Memahami Problematika Remaja. Setiap manusia memiliki tahapan fase perkembangan, mulai dari masa kanak-kanak, masa dewasa dan lanjut usia. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Setiap fase usia memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari fase-fase pertumbuhan yang lain. Demikian pula dengan fase remaja, memiliki ciri-ciri yang berbeda dan karakteristik yang berbeda pula dari fase kanak-kanak, dewasa dan tua. Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson dalam Djiwandono, 2002).
Selain itu Pola-pola hubungan sosial mulai berubah. Menyerupai orang dewasa muda, remaja sering merasa berhak untuk membuat keputusan sendiri. Dengan kata lain, anak remaja seringkali merasa bisa membuat keputusan sendiri sedangkan secara psikologis dirinya belum benar-benar siap untuk menerima konsekuensi dari keputusan yang diambil. Adapun menurut Blos (1989) hampir sebagian besar remaja mengalami suatu konflik emosi.
Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan baik tetapi untuk sebagian lainnya kekacauan emosi menjadi bumerang yang bisa memunculkan masalah-masalah remaja. Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah kenakalan remaja dan mayoritas yang mengalami kenakalan remaja adalah laki-laki.
Anak-anak yang mengalami kenakalan remaja biasanya memiliki prestasi rendah dan diberi dukungan oleh kelompok bermain atau teman sebayanya. Penyebab terjadinya kenakalan remaja sangatlah kompleks, yang berarti satu sebab bisa berpotensi menimbulkan sebab yang lain. Secara psikologi, kenakalan remaja wujud daripada konflik yang tidak diselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak, sehingga fase remaja gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya. Dengan demikian, remaja yang tidak menyelesaikan fase perkembangan di masa kanak-kanak dengan baik akan rentan mengalami kenakalan remaja.
Adapun jenis-jenis kenakalan remaja adalah sebagai berikut :
-
Pertentangan dan pemberontakan
Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional. Remaja suka memberontak dan idealis kadang-kadang ketegangan-ketegangan sering terjadi dengan menantang orangtua, guru dan orang-orang yang ada di sekitar mereka. dengan gagasan-gagasannya yang kadang berbahaya dan kaku.
-
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya seperti tawuran, merokok, mencoba minuman keras, membolos, mengucapkan kata-kata kasar, memakai pakaian yang mencoolok, bermalas-malasan, membuat model rambut yang sembarangan, dan lain-lain.
Berbagai perilaku kenakalan remaja masih sangat fenomenal dan terus berkembang di masyarakat sehingga bisa menyebabkan keresahan. Orangtua dari remaja nakal atau bermasalah cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya, menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua terhadap remaja. Kondisi demikian menyebabkan anak remaja rentan mengalami konflik dan melakukan perilaku menyimpang. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman dan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, peran orang tua dan lingkungan sekitar sangatlah penting pengaruhnya bagi anak-anak remaja agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja. Menciptakan keluarga yang harmonis dan memberikan rasa aman tentu dapat membantu mengurangi angka terjadinya kenakalan remaja.