Konseling dengan psikolog. Mengapa jika kita datang ke Psikolog untuk melakukan konseling psikologi terasa waktunya sangat singkat? Jika kita cek tidak terasa ternyata sudah 60 sampai 90 menit. Tetapi apa yang ingin kita sampaikan belum semua tersampaikan. Terasa waktu sangat singat. Mengapa tidak bisa diperpanjang sesi konseling? Sehingga kita harus balik lagi seminggu kemudian. Mengapa sesi selanjutnya tidak bisa besok atau lusa? Mengapa harus seminggu atau dua minggu lagi?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu muncul pada kita jika mengikuti sesi konseling dengan psikolog. Terkadang permasalahan yang kita rasakan sangat penting dan tidak bisa ditunda sampai minggu depan. Ingin segera datang ke psikolog untuk menceritakan masalah agar lega di dada, ingin mendapat tempat bercerita. Atau ingin dibantu perspektif solusinya. Berikut akan kami berikan alasan mengapa konsultasi ke psikolog perlu dibuat beberapa sesi. Dan satu sesi dibatasi hanya 60-90 menit saja.
Konseling dengan psikolog bukanlah proses yang instan
Mengatasi permasalahan psikologis kita bukanlah proses yang instan. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah psikologis kita hanya dengan datang sekali saja ke psikolog. Untuk gangguan fisik yang jelas terlihat saja, kita bisa datang beberapa kali ke dokter. Mengikuti pengobatan bahkan selama beberapa bulan dan tahun. Rutin minum obat sehari tiga kali. Dan melakukan pantangan makan atau aktivitas tertentu selama beberapa bulan.
Begitu juga dengan permasalahan psikologis. Terkadang permasalahan psikologis yang kita rasakan itu muncul karena endapan permasalahan bertahun-tahun. Bisa jadi karena traumatis masa kecil, kesalahan pola asuh selama belasan tahun yang kita rasakan, atau kecemasan, konflik, ketakutan-ketakutan yang lama kita rasakan. Sehingga, tentu saja tidak sebentar waktu yang dibutuhkan untuk datang ke psikolog.
Semakin dalam dan banyak luka batinmu, semakin banyak sesi konseling yang harus kamu ikuti. Bahkan, dalam beberapa kasus perlu dirujuk atau dikolaborasikan dengan psikiater untuk mendapatkan obat. Agar proses treatment bisa berjalan lebih efektif.
Datang ke Psikolog Tidak Cukup Sekali, Luka batinmu Terlalu Dalam dan Banyak!
Proses panjang konseling untuk membantu permasalahan psikologis tersebut tidak bisa diselesaikan dalam satu waktu. Karena beratnya permasalahan psikologis dan karena alasan kedua. Yaitu,
Mendampingi klien menyelesaikan permasalahan psikologis itu melelahkan
Pernahkah kamu mendengarkan temanmu curhat selama satu jam saja? Dengarkan dengan seksama dan jangan menginterupsi dan menghakimi, tahan ego dirimu selama sejam. Bagaimana rasanya… melelahkan bukan? Psikolog dalam satu hari, bisa beberapa kali bertemu dengan klien. Bisa 2,3,4, bahkan 5 kali bertemu dengan klien. Harus konsentrasi dengan permasalahan-permasalahan klien.
Melelahkan bisa jadi karena kamu bukanlah klien pertama yang ditemui oleh psikolog. Dia sudah capek dengan klien pertama dan kedua. Belum sempat meredakan pikiran dari klien sebelumnya. Bisa jadi permasalahan klien pertama masih membebani pikiran psikolog. Jadi psikolog butuh istirahat sebentar.
Melelahkan bisa jadi karena masalahmu terlalu berat, sehingga mendampinginya juga melelahkan. Sudah berat masalahmu tetapi dirimu susah untuk di arahkan psikolog. Ada ‘tembok’ yang membuat dirimu tidak mudah untuk diselesaikan. Ingin sembuh tetapi tidak tergerak untuk sembuh, tidak ada action nyata. Atau kamu tidak mudah terbuka dengan orang. Sehingga masalahmu sebenarnya bukan disana, tetapi muter-muter ke masalah lain. Psikolog akan kelelahan untuk menggali sumber masalah yang sebenarnya.
Melelahkan karena 1 jam itu waktu yang lama
Proses membangun kepercayaan klien itu susah
Sebagian besar orang tidak terbiasa bercerita masalah pribadinya ke orang lain yang tidak dikenal. Kita tidak mengenal psikolog secara pribadi diawal bertemu dengannya. Sehingga muncul perasaan canggung dan malas bercerita. Ada perasaan takut, malu, tidak ingin masalahnya diketahui oleh orang lain.
Bahkan dalam beberapa kasus, permasalahan klien berhubungan dengan aib dan kasus kriminal. Misalnya kejadian menggugurkan kandungan, klepto atau perilaku suka mencuri, ketertarikan sesama jenis, perselingkuhan, kecanduan narkoba, dan free seks. Beberapa klien psikolog adalah publik figur, seperti anggota dewan daerah, artis, ketua organisasi tertentu. Sebagian lagi kasus klien yang sangat introvert, tidak pernah terbuka berbicara masalah pribadinya ke orang lain.
Tentu membangun kepercayaan atau trust, merubah kebiasaan orang yang tidak mau terbuka, meyakinkan orang lain bahwa aman berbicara ke psikolog adalah upaya yang susah. Tahapan ini disebut ‘membangun raport’. Setiap psikolog diawal sesi konseling pasti harus melalui tahap ini. Bahkan tahap ini bisa menghabiskan satu sesi konseling sendiri.
Baca Juga: Manfaat Utama Psikologi Konseling Secara Ilmiah
Ada tahapan yang harus dilalui dalam setiap konseling
Alasan sebelumnya yaitu proses membangun kepercayaan klien adalah salah satu tahapan dari serangkaian konseling dengan psikolog.
Tahapan selanjutnya adalah proses penggalian masalah klien. Ketika Klien mengeluh stres, susah tidur, tetapi itu bukan masalah utama. Bisa jadi masalahnya ada di sumber kerjaan. Ketika di gali di sumber kerjaan ternyata ada lagi akar masalahnya, ternyata pekerjaan bermasalah karena konflik keluarga mengganggunya dalam bekerja. Ketika digali konflik keluarga, ternyata sumber masalah berasal dari traumatis masa kecilnya dimana dia melihat bapak dan ibunya bercerai. Sehingga perceraian orangtuanya di masa kecilnya membawa perspektif negatif tentang pernikahan dan interaksi suami istri.
Menyelesaikan permasalahan klien tidak di akar masalah hanya akan membuat permasalahan lain muncul. Atau membuat klien mengulang lagi permasalahan yang lama. Terkadang klien tidak menyadari sumber masalah utamanya. Terkadang klien menyadari, tetapi menyangkal, masih ada ego atau ketidaknyaman ketika psikolog mengarahkan pada permasalahan dasar. Jadi klien muter-muter topik pembicaraannya pada masalah lainnya. Terkadang ada penyangkalan dari klien bahwa masalah sebenarnya bukan di bahasan tersebut.
Setelah tahapan penggalian masalah utama klien didapatkan. Tahapan selanjutnya adalah proses terapi. Terapi bisa dilakukan dengan mengangkat ketidaksadaran untuk diselesaikan. Atau bisa berupa membiasakan klien dengan pola pikir dan aktivitas baru. Sehingga psikolog perlu memberikan tugas baru setiap minggunya untuk terus dilakukan klien. Proses terapi ini bisa dilakukan selama beberapa sesi konseling. Setelah tahapan ini selesai, dilanjutkan ke proses terminasi. Proses menutup terapi, mengajarkan klien untuk melakukan self healing baru, membuat klien menemukan insight, dan solusi baru.
Ada tugas yang harus dikerjakan klien
Sesi konseling terpaksa harus berlanjut minggu selanjutnya karena ada tugas yang harus dikerjakan oleh klien. Psikolog bisa memberikan tugas ke klien atau mengarahkan klien untuk membuat tugasnya sendiri. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan sesi terapi untuk melancarkan tahapan konseling. Seperti misalnya dalam terapi pasangan. Pihak suami diberikan tugas tertentu kepada istrinya. Dan sebaliknya pihak istri diberikan tugas tertentu ke suaminya. Tugas tersebut dilakukan setiap hari dan akan dievaluasi oleh psikolog di sesi selanjutnya minggu depan.
Jadi, penyelesaian permasalahan klien tidak hanya dilakukan di ruang konseling. Tetapi harus dipraktikkan di aktivitas sehari-hari. Tugas bisa berupa melakukan aktivitas tertentu atau merubah pemikiran jika kejadian yang tidak mengenakkan dialami oleh klien muncul.
Daftar panjang antrian klien psikolog
Sadari yang punya masalah psikologis bukan hanya dirimu. Jadi, akan banyak orang yang mendaftarkan untuk mengikuti sesi konseling dengan psikolog. Bisa jadi sesi konseling denganmu harus ditutup hari itu karena point/inti sudah didapatkan. Namun juga di belakangmu sudah ada klien baru yang mengantri masuk ke ruang konseling. Mereka juga terburu-buru untuk menyelesaikan masalah psikologisnya. Mereka juga terburu-buru ingin bertemu dengan psikolog sama seperti dirimu. Bisa jadi sesi selanjutnya diberikan psikolog minggu depan atau dua minggu sekali karena selama minggu itu, daftar konseling psikolog juga padat.
Baca Juga: Gunakan Jasa Konsultan Psikologi Untuk Individu Disini
dan 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online
Sesi waktu konseling sudah menjadi standar
Jika kamu konseling dengan psikolog manapun yang terdaftar HIMPSI, metodenya sudah terstandarisasi. Begitu juga dengan waktu sesi konseling. Waktu konseling sudah diuji dan di-riset kan oleh lembaga profesi sebagai waktu yang tepat. Tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Waktu yang efektif untuk menyelesaikan sesi konseling.
Dengan kesadaran keterbatasan waktu, klien dan psikolog akan berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Psikolog dan klien akan memanfaatkan yang dimiliki untuk mencapai tujuan dari dari konseling. Jika tidak diberi batasan waktu, maka pembicaraan menjadi tidak fokus, tidak mencapai target yang dituju, dan membuat kerja psikolog tidak profesional.
Selain itu psikolog juga memiliki tugas tambahan di luar sesi konseling. Psikolog masih harus mengerjakan laporan hasil pemeriksaan psikologi yang berisi analisis dan diagnosis hasil psikologis yang kamu alami.
Untuk menjadi psikolog juga harus kuliah sampai S2 dengan dua gelar. Profesi dan magister. Jadi secara pendidikan, psikolog khususnya dibidang klinis sudah terlatih untuk mengadakan sesi konseling. Setiap teori, metode, teknik dasar dan terapi sudah dipelajari psikolog. Termasuk penggunaan waktu efektif dalam proses konseling.
Karena Psikolog Juga Manusia
Alasan terakhir untuk menjawab, Kenapa konseling dengan psikolog Cuma sebentar? maka jawabannya adalah psikolog juga manusia. Psikolog ada aktivitas lain sebagaimana orang pada umumnya. Ada tanggungjawab sebagai anak bagi orangtua yang sudah lansia. Psikolog punya tanggungjawab dengan keluarga. Berinteraksi dengan anak-anak. Berbakti ke suami. Mengurus kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan baju. Tidak jarang psikolog terlibat dengan kegiatan profesional lainnya seperti sebagai dosen, ikut aktivitas asosiasi psikolog klinis, dan aktivitas kemasyarakatan lainnya. Untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, psikolog membutuhkan waktu pribadinya.
Sekian, semoga ulasan tentang “Kenapa konseling dengan psikolog Cuma sebentar” ini cukup membantu.
Baca juga, 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online untuk Perusahaan