Proses wawancara merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Semua orang sudah mengenali, khususnya bagi pelamar pekerjaan. Dalam dunia industry, wawancara juga dikenal dengan istilah interview. Interview berasal dari kata enter/inter/intra yang berarti ke dalam, dan view yang berarti melihat. Jika digabung berarti melihat ke dalam, atau proses menilik ke dalam diri orang lain untuk melihat dinamika psikolgis dan penggalian informasi mendalam tentang diri seseorang tersebut.
Aktivitas wawancara tidak sama dengan aktivitas mengobrol, curhat, dan diskusi. Dalam proses wawancara, ada proses penggalian mendalam, dan menganalisa secara objektif data yang diterima. Sedangkan dalam pemahaman masyarakat, wawancara selalu dihubungkan dengan panggilan lamaran kerja, panggilan keterima masuk kuliah, atau talkshow yang ada di televisi. Padahal, wawancara lebih dari itu. Wawancara tidak hanya berkaitan dengan aktivitas, tetapi dihubungkan juga dengan metode atau cara penggalian informasi.
Bahkan di dalam psikologi, wawancara digunakan sebagai sumber penggalian data utama dalam penelitian kualitatif. Khususnya dalam penelitian kualitatif fenomenologi dan kualitatif deskriptif. Dari penelitian kualitatif tersebut, proses wawancara akan digali coding dan unit makna dan kemudian dicari analisa psikologisnya. Untuk memverifikasi metode wawancara, ada sumber data utama, yaitu subjek penelitian itu sendiri. Dan juga ada sumber data sekunder atau pendukung seperti keluarga, kerabat, teman dan lingkungan subjek penelitian.
Sehingga, dikarenakan pentingnya proses wawancara, setiap peneliti/ilmuwan psikologi perlu memiliki keahlian dalam mewawancara. Karena proses wawancara merupakan metode yang paling praktis dan mudah, dan tidak perlu persiapan membutuhkan alat tes psikologi. Wawancara bisa diaplikasikan untuk banyak hal, diantaranya untuk proses evaluasi kerja, seleksi, konseling klinis dan Pendidikan, dan lainnya selama berkaitan dengan proses penggalian informasi. Dalam kasus-kasus tertentu, proses wawancara merupakan satu-satunya metode yang bisa mengungkap informasi klien, dimana alat tes psikologi lainnya tidak bisa mengungkap.
Berikut video dari kami yang membahas tentang dasar-dasar wawancara psikologi yang bisa diakses di channel youtube deepa psikologi.
Bentuk-bentuk pendekatan tahapan wawancara dengan tujuan tertentu
Proses wawancara memiliki beberapa bentuk wawancara. Yaitu:
- Proses wawancara untuk menyampaikan informasi. Seperti untuk pemberian instruksi pekerjaan.
- Wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan/mengumpulkan informasi, seperti dalam survey, pooling, exit interview, dan interview riset.
- Wawancara digunakna untuk proses seleksi. Seperti dalam tahapan screening (seleksi awal), dan determinasi (penempatan karyawan).
- Proses wawancara untuk masalah perilaku pada klien. Seperti digunakan pada evaluasi, review (kilas balik pekerjaan), penilaian, correction, reprimind (teguran), dan pendisiplinan.
- Wawancara untuk menyelesaikan permasalahan pada klien. Seperti ditujukan pada complain, penerimaan keluhan dan saran, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya khusus.
- Proses wawancara untuk tujuan membujuk/ persuasi. Seperti pada saat penjualan jasa dan produk.
artikel lainnya, psikotes online
Model -model dalam pendekatan wawancara
Berikut adalah beberapa model pendekatan wawancara yang digunakan:
- Direct interview atau wawancara langsung. Metode ini dimana pewawancara mengontrol secara terus menerus jalanya wawancara dengan menggunakan daftar wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan model wawancara langsung ini adalah mudah dipelajari, menyediakan data yang bisa digunakan, memerlukan waktu yang lebih sedikit, bisa digunakan sebagai metode tambahan mengumpulkan data, dan dapat diulang-ulang. Sedangkan kekurangan model ini adalah kurang fleksibel, terbatas dalam variasi dan kedalaman mengenai topik, validitas informasi yang digali perlu dipertanyakan, serta beberapa berpotensi menimbulkan bias.
- Non-direct interview atau wawancara tidak langsung. Model ini dimana pewawancara memberikan rangsangan atau umpan kepada pelamar untuk berbicara, sehingga pewawancara memberikan pertanyaan yang berbeda untuk orang yang berbeda. Kelebihan model ini adalah interviewer lebih fleksibel dalam mengajukan pertanyaan, dan memberi kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai suatu topic. Sedangkan, kekurangan model ini adalah menghabiskan banyak waktu, membutuhkan kepakaan lebih pada interviewer, berpotensi menghasilkan data yang tidak dapat dikuantifikasikan, dan topik wawancara melebar kemana-mana.
artikel lainnya, jasa psikotes
Demikian adalah bahasan singkat kami tentang bentuk dan model pendekatan tahapan wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat.