admin No Comments

Sarjana Psikologi, Ruang Lingkup Aktivitas Untuk Menunjang Karir

Sarjana Psikologi, Bisa Apa? Ilmu psikologi merupakan ilmu yang termasuk baru berkembang di Indonesia. Sehingga banyak masyarakat yang kurang memahami pentingnya ilmu psikologi di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, ada persepsi dan stigma yang kurang pas dalam memahami ilmu psikologi dan lulusan psikologi.

Jika masyarakat awam memahami ilmu psikologi sebagai ilmu penerawangan, dan berkaitan dengan dokter untuk orang sakit jiwa. Tentu hal tersebut tidak benar. Hal ini diperkuat dengan lulusan S1 Psikologi yang tidak dibekali keahlian teknis yang terlihat jelas seperti lulusan jurusan teknik dan pendidikan lainnya. Di jurusan teknik, lulusan dianggap menguasai pemahaman tentang mesin, teknologi, dan rancang bangun. Begitu juga dengan lulusan kedokteran, pengacara, dan notaris yang langsung terhubung dengan praktik profesi. Namun bagi sarjana psikologi, keahlian teknisnya lebih tidak terlihat. Ruang lingkupnya lebih melebar kemana-mana.

Jadi di artikel ini akan kita ulas sedikit tentang lulusan S1 psikologi, dan ruang lingkup aktivitas nya sejauh mana untuk menunjang karir.

 

Bidang yang Bisa Ditekuni oleh Sarjana Psikologi

Dalam menjalani praktik psikologi. Ruang lingkup sarjana psikologi lebih terbatas dibandingkan psikolog atau magister psikologi. Hal ini diatur dan diikat dalam kode etik psikologi. Seperti sarjana psikologi dilarang melakukan judgement terhadap kondisi mental klien. Perlu supervisi jika melakukan psikotes dan konseling. Walaupun begitu, masih banyak ruang aktivitas yang bisa dikembangkan oleh sarjana psikologi.

 

1. Sarjana psikologi menjadi konselor

Dalam HIMPSI atau yang dibahas di kode etik Psikologi, Lulusan S1 psikologi bisa dikategorikan sebagai ilmuwan psikologi. Dengan dasar keilmuan psikologi, lulusan S1 Psikologi bisa melakukan proses konseling sederhana. Ditambah pendidikan formal dan non-formal untuk mendukung efektifnya proses konseling; sarjana psikologi bisa mengikuti kursus dan pelatihan terapi psikologi. Namun perlu hati-hati terhadap judgement jenis gangguan klien. Perlu ada supervisi dan pendampingan dari Psikolog.

2. Menjadi tester psikotes

Dalam pemberian psikotes, dibutuhkan pemandu agar instruksi tes bisa dipahami dengan jelas oleh peserta psikotes. Oleh karena itu tester harus memahami alat tes psikologi dan mampu menyampaikan dengan jelas. Lulusan S1 Psikologi sudah terlatih menjadi tester psikotes. Sehingga sarjana psikologi bisa bekerja di biro psikologi atau lembaga penyelenggara psikotes sebagai tester. Lulusan S1 Psikologi juga bisa memberikan penilaian / integrasi parsial alat tes. Melakukan proses skoring alat tes.

3. Menjadi tenaga pendidik dan tenaga pendampingan

Lulusan S1 psikologi terdidik dalam melakukan proses konseling. Sehingga dalam bidang pendidikan, bisa ditempatkan sebagai seorang konselor. Dapat ditempatkan untuk posisi di Bimbingan konseling (BK).

Jika selama proses pembalajaran kuliah S1, mahasiswa psikologi dibekali dengan mata kuliah psikologi perkembangan, psikologi klinis, dan ABK. Maka, itu bisa menjadi modal sarjana psikologi untuk bekerja sebagai pendampingan bagi Anak berkebutuhan khusus. Dengan mengikuti pelatihan tersertifikasi, seorang sarjana psikologi bisa menjadi terapis bagi anak berkebutuhan khusus, seperti speech delay, dan anak dengan keterlambatan kemampuan motorik.

4. Bekerja di perusahaan sebagai HRD

Dikarenakan lulusan psikologi mendapatkan pendidikan dalam bidang kejiwaan manusia. Setidaknya terdidik dan lebih peka dalam memahami manusia berikut dinamika dan permasalahannya. Sehingga, di dalam perusahaan, seorang sarjana psikologi cenderung lebih kompeten di tempatkan dalam bidang HRD.

Secara singkat, HRD berhubungan dengan manajemen karyawan dari rekrutmen hingga pensiun. Di perusahaan, HRD memiliki tugas dalam proses rekrutmen dan pemilihan karyawan, orientasi karyawan baru dan perubahaan job desk atau struktural. HRD juga memiliki peran untuk memanajemen dan mengorganisir kondisi kerja yang kondusif, mengelola hubungan antara karyawan, dan pelaksanaan pengembangan training.

5. Sarjana psikologi potensial sebagai tim Marketing

Dikarenakan aktivitas selling, promosi, dan marketing lebih banyak berinteraksi dengan calon klien, atau orang lain. Maka, seorang lulusan S1 psikologi, setidaknya memiliki keunggulan dalam mengenali karakteristik calon klien. Sehingga, diharapkan mampu membangun interaksi dan mengajak klien untuk membeli produk atau memakai jasa yang ditawarkan. Seorang lulusan S1 diharapkan mampu menguasai kemampuan persuasi dan mampu melihat basic need calon klien. Ditambah dalam perkuliahan, biasanya ada peminatan psikologi pemasaran, dan psikologi komunikasi.

6. Segala pekerjaan yang melibatkan interaksi manusia

Selain yang sudah kami sebutkan di atas. Pada dasarnya, sarjana psikologi bisa bekerja dimana saja selama melibatkan interaksi dengan manusia. Itu berarti sarjana psikologi harusnya tidak akan kehabisan peluang usaha. Karena setiap dia berinteraksi dengan manusia, dia bisa menggunakan ilmu psikologi yang telah dipelajarinya untuk membantunya mencapai tujuan. Seperti mempelajari tipologi kepribadian, kebutuhan dasar, dinamika komunitas, sampai ke permasalahan gangguan kejiwaan. Sehingga, baik dalam interaksi dengan pasangan, dengan tetangga, orangtua, anggota keluarga, perkumpulan organisasi, rekan kerja, dan semua orang… maka seorang sarjana psikologi perlu menggunakan ilmu psikologi yang telah dipelajarinya.

Demikian adalah artikel singkat tentang peluang kerja sarjana psikologi. Lebih tepatnya, ilmu yang didapatkan dari pendidikan S1 Psikologi bisa diaplikasikan ke banyak hal dalam kehidupannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan dalam melihat peluang sebagai seorang sarjana psikologi.