tertentu yang dipilih secara sadar pada wawancara, sedangkan pada percakapan umum tidak ada tujuan yang spesifik.
Menurut Lexy J Moleong (2002) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pewawancara atau disebut sebagai interviewer (iter) akan berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan isian data yang dapat menjelaskan permasalahan.
Untuk Apa Wawancara Digunakan?
Wawancara digunakan sebagai alat untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi individu terhadap masa depannya, keadaan dirinya saat ini, ataupun menggali masa lalu, serta hal yang cenderung disembunyikan. Sehingga, wawancara dibutuhkan untuk menangkap aksi-reaksi individu dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan saat tanya-jawab.
Jenis-Jenis Wawancara
Setidaknya ada tiga jenis wawancara berdasarkan metode dalam pengambilan data, yaitu:
Wawancara terstruktur, yaitu wawancara dimana pertanyaan dan kategori jawaban telah dipersiapkan. Dalam wawancara jenis ini, kecepatan dan waktu proses wawancara terkendali. Bahasan dan arah wawancara juga sudah dibatasi dari awal. Sehingga tipe wawancara ini tidak ada fleksibilitas. Cenderung mengikuti pedoman dan bertujuan untuk mendapat penjelasan tentang fenomena.
Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaan bersifat terbuka, dan pedoman wawancara sangat longgar dalam urutan atau alur pertanyaan. Tipe wawancara ini ketepatan waktu, kecepatan sulit diprediksi. Bahasan wawancara juga berpotensi tidak tepat pada tema yang digali saja. Tetapi bisa membahas ke arah yang lebih luas. Tipe wawancara ini sangat fleksibel.
Wawancara semi terstruktur, yaitu tipe wawancara yang menggabungkan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur secara lebih fleksibel. Segala kekurangan dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur bisa ditutupi ditipe wawancara ini.
Pewawancara yang baik
Menjadikan wawancara sebagai alat pengumpul data yang lengkap. Seorang pewawancara harus bisa menggali data secara menyeluruh terkait tujuan dari interview tersebut diadakan. Informasi-informasi detail yang berhubungan dengan permasalahan bisa digali dengan menyeluruh. Data yang terkumpul tersebut digali secara objektif dan bisa mengesampingkan penilaian subjektif.
Disertai kemampuan observasi selama proses wawancara berlangsung. Banyak informasi non-verbal yang bisa diperhatikan oleh pewawancara sebagai data pendukung wawancara berlangsung. Pewawancara yang baik bisa memahami arti dari bahasa non verbal yang terjadi pada klien selama proses wawancara berlangsung.
Ekspresi individu ditangkap sebagai data yang perlu dikonfirmasi. Ekspresi juga bagian dari bahasa non verbal yang perlu diperhatikan. Ada hal lainnya seperti gerak tubuh, sorot mata dan perhatian mata ke arah mana, penekanan nada, emosi yang muncul, dan sebagainya.
Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam wawancara?
Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang perlu diperhatikan dalam wawancara.
Bahasa verbal. Perlu diperhatikan juga terkait kandidat apakah mau berbicara atau tidak. Mencoba tidak terbuka terhadap informasi tertentu, berbicara lancar atau tersendat-sendat. Apakah yang diwawancara berbicara gugup atau normal, banyak sedikit bicara, dan intonasi suara yang tinggi dan rendah.
Senyum. Ada tidaknya senyum. Apakah senyum yang dibuat-buat atau spontan. Senyum yang tampak ikhlas atau dibuat-buat, dan apakah senyum tersebut tepat waktu atau tidak tepat pada waktunya.
Kontak mata. Ada tidaknya kontak mata dengan pewawancara, upaya menghindari kontak mata, kontak mata yang terus-terusan atau kadang-kadang.
Ekspresi wajah. Apakah cerah atau kusam, rileks ata tegang, gembira atau sedih, dan bercahaya atau pucat?
Gerak gerik tangan. Apakah ada gerak gerik tangan atau tidak ada?
Posisi duduk. Apakah rileks atau kaku, duduk condong mendekat atau menjauh, duduk dengan sopan atau tidak?
Anggukan kepala. Apakah ada anggukan kepala atau tidak ada.
Telapak tangan. Genggamannya hangat atau dingin, normal atau berkeringat.
Rambut. Apakah rapi atau kusut. Sesuai norma atau gaya rambut yang kurang sopan.
Menangis. Apakah ada tangisan atau tidak?
Pakaian. Apakah rapi atau tidak rapi, sopan atau tidak, dan bersih atau kotor?
Serta banyak hal lainnya yang perlu diperhatikan selama jalannya proses wawancara.
Kode Etik Dalam Wawancara
Informed consent subjek (persetujuan)
Kerahasiaan Subjek dan Data Subjek
Perlindungan terhadap keamanan dan kenyamanan
Penggunaan data hasil wawancara. Digunakan untuk kepentingan dan tujuan wawancara. Tidak ada penyimpangan terhadap penyalahgunaan hasil wawancara.
Interaksi Fisik dan Emosional. Menghindari atau menjaga interaksi fisik dengan klien agar tidak berlebihan/ sewajarnya saja.
Pedoman Wawancara
Berikut adalah contoh pedoman wawancara untuk Kontruk Psikologis: Konsep Diri
Definisi: Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah hubungan orang tua dan anak, dan penilaian pribadi terhadap diri sendiri (Mubina, 2020)
Faktor | Definisi Faktor | Pertanyaan |
Hubungan orang
tua dan anak |
Hubungan interpersonal yang
dimiliki oleh orang tua dan anaknya |
1. Bagaimana pandangan dirimu
terhadap figur ayah dan ibu? 2. Siapakah antara ayah dan ibu yang menurutmu paling dekat denganmu? 3. Apakah kamu merasa nyaman ketika berinteraksi dengan ayah/ibu? |
Penilaian pribadi | Kemampuan individu dalam memberikan penilaian terhadap diri sendiri | 1. Bagaimana kamu memandang
dirimu? mengapa demikian? 2. Apakah kamu merasa dirimu berharga? mengapa demikian? |
Demikian adalah artikel tentang workshop wawancara Psikologi. Pada kali ini, informasi artikel adalah tentang bahan atau materi dari workshop. Semoga artikel ini bermanfaat.