Altruisme : Mengapa Kita Mau Menolong Orang Lain? Perbuatan menolong antar sesama manusia sejatinya merupakan hal yang positif. Dalam psikologi, perbuatan ingin menolong orang lain disebut sebagai altruisme. Menurut Myres, altruisme merupakan sifat atau hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirikan kepentingan diri sendiri.
Lalu, yang menjadi pertanyaan, mengapa kita mau menolong orang lain ? Beberapa teori dalam psikologi sosial mencoba menjawab pertanyaan tersebut, diantaranya adalah :
Teori Altruisme berdasarkan aliran psikologi
-
Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, latar belakang seseorang ingin menolong orang lain karena dibiasakan oleh masyarakat untuk menolong dan bagi perbuatan tersebut biasanya masayarakat memberikan positive reward. Misalnya, pujian, ucapan terimakasih, dll.
-
Social Exchange Theory
Social Exchange Theory pada dasarnya adalah teori sosial ekonomi. Jadi, tindakan menolong yang dilakukan seseorang sudah dipertimbangkan untung dan ruginya. Bukan hanya dalam arti material atau finansial tapi juga dalam bentuk psikologis seperti perhatian, pelayanan, status, penghargaan, kasih sayang, dll. Oleh karena itu, biasanya seseorang akan lebih tertarik untuk menolong orang yang disukai atau yang menarik bagi dirinya.
Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri
dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional
-
Teori Empati
Seseorang dapat dikatakan memiliki empati ketika ia mampu ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri. Dalam teori empati, focus usaha menolong terletak pada penderitaan orang lain, bukan pada penderitaannya sendiri, karena dengan terbebasnya orang lain dari penderitaan maka ia akan terbebas juga dari penderitaannya.
-
Teori Norma Sosial
Menurut teori norma sosial, seseorang menolong karena diharuskan oleh norma-norma masyarakat. Dimana ketika kita sudah ditolong orang lain, maka kita seperti memiliki kewajiban untuk berbalas jasa. Tak hanya norma sosial, ekspektasi dari masyarakat juga berpengaruh dalam hal ini.
Baca artikel lainnya, Tips Memilih Jasa Konseling yang Tepat
dan Tanda Anda Butuh ke Psikologi Konseling
-
Teori Evolusi
Menurut teori evolusi bahwa seseorang punya kecenderungan membantu saudara sendiri karena landasan hubungan genetik. Menurut teori ini, altruism terhadap kerabat dekat terjadi untuk memastikan keberlangsungan faktor genetik.
Meskipun orang dengan sifat altruisme tidak mengharapkan imbalan atau pamrih, namun secara kognitif ada ekspektasi yang ikut terlibat. Contohnya ketika seseorang melakukan tindakan altruisme untuk mengusir perasaan negatif atau merasa empati terhadap orang tertentu.
Para filsuf dan psikolog sejak dulu berdebat apakah ada sifat altruisme yang benar-benar tulus? Ternyata, di balik altruisme pun tetap ada “kepentingan” yang mendorong seseorang melakukan kebaikan untuk orang lain.
Contohnya banyak orang yang merasa perasaannya tidak enak, maka ia akan melihat ke luar dan membantu orang lain. Dengan fokus pada kebutuhan orang lain, maka perasaan cemas atau tidak enak tidak bisa perlahan menghilang.
Selain itu, tindakan altruisme terkadang juga dilakukan untuk memunculkan rasa bangga, puas, atau berharga. Artinya, tetap saja ada kepentingan yang mendasari mengapa seseorang ingin menolong orang lain. Hanya saja, caranya berlawanan dengan sifat egois.
Altruisme : Mengapa Kita Mau Menolong Orang Lain?
Demikian artikel singkat dengan tema ‘Altruisme : Mengapa Kita Mau Menolong Orang Lain ?’ Semoga bermanfaat.
Sumber Referensi : Sarlito Wirawan Sarwono. 2002. Psikologi Sosial; Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
Baca artikel lainnya, Kenapa Konseling dengan Psikolog Cuma Sebentar?