admin Tidak ada komentar

Kompetensi Berprestasi untuk Mencapai Target Kerja Meliputi Merencanakan dan Mengimplementasikan

Kompetensi berprestasi. Dalam bidang asesmen psikologi, perlu diukur banyak aspek kompetensi berikut dengan dimensi dan perilaku yang muncul. Salah satu komponen yang diukur dalam tes uji kompetensi psikologi yaitu kompetensi berprestasi. Dalam kamus spencer, termasuk dalam ACH, yaitu Achievement And Action. Yaitu kemampuan dalam merencanakan dan mengimplementasikan.

Kompetensi Berprestasi untuk Mencapai Target Kerja

Kompetensi Berprestasi untuk Mencapai Target Kerja

Kompetensi Berprestasi menurut Spencer and Spencer

Semangat berprestasi untuk mencapai target kerja (Achievement Orientation, Ach) yaitu derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya, sehingga orang tersebut terdorong berusaha untuk bekerja dengan lebih baik atau diatas standar.

Achievement Orientation mencakup dalam bekerja untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh manajemen, menetapkan dan bertindak dalam meraih sasaran diri sendiri dan orang lain, pengoptimalan dalam penggunaan sumber daya, dan fokus pada perbaikan, serta melakukan perhitungan terhadap resiko enterpreneurial.

 

Terdapat tiga dimensi berkaitan dengan Kompetensi berprestasi untuk Mencapai Target Kerja, Yaitu :

  1. Intensitas dan Kelengkapa
  2. Dampak prestasi atauusaha yang dilakukan, besarnya
  3. Derajat inovasi, usaha membuat sesuatu yang baru, berbeda baik tindakan ide, dalam konteks pekerjaan organisas

 

Kompetensi berprestasi Dimensi A: Intensitas dan Kelengkapan

Melingkupi :

 

Berfokus pada tugas yang diberikan mendapatkan Point 0 (nol). Memberikan usahanya dengan fokus pada tugas yang dengan prestasi rata-rata. Tidak diperlukan suatu inisiatif untuk memulai suatu tugas atau cara kerja yang baru.

 

Bermotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara yang lebih baik;

mendapatkan point 1. Memiliki inisiatif dan menunjukan keinginan untuk mencapai standar kerja yang telah ditetapkan (minimum sama dengan prestasi rata-rata). Senangnya mencoba untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik atau benar, misalnya ingin menemukan cara kerja yang lebih cepat, lebih efisien, lebih murah, dan sebagainya.

 

Selalu berusaha untuk menyamai standar orang lain atau prestasi rata-rata;

mendapatkan point 2. Harus mampu untuk bekerja untuk mencapai suatu standar kinerja yang ditetapkan oleh pihak manajemen (misalnya, menyesuaikan dengan anggaran, mencapai kuota atau target penjualan, dan persyaratan kualitas, dan sebagainya).

 

Mampu menetapkan ukuran kepuasan kerja atau prestasi kerja sendiri, tidak perlu ada pedoman perfomasi dari manajemen;

mendapatkan point 3. Berfikir mandiri dalam menetapkan ukuran keberhasilan kerjanya. Misalnya, tingkatan penjualan yang ingin dicapai, jumlah uang yang dikeluarkan, menilai perfoma orang lain, penggunaan waktu, memenangkan persaingan, dan sebagainya. Level ini juga dapat untuk jabatan yang memegang jabatannya perlu menetapkan target kerjanya secara mandiri, tetapi belum benar-benar menantang dan selalu menetapkan target baru yang sedikit lebih baik. Catatan: untuk target kerja yang benar-benar menantang dapat diberi nilai untuk level 5, jika tidak benar-benar menantang atau agak ragu diberi skor 3.

 

Terus berusaha untuk memperbaiki kinerja;

mendapatkan point 4. Mempunyai kebijakan dalam sistem kerja, atau dalam kebiasaan kerjanya sendiri untuk memperbaiki kinerja.  Memperbaiki kinerja dengan menetapkan target kerja selalu meningkat dari waktu ke waktu. Misalnya mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, cepat, dengan biaya yang lebih efisien, lebih murah, meningkatkan kualitas, meningkatkan kepuasan konsumen, serta meningkatkan pendapatan.

 

Menetapkan tujuan yang menantang;

mendapatkan point 5. Menetapkan suatu tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang menantang baik menurut standar diri sendiri maupun standar dari orang lain. Misalnya, meningkatkan penjualan atau kualitas atau produktivitas sebanyak 15 persen dalam waktu 6 bulan.

Arti ‘menantang’ disini maksudnya ada kemungkinan 50-50 untuk mencapai tujuan tersebut. Peluang 50 persen merupakan suatu tujuan yang ketat, namun realistis, atau mungkin berhasil jika dilaksanakan. Individu yang biasa melaksanakan dan merencanakan suatu tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang menantang tetap diberi skor 5. Bahkan jika tujuan itu tidak dapat dicapai. Sebaliknya untuk individu yang dalam keseharianya membuat target yang “aman” tidak diberi skor 5, tetapi 3. Skor 5 diberikan juga kepada individu yang tidak mencapai target kerjanya di awal, tetapi terbukti performansinya meningkat tajam.

 

Menganalisa segala tindakan dan keputusan berdasarkan pertimbangan Biaya-Manfaat;

mendapatkan point 6. Menentukan keputusan-keputusan, menetapkan prioritas, atau memilih tujuan–tujuan dalam basis input dan output. Yaitu membuat pertimbangan secara eksplisit dan ilmiah.

 

Mengambil resiko enterprenerial dengan pertimbangan yang masak;

mendapatkan point 7. Dimana jika individu tersebut dapat memanfaatkan sumber daya dan atau waktu yang signifikan (dalam ketidakpastian) untuk meningkatkan peformansi. Individu juga dapat mencoba suatu yang baru, mencoba suatu tujuan yang menantang. Misalnya mengeluarkan produk atau jasa baru, memilih operasi ‘turn around’. Disamping itu juga, individu melaksanakan tugas untuk meminimasi resiko yang akan terjadi. Misalnya melakukan riset pemasaran, melakukan pendekatan pada konsumen, dan sebagainya. Atau dalam Achievement for orther entrepreneurial, memberikan semangat dan mendukung bawahan dalam menanggung resiko entrepreneurial. Mengambil kesempatan baru dengan penuh pertimbangan. Serta meninggalkan apa yang telah dicapai atau dimiliki dengan resiko terbesar akan kehilangan yang telah dimiliki jika ternyata kesempatan baru yang diambil tersebut gagal.

 

Konsisten dalam usaha-usaha entrepreneurial;

mendapatkan point 8. Melaksanakan tindakan yang dilakukan diluar waktu kerja dalam ketidakpastian untuk meraih tujuan entrepreneurial. Atau dengan sukses melakukan usaha-usaha entrepreneurial.

 

 

Dimensi B: Dampak prestasi atau usaha yang dilakukan, besarnya pengaruh

Dimensi Dampak prestasi atau usaha yang dilakukan, besarnya pengaruh berlaku jika level kompetensi ACH A 3 atau lebih. Melingkupi:

 

Fokus pada kinerja atau performansi pribadi;

mendapatkan point 1. Bekerja untuk meningkatkan efisiensinya melalui teknik time management, metode kerja personal yang baik, dan sebagainya.Termasuk di dalamnya usaha-usaha untuk untuk meningkatkan efisiensi kerja diri sendiri dan bisa juga termasuk satu orang lainya (salah satu bawahan, sekretaris, dan sebagainya).

 

Mempengaruhi satu atau dua orang lain;

mendapatkan point 2. Mampu menumbuhkan komitmen finansial (pendapatan atau penghematan) yang kecil saja bagi perusahaan.

Mempengaruhi satu kelompok kerja (4-15 orang);

mendapatkan point 3. Mampu memberikan dampak komitmen finansial atau penjualan dengan ukuran moderat. Bekerja untuk membuat sistem yang menjadi lebih efisien, mempengaruhi orang lain untuk bekerja dengan lebih baik atau efisien (ACH Others). Meningkatkan performensi kelompok (ACH Team).

Mempengaruhi satu departemen lebih dari (15 orang);

mendapatkan point 4.Mampu meningkatkan penjualan dalam jumlah yang cukup besar atau komitmen yang cukup besar bagi perusahaan.

Mempengaruhi perusahaan yang cukup besar dalam skala menengah;

mendapatkan point 5. (atau suatu divisi dalam perusahaan besar).

Mempengaruhi perusahaan dalam skala besar; mendapatkan point 6

Mempengaruhi keseluruan industri; mendapatkan point 7

 

Dimensi C. Derajat inovasi, usaha membuat sesuatu yang baru,

 

Pada dimensi ini, usaha membuat sesuatu yang baru, berbeda baik tindakan ide, dalam konteks pekerjaan organisasi. Dimensi Derajat inovasi, berlaku untuk level kompetensi ACH A 3 atau lebih. Melingkupi:

 

Hal baru untuk pekerjaan atau unit kerja;

mendapatkan point 1. Mampu melakukan hal-hal tertentu untuk meningkatkan performansi yang belum pernah dilakukan untuk pekerjaan tertentu. Namun mungkin sudah dilakukan di bagian lain perusahaan.

 

Hal baru untuk organisasi;

mendapatkan point 2. Mampu melaksanakan performansi dengan hal-hal baru dan berbeda yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh perusahaan tersebut. Namun bukan hal yang baru di dalam industri yang bersangkutan.

Hal baru untuk industri;

mendapatkan point 3. Mampu meningkatkan performansi dengan melakukan hal yang unik, melawan arus, dan merupakan hal baru bagi industri yang bersangkutan.

Transformasi;

mendapatkan point 4. Mampu melakukan hal-hal yang benar-benar baru dan efektif yang merubah industri. Misalnya transformasi yang dimulai Apple, terhadap industri komputer personal, dan pengembangan transistor oleh Schockley. Dimana hal-hal baru tersebut yang mengawali langkah industri elektronik, transformasi yang dilakukan Henry Ford terhadap industri manufaktur mobil. Level ini jarang sekali terlihat.

 

Kompetensi Berprestasi menurut Kamus Generik

Dalam melakukan kompetensi psikologi. Para psikolog dan asesor biasa menggunakan dua panduan utama untuk melihat aspek kompetensi. Yaitu kamus Spencer and Spencer, dan kamus Generik. Berdasarkan kamus Generik, kompetensi berprestasi (ACH) dapat dilihat tingkat kedalaman perilaku melingkupi:

Berusaha untuk bekerja dengan sebaik-baiknya; mendapatkan point 1. Ingin melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Merasa tidak puas bila melihat ketidakefisienan. Misalnya mengeluh karena waktu yang terbuang.

Menetapkan standar prestasi yang ingin dicapai; mendapatkan point 2. Mengukur hasil kerja berdasarkan standar prestasi yang tidak ditentukan orang lain. Menekankan pada cara yang baru untuk mencapai target yang telah ditetapkan manajemen.

Meningkatkan kinerja; mendapatkan point 3. Membuat perubahan spesifik dalam sistem atau metode kerjanya untuk meningkatkan kinerja. Melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah. Meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, moral atau pendapatan.

Menetapkan dan mencapai sasaran yang menantang; mendapatkan point 4. Menetapkan sasaran yang menantang dalam arti sesuatu dengan probabilitas keberhasilan/sukses 50% – sulit tapi bukannya tidak mungkin. Membandingkan secara spesifik adanya peningkatan kinerja yang berarti setelah beberapa lama. Menetapkan untuk mencapai suatu standar yang unik, yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan analisis manfaat-biaya (cost- benefit analysis) ; mendapatkan point 5. Membuat keputusan, menetapkan prioritas atau memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan output. Secara eksplisit menyatakan pertimbangan keuntungan, return-on-investment atau analisis cost-benefit. Menganalisa hasil bisnis dengan menyebut secara spesifik biaya, keuntungan, dan keputusan yang diambil berdasarkan analisa ini (Analisa cost-benefit ini tidak harus berupa angka-angka).

Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan; mendapatkan point 6. Menginvestasikan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan keuntungan (misalnya mencoba membuat produk baru). Memulai membuat atau memasarkan suatu produk atau mengembangkan suatu bisnis baru

 

_________
Penutup

Demikian adalah bahasan terkait Kompetensi Berprestasi untuk Mencapai Target Kerja Meliputi Merencanakan dan Mengimplementasikan menurut kamus kompetensi Spencer and Spencer dan kampus kompetensi Generik.