admin Tidak ada komentar

Memahami Kesehatan Mental dan Self Love Sebagai Salah Satu Terapinya

Deepapsikologi.com — Berbicara tentang kesehatan mental, sebelumnya mari kita sedikit ulas terlebih dahulu penjelasan mengenai apa itu sehat dan kesehatan mental. Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah.

Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis.

 

Memahami Kesehatan Mental

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Singkatnya ialah bahwa orang yang bermental sehat adalah orang yang menguasai dan mengatasi segala faktor perasaan dalam hidupnya. Sehingga tidak menimbulkan gangguan jiwa, neurosis maupun psikosis.

 

Selama ini masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai kesehatan mental yang keliru, antara lain gangguan mental :

  1. Adalah herediter/diturunkan
  2. Tidak dapat disembuhkan
  3. Muncul secara tiba-tiba
  4. Merupakan aib/noda bagi keluarga dan lingkungannya
  5. Merupakan peristiwa tunggal
  6. Seks merupakan penyebab munculnya gangguan mental
  7. Kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu saja
  8. Datang ke psikiater hanya untuk orang gangguan jiwa
  9. Kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”. Kesehatan mental dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi, pasrah dan lain sebagainya.

 

Memahami kesehatan mental tak pernah lepas dari penjelasan bahwa seseorang dapat dikatakan sehat mental ketika ia dapat melakukan adaptasi dan penyesuaian diri. Di era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi ini, banyak perubahan dalam proses kehidupan sosial masyarakat saat ini. Banyaknya aplikasi-aplikasi yang memudahkan kita dalam banyak hal. Kini membuat masyarakat banyak menyisihkan waktu senggangnya untuk masuk kedalam dunia aplikasi tersebut. Dalam setiap hal, tentu saja ada sisi positif maupun negatifnya.

 

Era Digitalisasi Menyumbangkan Gaya Hidup dan Tekanan Hidup Baru

 

Seperti kita ketahui bahwa dengan pesatnya perkembangan dunia internet, digital maupun teknologi semakin mempermudah proses-proses kehidupan sosial seperti komunikasi, berekspresi, berdiskusi, mencari informasi serta lainnya. Namun, besar pula sisi negatif dari perkembangan yang terjadi ini, terutama dalam dunia internet yang setiap orang bisa melakukan banyak hal atas keinginannya sendiri. Penyebaran berita tidak benar atau hoax, komentar-komentar negatif, hatespeech, dan yang paling sering terjadi juga bullying. Fenomena ini menjadikan seseorang dapat merasa cemas, sedih bahkan depresi hingga yang paling parah ialah bunuh diri (seperti kasus Sulli dan Goo Ha-Ra artis K-Pop) akibat dampak negatif tersebut.

 

Dengan pesatnya perkembangan dunia digital saat ini, isu kesehatan mental selalu muncul hampir setiap hari dalam berbagai media, seperti artikel, jurnal, berita daring, narablog serta unggahan-unggahan dari berbagai akun dalam berbagai media daring. Banyak sekali akun-akun yang aktif mengunggah konten-konten yang termasuk dalam bidang kesehatan mental, baik dari media instagram, twitter, facebook hingga youtube.

pentingnya kesehatan mental

pentingnya kesehatan mental

Adanya Ajakan Kesadaran Kesehatan Mental melalui Jejaring Sosial

Isi dari unggahan konten tersebut cukup menarik, dari yang menjelaskan istilah-istilah kesehatan mental hingga ajakan-ajakan atau mengkampanyekan isu kesehatan mental. Seperti peringatan hari kesehatan mental se-dunia, peringatan hari anti kekerasan, peringatan hari anti bunuh diri dan masih banyak lainnya. Dampaknya, kini masyarakat awam mencari tahu dan mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental. Kini, psikolog dan psikiater banyak dicari oleh masyarakat, sebab masyarakat saat ini sudah tidak lagi memandang isu kesehatan mental sebagai hal yang buruk dan dapat disembuhkan dengan cara-cara tradisional seperti dijampi-jampi atau di rukiah.

 

Namun, ada juga dampak yang kurang baik dengan mudahnya akses informasi mengenai kesehatan mental saat ini, tak sedikit masyarakat yang melakukan self diagnose atas dasar apa yang ia alami dan dirasakan relate dengan penjelasan atau arti dari gangguan kesehatan mental yang ada di media daring. Padahal, yang berhak memberi diagnosis seseorang dikatakan mengalami gangguan mental adalah tenaga ahli, yaitu psikolog atau psikiater. Sebenarnya kini sudah banyak akses untuk menemui psikolog atau psikiater. Bahkan kini sudah masuk hingga ke lingkungan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Maka dari itu, kita perlu bersama-sama untuk saling mengingatkan, membantu dan menguatkan terhadap orang-orang di sekitar megenai kesehatan mental ini.

Dewasa ini juga, isu kesehatan mental sudah tak lagi menjadi hal yang tabu dan kurang diminati untuk dijadikan bahan obrolan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Belakangan ini, berita kematian beberapa artis K-Pop akibat bunuh diri serta booming nya film “JOKER” yang mengangkat isu-isu kesehatan mental menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat awam. Baik melalui obrolan santai, dalam ruang diskusi maupun di media daring. Yang lebih menarik, kini isu-isu kesehatan mental sudah masuk ke ranah musik.

 

Upaya Self Love untuk Mendapatkan Kesehatan Mental

Beberapa musisi bermunculan dengan menciptakan album yang mengandung tema kesehatan mental. Seperti Kunto Aji dengan album “mantra-mantra” nya serta Baskara Putra atau sering disebut Hindia dengan album “menari dengan bayangan” nya. Selain isu kesehatan mental, dua album tersebut juga mengajak para pendengar nya untuk mencoba menikmati proses, berdamai dengan masa lalu dan ajakan untuk lebih mencintai diri sendiri atau yang biasa disebut self-love. Dua album itu sedang banyak didengarkan oleh berbagai kalangan. Terutama orang-orang yang mungkin relate dengan lagu-lagu dari kedua album tersebut.

Bicara tentang self-love tentunya banyak hal yang dapat dilakukan agar kita lebih mencintai diri sendiri. Misalnya seperti menonton film di bioskop sendiri, membaca buku, olah raga teratur. Contoh lain seperti manajemen waktu dalam berselancar di dunia maya, memaafkan masa lalu dan kesalahan yang telah lalu dan masih banyak lainnya. Tidak hanya tentang itu, untuk mecapai tujuan bisa sampai mencintai diri sendiri, banyak hal lain yang perlu dilakukan juga. Seperti mengontrol diri, meregulasi diri, keinginan untuk berkembang, fight dalam setiap permasalahan yang pada akhirnya semua yang dilakukan itu akan merujuk pada self-love itu sendiri.

Apalagi ketika masuk ke ruang media sosial, akan banyak sekali hal-hal yang tidak kehendaki dan inginkan dapat terjadi. Kita harus pintar-pintar mengontrol diri terhadap segala hal yang ada di media sosial. Banyak sekali hal, post atau konten toxic yang bisa saja men-trigger diri kita sendiri. Sehingga dapat membuat kita stres dan mendapat masalah baru hanya karena sebuah post atau konten.

 

Tips untuk Belajar Mencintai Diri Sendiri

Ada beberapa tips dari penulis mengenai cara penulis dalam mencintai diri sendiri pada era digital dan moderen yang akan penulis bagi kan dalam artikel ini. Tips yang Pertama dengan mengurangi penggunaan aplikasi media sosial seperti instagram, facebook dan twitter. Biasanya, dengan berlama-lama dalam aplikasi tersebut dapat membuat kita larut hingga terkadang lupa waktu.

Kedua ialah mengurangi melihat story orang-orang yang kita ikuti akunnya. Terkadang, akan ada perasaan iri, penasaran bahkan curiga atas apa yang orang lain lakukan saat kita sering melihat apa yang orang lain lakukan dalam story itu.

Ketiga ialah perbanyak membaca buku. Dengan membaca buku, pikiran akan lebih terfokus pada apa yang dibaca daripada memikirkan hal lain. Tips yang Keempat ialah mencari teman yang mampu diajak berdiskusi baik diskusi ringan, candaan hingga pembahasan yang memerlukan keseriusan. Kita pasti membutuhkan orang-orang yang support dalam kehidupan sehari-hari selain keluarga. Kelima ialah olahraga secara teratur. Tentunya, mencintai diri tak hanya rohani saja, kesehatan jasmani juga tak kalah pentingnya sebagai penunjang seseorang menjadi sehat mental.

Beberapa tips diatas sudah penulis lakukan hingga saat ini. Semoga tips yang penulis bagikan bisa menjadi referensi ataupun motivasi bagi pembaca. Yang terpenting ialah, setiap orang mempunyai cara masing-masing dan unik dalam memperlakukan dirinya sendiri. Hanya perlu perbanyak action dari setiap rencana yang dibuat serta konsistensi tentunya. Harapannya ialah kita semua bisa menjadi agent of change bagi diri kita sendiri khususnya. Setelah itu kita diharapkan dapat menjadi agent of changeuntuk orang-orang di sekitar kita. Semangat!

 

 

_________

Ditulis Oleh Raka, Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang