Psikolog berbeda. Sebagian besar masyarakat Indonesia jika ada masalah datang ke tokoh rohaniawan. Bertanya tentang apakah cara tertentu boleh dilakukan atau tidak. Melakukan ritual atau amalan tertentu untuk bisa lepas dari masalah. Melakukan doa-doa untuk mendapatkan kebahagiaan dan jauh dari masalah. Hal-hal di atas tidak salah. Malah bagus dengan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mendapatkan ketrentaman batin.
Hal ini sangat berbeda ketika seseorang mencoba datang ke psikolog atau konselor. Banyak yang mengira dengan datang ke psikolog maka mereka akan mendapatkan petuah, kata-kata mutiara, informasi yang harus dan tidak boleh dilakukan. Kenyataannya, psikolog dan konselor menggunakan cara/metode yang berbeda dengan tokoh rohaniawan.
Hal ini karena dalam konsep psikologi, tidak ada kitab suci yang mengatur kehidupan seseorang. Dalam psikologi dikenal dengan istilah ‘individual differences’. Dimana setiap manusia unik, tidak ada yang sama.. begitu juga dengan segala permasalahan dan upaya mengatasi permasalahannya. Secara profesional, seharusnya psikolog tidak boleh memberikan saran yang subjektif. Orang yang datang ke psikolog juga tidak selalu orang yang sedang mengalami masalah dan butuh nasihat.
Psikolog memiliki banyak tugas
Konseling dibangun dari tujuan kenapa klien itu datang. Ada klien yang datang hanya ingin untuk didengarkan saja. Setelah didengarkan maka dia akan lega. Sebagai katarsis. Ada yang datang membutuhkan psikolog sebagai saksi ahli, menjadi pihak penengah yang menilai secara objektif. Psikolog dianggap sebagai pihak netral yang tidak berkepentingan dalam sebuah kasus dan konflik. Psikolog dibutuhkan untuk membantu proses terapi, mengatasi trauma klien.
Dalam banyak hal, psikolog dibutuhkan tidak berkaitan dengan konseling. Bisa untuk pemetaan potensi, minat bakat, menjadi asesor untuk melihat kompetensi seseorang, dan sebagai pemateri keilmuan psikologi.
Baca juga, 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online untuk Perusahaan
dan Cara Daftarkan Diri Psikologi Konseling Untuk Individu
Psikolog sebagai Profesi Legal
Psikolog merupakan pekerjaan profesi, seperti notaris, dan pengacara.Di bidang psikologi klinis, psikolog bisa seperti dokter, perawat yang dapat didaftarkan di dinas kesehatan. Sehingga secara legal, posisi psikolog diakui secara hukum sebagai jabatan profesi dimana ada surat ijin praktik psikolog (SIPP), kode etik patuh terhadap profesi, dan surat jenjang patuh pada profesi. Hal ini berbeda dengan posisi rohaniawan yang sebagian besar tidak diperlukan gelar dan legalitas profesi.
Psikolog Bukan penceramah
Psikolog berbeda dengan motivator. Informasi yang disampaikan oleh motivator bersifat umum, seperti semangat bekerja, jangan malas, dan cara bangkit dari keterpurukan. Psikolog bukanlah motivator yang banyak bicara. Psikolog harus lebih banyak mendengarkan. Membantu mencari sumber permasalahan dan menyelesaikan masalah pribadimu secara spesifik. Dengan begitu, psikolog dapat membantumu memahami hubungan antara pikiran, perasaan, stimulus respon, dan pengaruhnya ke perilakumu. Sehingga, motivasi dari psikolog seringkali berupa membantumu mengenali dirimu sendiri. Membantumu menemukan merefleksikan kata-katamu sendiri yang akan menguatkanmu.
Aktivitas Psikolog berbeda dengan aktivitas tausiyah atau khotbah jumat dimana hanya ada interaksi satu arah. Pendengar dilarang berbicara. Dalam proses konseling, ada hubungan dan komunikasi dua arah. Bahkan ada moment dimana klien lebih banyak berbicara. Kemudian psikolog menggali informasi, menganalisa, dan membantu mencarikan alternatif solusi.
Baca Juga: Gunakan Jasa Konsultan Psikologi Untuk Individu Disini
dan 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online
Konseling Rogerian
Ada salah satu teknik yang sering dipakai oleh psikolog, yaitu metode Rogerian. Dimana prinsipnya adalah Client-Centered Therapy. Metode teknik konseling yang fokus memberikan perhatian dan membantu klien menemukan kebaikan dasar mereka untuk membantu pemahaman mengenai diri mereka. Psikolog menganggap klien sebagai orang yang lebih paham terhadap masalahnya sendiri. Sehingga, psikolog memandu klien mencari jawaban sendiri atas solusi masalahnya. Psikolog hanya menemani dan mengantar klien ke arah pemecahan masalahnya sendiri. Tentu teknik ini efektif bagi sebagian klien dengan kemampuan kognitif yang bagus.
Psikolog melakukan sesi terapi psikologi
Profesi Psikolog tidak seperti dokter atau psikiater yang menggunakan pendekatan obat untuk mengatasi permasalahan psikis. Psikolog juga berbeda dengan rohaniawan dimana pendekatan mengatasi masalah dengan doa-doa dan amalan harian, perintah untuk bersabar, bersyukur, dan berdoa. Metode traitment yang digunakan psikolog setelah masalah klien tergali adalah dengan menggunakan terapi psikologi.
Diantara terapi yang sering dilakukan psikolog adalah hipnoterapi, CBT, innerchild, terapi interpersonal, terapi psikodinamik, behaviorisme, terapi seni, psikoedukasi, daan masih banyak lagi.
Psikolog mendampingi permasalahan sosial klien
Psikolog membantumu memperbaiki pola komunikasi dengan orang tua. Memperbaiki persepsi sosial terhadap orang lain yang membentuk pola pikirmu saat ini. Mengurangi berburuk sangka dan curiga ke orang lain, dengan merubah ke persepsi yang lebih baik.
Dalam konseling pernikahan, psikolog menjadi pihak netral sebagai penengah konflik pasangan. Psikolog membantu menemukan titik tengah solusi suami istri, anak dan orangtua, dan sesama saudara.
Psikolog membantu klien dalam menyelesaikan masalah sosial antara diri klien dengan tetangga, dan rekan kerja. Bagaimana agar klien bisa bekerja sama dengan baik ke pimpinan, bawahan, dan rekan sesama.
Psikolog Berfokus Mengatasi Negative Core Belief Klien
Negative core belief merupakan pemikiran, prasangka, keyakinan negatif akan kualitas diri kita. Pemikiran negatif bisa ke diri kita sendiri, maupun ke luar diri kita. Berpikir negatif ke diri sindiri akan merusak kepercayaan diri kita. Dan berpikir negatif ke luar akan menimbulkan konflik dan ketidaknyamanan berinteraksi dengan orang lain. Banyak sekali orang datang ke psikolog dengan permasalah depresi dan kecemasan karena mereka memiliki negative core belief yang tidak disadari.
Demikian merupakan beberapa hal terkait kompetensi psikolog dan domain/ wilayah kerja psikolog yang menjadikannya berbeda dengan profesi lainnya termasuk tokoh rohaniawan. Semoga artikel tentang “Kenapa Psikolog berbeda dengan tokoh Rohaniawan dan profesi lainnya” ini bermanfaat.
Baca Juga: Manfaat Utama Psikologi Konseling Secara Ilmiah