admin No Comments

Mengakali Psikotes dengan cara belajar Online dan membaca buku latihan soal

Deepapsikologi.com — Setiap orang sekarang sudah tahu psikotes. Kebanyakan menjadi momok menakutkan jika Anda mendaftar kerja atau pemilihan jurusan kuliah. Karena banyak yang sudah lolos di tahap administratif dan tes kesehatan, tetapi gagal di psikotes. Sehingga banyak orang yang akhirnya bertanya-tanya. Bagaimana agar bisa lolos psikotes?

Jika Anda membaca artikel ini, kemungkinan Anda sedang mencari lowongan kerja, atau sedang mencari peminatan jurusan sekolah/ kuliah. 🙂 hehe. Sebelum Anda tahu bagaimana cara mengakali psikotes, sebaiknya Anda lebih dahulu tahu apa itu psikotes, cara kerja, dan dasar keilmuannya seperti apa. Jangan sampai Anda asal belajar tips triknya, tetapi justru menjadi penyebab Anda tidak diterima kerja.

mengakali psikotes, sebelumnya harus tahu apa itu psikotes

mengakali psikotes, sebelumnya harus tahu apa itu psikotes

Memahami apa itu psikotes

Oke, yang pertama kali harus kita ketahui adalah… Apa psikotes itu sendiri? Psikotes merupakan serangkaian tes yang berdasarkan pijakan keilmuan untuk mendeskripsikan secara utuh tentang aspek-aspek psikologis. Pendekatan psikotes untuk menilai konstruksi psikologis, seperti fungsi kognitif dan emosional, tentang individu tertentu. Dalam aplikasinya, psikotes disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Karena harus disesuaikan dengan job kompetensi atau minat bakatnya. Sehingga, ada kesesuaian antara kemampuan dan wilayah kerja yang akan dilakukannya.

Psikotes bisa mengungkap kepribadian, kondisi psikologis, sampai ke sifat tertentu, tergantung dari tujuan penyusunan tes psikologi itu sendiri. Hasilnya psikotes keluar dalam bentuk psikogram, dengan rentang angka/ nilai yang menunjukkan kualitas dari rendah sampai sangat baik. Dari psikogram, dapat dijabarkan dalam bentuk narasi dan kesimpulan akhir.

 

Manfaat apa yang bisa diungkap dari proses psikotes?

Dari pengungkapan aspek psikologis tersebut. Maka, didapatkanlah gambar tentang portofolio menyeluruh dari diri peserta tes. Sehingga dapat melakukan prediksi terkait bagaimana performa dia nanti selama bekerja. Hal-hal terkait sumber stres, ketahanan stres, kemampuan dalam mengerjakan tugas, dan hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Portofolio pribadi tersebut dapat disesuaikan dengan job deskripsi yang akan diduduki pekerja. Jika sesuai dengan kompetensi, maka.. disimpulkan bahwa peserta tes kompeten mengisi lowongan pekerjaan. Jika tidak sesuai, maka diprediksi tidak kompeten dalam bekerja di tempat tersebut. Dalam bidang industrial, psikotes diaplikasikan dalam proses seleksi karyawan, proses evaluasi kinerja, rotasi karyawan, serta promosi jabatan.

Psikotes di aplikasikan dalam pendidikan, untuk mengukur minat dan bakat. Sehingga dari portofolio diri peserta tes, menunjukkan kecondongan terkait minat seseorang. Apakah orang tersebut punya potensi masuk ke jurusan tertentu? Apakah dia cocok masuk kelas IPA, IPS, atau Bahasa.

 

Psikotes yang dipaksakan hasilnya

Mari kita anggap saja jika psikotes bisa dipelajari dan hasilnya bisa tidak ketahuan.

Bagaimana jika dipaksakan? Bagaimanapun… saya harus masuk kelas IPA, atau jurusan Kedokteran. Maka, saya akan belajar tips nya. Sehingga,, psikotes yang diselenggarakan sekolah atau kampus tetap meloloskan saya!

Tentu akhirnya, kita akan menggambar pohon baiknya seperti ini. Menggambar orang seperti ini. Mendownload soal tes kecerdasan dan dihafalkan.

Jikalau hasil pengerjakan menunjukkan skor IQ yang tinggi. Gambaran kepribadian yang bagus… katakanlah. Tentu itu adalah hasil dari ketekunan menghafal. Bukan dari gambaran menyeluruh diri Anda. Sehingga, kalau Anda lulus psikotes karena melakukan tips trik seperti itu, mungkin Anda berhasil menipu panitia psikotes. Tetapi bagaimana Anda bisa menipu diri Anda sendiri?

Misalnya Anda menghafal tes Ishihara/ tes buta warna karena Anda mengalami buta warna. Apakah Anda bisa yakin nanti di pelajaran kuliah Anda tetap bisa membedakan warna. Misalnya warna kabel di jurusan elektronika. Anda tidak bisa menipu kemampuan Anda selama kuliah. Karena waktu kuliah bisa bertahun-tahun, dan tekanan mata kuliah bisa sangat berat. Jika Anda tidak ada minat bakat di sana, maka akan menjadi masalah bagi Anda sendiri. Misalnya, bisa di DO, prestasi rendah, dan lulus kuliah lama.

Begitu pula jika psikotes diaplikasikan untuk pekerjaan. Setelah mengikuti tips dan trik, Anda tahu cara mengerjakan psikotes yang ‘benar’. Maka bisa jadi Anda diterima masuk ke perusahaan. Tetapi, karena secara psikologis hasil psikotes tidak mencerminkan diri Anda. Dan job deskripsi memiliki karakteristik tertentu yang sesuai dengan psikotes. Maka, kesimpulannya, psikologis Anda tidak sesuai dengan job deskripsi. Akhirnya, performa Anda di tempat kerja menjadi menurun, Anda stres menghadapi tekanan kerja. Dan Anda tidak akan tahan lama kerja di perusahaan tersebut.

 

Apakah psikotes bisa dimanipulasi pengerjaannya?

Nah ini pertanyaan selanjutnya… apakah psikotes bisa dimanipulasi? Jawabannya bisa dalam satu alat tes. Tetapi tidak dalam keseluruhan proses psikotes. Di dalam psikotes ada serangkaian alat tes psikologi. Masing-masing alat tes tersebut mengukur aspek psikologis. Tetapi, kenapa alat tes tersebut diberikan semua? Karena ada salah satu tugas dari alat tes yang fungsinya mengukur konsistensi kerja. Alat tes tersebut mampu mengukur ketelitian Anda dalam mengerjakan tugas, dan melihat indikator kejujuran pernyataan.

Misalnya dalam tes kercerdasan, Anda mampu menghafal soal-soal di tes intelegensi. Seperti di tes IST, army alfa, atau tes CFIT. Sehingga nilai di tes Intelegensi Anda tinggi. Tetapi ternyata ketinggian jawaban di tes Kraepelin atau Pauli Anda rendah. Maka, muncul pernyataan… mengapa pengerjaan Anda tidak wajar. Tes intelegensi yang dibatasi waktu hasilnya bagus. Tetapi pengerjaan kreapelin yang dibatasi waktu juga pengerjaannya tidak bagus. Berarti ada yang tidak beres dalam pengerjaan tes intelegensi. Anda akan ketahuan memanipulasi pengerjaan!

Begitu pula dengan tes kepribadian. Anda menghafal panduan dalam tes EPPS, tetapi hasil pengerjaan tidak sesuai dengan hasil kepribadian yang diungkap di tes papikostik, atau Big Five, atau tes MBTI. Jika Anda tetap bagus di tes-tes tersebut. Psikolog masih ada tambahan alat tes seperti Wartegg dan Grafis (HTP, DAP) untuk mengukur konsistensi pengerjaan Anda.

Lantas jika mengakali Psikotes

Jika, psikotes disajikan dengan stAndar baku. Tidak menyalahi aturan dan proses skoring alat tes. SeAndainya Anda memanipulasi mengerjakan tidak sesuai dengan gambaran diri Anda. Belajar dari tips dan trik… maka akan ketahuan. Bagaimana jika ketahuan. Maka, dari pihak psikolog akan memberikan catatan ke perusahaan. Statemennya,… “Apakah Anda yakin mau mengerjakan calon karyawan tersebut jika dia melakukan kecurangan? Belum bekerja saja sudah curang,,, apalagi nanti sudah bekerja di perusahaan Anda.”

Maka dalam kesimpulan hasil psikotes akan ditulis “TIDAK DISARANKAN DITERIMA KERJA”. Walaupun sebenarnya Anda aslinya kompeten. Namun yang Anda ungkapkan dalam tes tersebut tidak sesuai dengan diri Anda. Maka, harusnya Anda keterima kerja bisa menjadi tidak keterima kerja. Kan sayang sekali bukan ?

Jadi, Anda harus sadar… bahwa psikotes bukan tentang Anda harus cepat kerja. Tetapi, ini demi kebaikan perusahaan dan juga demi kebaikan Anda. Anda juga butuh kerja di aktivitas kerja yang sesuai dengan diri Anda. Perusahaan juga butuh menerima karyawan yang menguntungkan perusahaan, yang tidak membebani perusahaan. Ini tentang kejujuran dalam bekerja. Ini tentang moralitas. Jadilah diri Anda sendiri, sehingga orang lain bisa menghargai Anda dengan segala kelebihan Anda.

demi mendapatkan hatinya.