Memahami Kesehatan Mental. Belakangan ini, isu kesehatan mental sudah mulai diperhatikan oleh banyak pihak. Diaplikasikan dalam bidang pendidikan, industri di perusahaan, sampai ke permasalahan di rumah tangga. Pada artikel ini akan kami bahas, Seperti apa Self Awareness, Self Love, & Self Care yang tepat? Dan Apa Bedanya dengan Egosentris?
Memahami Kesehatan Mental
Kesehatan Mental belum menjadi isu yang populer di Masyarakat Indonesia.
Masalah kesehatan yang menjadi fokus kerja kementrian kesehatan RI hingga 2019 adalah STUNTING. Dan isu saat ini adalah pencegahan penyebaran COVID-19 jadi belum juga memberikan fokus pada kesehatan mental sebagai dampak dari dua hal tersebut.
Berikut adalah beberapa konsep salah tentang kesehatan mental:
- Tidak pernah berkonflik
- Selalu bahagia
- Selalu memiliki kehidupan yang aman dan tentram
- Gangguan jiwa adalah aib yang harus disembunyikan
- Gangguan mental merupakan peristiwa tunggal
- Datang ke psikolog/psikiater berarti sudah gila
Orang yang sehat mental bukan berarti dia tidak pernah sedih, atau berkonflik, dan mengalami stres. Orang dengan kesehatan mental yang bagus bisa mengalami banyak tekanan dari luar, tetapi dirinya mampu bersikap dan berpikir dengan baik dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Menurut WHO (2001), Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menghormati perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia.
Berkenalan dengan Kepribadian Sehat
Karakteristik Kepribadian Sehat secara umum
- Dapat terbebas dari gangguan psikologis dan gangguan mental berat.
- Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa kehilangan identitas
- Mampu mengembangkan potensi dan bakat
- Memiliki keimanan pada Tuhan dan berupaya untuk hidup sesuai ajaran-ajaran agama yang dianutnya.
- Memiliki nilai kebajikan dan berkehidupan sesuai dengan nilai-nilai tersebut
Konsep Kepribadian Sehat Menurut Teori Psikodinamika
- Mampu untuk mencintai & bekerja
- Memiliki ego strength
- Mampu melakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya
- Memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dengan lingkungan sosial
Tanda saat kita sedang Tidak sehat mental
5 tanda sedang tidak sehat mental
- Perubahan pola tidur dan makan
- Menarik diri dari teman, keluarga dan kegiatan
- Kehilangan energi
- Mudah terganggu dan perubahan suasana hati
- Kehilangan kinerja di sekolah atau di tempat kerja
Catatan penting: penyakit mental berdampak pada kesehatan fisik secara langsung dan tidak langsung. Penyakit mental sendiri berhubungan erat dengan kelelahan, dan kelelahan yang terus menerus dapat dengan mudah menyebabkan penurunan kesehatan fisik.
5 hal yang bisa di cek untuk tahu apakah kita sedang sehat secara mental
- Pola Makan
- Pola Tidur
- Keinginan untuk bersih diri dan olah raga
- Kebutuhan untuk berinteraksi secara sosial
- Mampu untuk Produktif (Sekolah, kuliah, kerja, keluarga, dan di masyarakat)
3 gangguan mental/psikologis yang sering muncul dan tidak disadari
- Stres yang tidak terselesaikan, berdampak pada munculnya Fase Depresi
- Gangguan Emosi. Kesulitan untuk mengelola emosi seperti kemarahan dan kebencian
- Gangguan Kecemasan. Merupakan Perasaan takut, prasangka, overthinking
Apa dampak dari tidak sehat mental?
- Perasaan tidak bahagia dalam hidup.
- Konflik dengan anggota keluarga.
- Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
- Terasing dari kehidupan sosial.
- Kecanduan rokok, alkohol, atau NAPZA.
- Keinginan untuk bunuh diri dan mencelakai orang lain.
- Terjerat masalah hukum dan keuangan.
- Rentan sakit akibat sistem kekebalan tubuh menurun.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga Kesehatan Mental? Yaitu penting bagi kita untuk mencintai diri sendiri, perhatian terhadap diri, dan memiliki self awareness.
Mari memahami kesehatan mental dengan cara berkenalan dengan konsep Self Awareness, Self Love, dan Self Care
Self Awareness
Kesadaran diri merupakan sikap yang berupaya memerhatikan pikiran, perilaku, perasaan yang kita miliki dan memahami dampaknya terhadap orang lain/lingkungan sekitar kita. Kesiapan pada setiap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan peristiwa internal dalam diri termasuk koginitif yang meliputi pikiran dan perasaan serta sensasi pada fisik, dan memori yang muncul.
Self awareness ini membantu kita untuk memahami diri kita seutuhnya termasuk membantu kita terampil dalam memunculkan reaksi terhadap peristiwa internal yang kita alami dan melakukan self love terhadap diri sendiri
Self Love
Berarti kita mau dan mampu menghargai, menghormati, dan memahami diri sendiri. Kita mencoba bersikap realistis dan jujur pada diri sendiri tentang kekurangan dan kekuatan kita, dan menjadi diri sendiri dengan nyaman.
Kita memahami apa yang sebetulnya kita butuhkan sebagai individu, bertindak berdasarkan kebutuhan kita, bukan berdasar pada keinginan yang mungkin sumbernya dari tuntutan lingkungan
Self Care
Self care adalah peduli dan melakukan perawatan dengan cara melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri, baik untuk fisik maupun psikis agar tetap bisa menjadi pribadi yang produktif dan positif.
Menyisihkan waktu untuk melakukan self care bisa membantu kita mengatasi stres, kekhawatiran, dan untuk sebagian orang, membantu mengontrol amarah.
Pilihan Cara yang bisa digunakan seperti, berjalan-jalan dan menghirup udara pagi, olahraga ringan, menulis, bermeditasi atau merasakan nafas. Hal-hal lain seperti tidur berkualitas, menemukan hobi, atau melakukan body care juga penting kita punyai. Kita perlu memiliki kesadaran untuk terus mengembangkan diri.
Setiap individu selalu memiliki kesempatan untuk berfungsi dalam meningkatkan level kesejahteraan psikologisnya (psychological well-being). Sadari, kehidupan kita tidak mungkin selalu mulus dan tanpa masalah.
Resiliensi
Sangat penting untuk mengajarkannya bagaimana memikul penderitaan yang tidak dapat dihindarkan
Resiliensi berarti kemampuan individu untuk beradaptasi dan tetap teguh saat berhadapan dengan situasi/pengalaman tidak menyenangkan
Kita perlu belajar untuk memiliki resiliensi dan berupaya mengembangkan diri untuk bisa mencapai kesejahteraan psikologis dan kesehatan mental.
Bagaimana Caranya? Diantaranya yaitu dengan mengasah keterampilan Komunikasi, Keterampilan mendengar aktif, berempati, komunikasi non-verbal, dan mampu bersikap asertif.
Menggunakan Humor sebagai resiliensi konflik. Humor mampu meredakan ketegangan dan membuat rileks tubuh. Reaksi humor yang tepat dapat membuat individu melupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan, dan berdampak pada reaksi emosi yang lebih positif. Kemampuan menangkap humor terutama tentang dirinya sendiri dapat menurunkan tingkat stres dan berdampak pada meminimalisasi munculnya gejala depresi
Membangun keterampilan mengelola konflik
Konflik tidak selalu menghadirkan perpecahan atau kerusakan hubungan interpersonal. Kemampuan melakukan resolusi konflik akan membantu individu untuk tetap mengelola dan mempertahankan hubungan interpersonal dan mungkin saja menjadi semakin memahami orang lain yang berada disekitarnya.
Kemampuan mengelola konflik perlu ditingkatkan dengan memiliki fleksibilitas dan kesadaran untuk terbuka terhadap pengalaman dan kebiasaan baru. Semakin fleksibel dalam berpikir dan punya banyak pengalaman, maka orang tersebut memiliki beberapa alternatif dalam menyelesaikan masalah yang muncul.
Terapkan Self Awareness, Self Love, dan Self Care
- Didorong oleh rasa cinta.
- Selalu mempertimbangkan diri sendiri dan orang lain sebelum mengambil keputusan.
- Tidak semata-mata memikirkan keuntungan atau kesenangan pribadi.
Demikian artikel singkat tentang, Memahami Kesehatan Mental. Artikel ini ditutup dengan statement dari sphancer, “kesehatan mental bukanlah tujuan, tetapi proses. Kesehatan mental tentang bagaimana anda mengendalikan diri.” Semoga artikel ini bermanfaat.