admin Tidak ada komentar

Mengenal Pola Asuh Otoriter Orangtua kepada Anak

Deepapsikologi.com — Pola asuh anak merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak. Sebagai orangtua tentunya ingin menerapkan pola asuh yang tepat untuk anaknya. Namun tidak semua orang tua mengetahui bahwa pola asuh yang mereka terapkan akan mempengaruhi keberlanjutan kehidupan anak di masa mendatang. Berbicara mengenai pola asuh, banyak sekali orang tua yang kurang memperhatikan dampak pola asuh yang diterapkan untuk anak. Hal itu dikarenakan minimnya pengetahuan orang tua mengenai pola asuh ataupun tingkat pendidikan orangtua yang rendah.

Jenis Pola Asuh yang Diterapkan Orangtua

Terdapat beberapa macam pola asuh yang bisa diterapkan oleh orangtua, antara lain: permisif, otoriter, demokratis, dan lain sebagainya. Sebagai orangtua, harus bisa memilah pola asuh yang kedepannya tidak merugikan anak. Berdasarkan pengalaman penulis, yaitu mendapat pola asuh otoriter dari orangtua. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang bersifat pemaksaan, keras, dan kaku. Orang tua akan membuat berbagai aturan yang tidak bisa diganggu gugat harus dipatuhi oleh anak. Orang tua akan merasa emosi dan marah ketika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh orang tua. Hukuman mental dan fisik sering diterima oleh anak hanya untuk membuat anak tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang tua.

Memahami Pola Asuh Otoriter

Hurlok (1980) menjelaskan bahwa penerapan pola asuh otoriter sebagai disiplin orang tua secara otoriter yang disiplin tradisional. Dalam disiplin otoriter orangtua menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan tersebut. Anak tidak diberikan penjelasan mengapa harus patuh dan tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat meskipun peraturan yang diberikan tidak masuk akal.

Adapun ciri pola asuh otoriter yaitu menuntut anak untuk memenuhi semua aturan yang dibuat orangtua, tidak mempertimbangkan pendapat dan perasaan anak, memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak dan memiliki hubungan komunikasi yang buruk dengan anak. Pada dasarnya komunikasi harus terjalin dengan baik antara orang tua dan anak. Karena komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk keharmonisan masa depan. Hubungan orangtua dan anak dalam pola asuh otoriter cenderung dingin dan memiliki jarak. Karena orang tua dengan pola asuh otoriter lebih banyak menggunakan hukuman daripada strategi kedisiplinan.

Dampak dari Gaya Pengasuhan Otoriter terhadap Anak

Kebanyakan orang tua berharap dengan pola asuh yang demikian akan membuat anak menjadi penurut. Padahal hasil yang didapatkan dari pola asuh otoriter seringkali bertolak belakang dengan harapan orang tua. Hal tersebut dapat menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang baik. Misalnya ia menjadi anak yang tidak bahagia dengan sepenuhnya, menjadi pribadi yang penakut, dan memiliki perilaku mudah tersinggung. Anak menjadi lebih senang ketika berada diluar rumah, dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Selain itu dampak dari pengasuhan otoriter menjadikan anak memiki kemampuan komunikasi yang rendah serta keterapilan sosial yang rendah pula. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, anak yang mendapat pola asuh otoriter lebih besar untuk penyalahgunaan narkoba dan gangguan kesehatan mental serta berperilaku agresif.

Kemarahan yang ditimbulkan karena ketidakpuasan orangtua terhadap hasil belajar anak, sebenarnya tidak membuat anak semakin giat belajar. Hal tersebut hanya akan membuat prestasi belajar pada anak akan menurun. Berdasarkan pengalaman penulis ketika masih duduk dibangku sekolah selalu mendapat peringkat 1. Tetapi hal tersebut masih saja belum bisa membuat orangtua dengan pola asuh otoriter merasa bangga. Mereka masih saja menuntut nilai yang sempurna. Dengan demikian membuat anak menjadi terpuruk dan kehilangan semangat.

dampak pola asuh otoriter

dampak pola asuh otoriter

Sikap Otoriter Orangtua berpengaruh terhadap Interaksi Sosial Anak

Kemudian di dalam lingkup sosial, orang tua dengan pola asuh otoriter sering membandingkan anaknya dengan anak lain. Dimana perbandingan tersebut membuat anak merasa tidak percaya diri. Anak akan selalu merasa minder karena tidak mendapat dukungan yang positif dari orang tua. Bahkan depresi pada anak seringkali terjadi tanpa sepengetahuan orang tua.

Orang tua dengan pola asuh otoriter juga sering kali membatasi pertemanan anaknya. Mereka melarang anaknya berteman dengan sembarang orang termasuk lawan jenis sejak dini. Sehingga hal tersebut berlanjut hingga anak berusia dewasa. Dengan demikian penulis tumbuh menjadi kepribadian yang memiliki kepercayaan diri rendah, tidak pandai bersosialisasi di lingkungan sekitar, menjadi pribadi yang pendiam dibandingkan dengan orang lain, ketika menghadapi permasalahan ia akan memendam sendiri, ketidakpuasaan dalam berbagai pencapaian dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya.

Perubahaan Jaman harusnya membuat Pola Pengasuhan Orangtua lebih Fleksibel

Padahal zaman telah berubah dan berkembang, kebutuhan anakpun sudah berubah. Sebagai orang tua harusnya memahami tentang kemajuan zaman dan seharusnya tidak terjebak dengan cara mendidik pada zaman dahulu. Suka ataupun tidak suka, perubahan zaman harus dihadapi dan cara mendidik anak juga harus berubah.

Hingga pada suatu saat penulis bertemu dengan seorang yang menggeluti bidang ilmu psikologi. Ia menjelaskan bahwa setiap perilaku ada pencetusnya. Mulai saat itu penulis baru menyadari bahwa ilmu psikologi sangat penting dalam kehidupan. Penulis dikenalkan dengan berbagai macam pengetahuan psikologi yang bisa membuka pola pikir menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sehingga terjadi banyak perubahan perilaku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Ilmu psikologi sedikit demi sedikit mengubah ketidakpercayaan diri menjadi meningkat. Mengubah perilaku negatif menjadi perilaku positif. Memandang hidup adalah sebuah kebermaknaan.

Dampak Positif Pola Asuh Otoriter

Namun dibalik pola asuh otoriter orang tua ada beberapa hal positif bagi anak. Diantaranya adalah anak tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, tingkat kemandirian tinggi, dan memiliki tanggung jawab tinggi di dalam kehidupan. Untuk membentuk kepribadian anak menjadi anak yang luar biasa, orang tua harus memiliki pengetahuan banyak mengenai pola asuh. Pola asuh yang tepat diterapkan oleh orang tua seharusnya menyesuaikan dengan  usia anak. Dengan demikian hubungan orang tua dan anak akan terjalin harmonis hingga anak berusia dewasa. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang luar biasa untuk anak yang luar biasa.

 

 

___________

Ditulis oleh Monalisa Darma

E-mail: @monalisa.student.uns.ac.id