Psikotes kognitif – Setiap orang dilahirkan dengan potensi masing-masing. Termasuk diantaranya adalah dengan potensi kecerdasan kognitif yang berbeda-beda. Setiap anak walaupun dilahirkan oleh orangtua yang sama, tetapi memiliki taraf kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengungkapan kemampuan kognitif itu penting untuk melihat gambaran diri seseorang dengan lebih baik.
Salah satu cara untuk mengungkap gambaran diri secara menyeluruh khususnya melihat potensi kecerdasan adalah dengan psikotes. Kecerdasan sendiri merupakan potensi yang cenderung statis dimiliki oleh seseorang. Artinya, kemampuan cenderung menetap pada diri seseorang. Berbeda dengan aspek kepribadian yang lebih fleksibel dan berkembang sesuai dengan proses pendidikan dan pemahaman.
Memahami karakterisik kecerdasan
Kecerdasan memiliki beberapa jenis, seperti yang diungkapkan oleh Prof Howard Gardner, menjelaskan kecerdasan dibagi menjadi delapan tipe. Yaitu kecerdasan kinetik, natural, linguistik, logika/ matematis, intrapersonal, interpersonal, musikal, dan kecerdasan spasial. Setiap orang memiliki dominasi pada satu ada dua tipe kecerdasan. Begitu juga dengan tipe dan karakteristik kecerdasan yang bisa digali dengan pendekatan psikotes. Berikut adalah aspek apa saja yang bisa diungkapkan dengan psikotes:
Psikotes kognitif mengungkap taraf kecerdasan
Taraf kecerdasan ini merupakan tingkat kecerdasan umum dimana dituangkan dalam bentuk skor nilai. Dimana tingkat-tingkatan sebagai berikut:
- 0-29 : Tingkat IQ paling rendah, dimana seseorang tidak mampu berbicara, menggunakan kerja otak dengan baik, dan tidak mampu berjalan dengan normal. Mereka kesulitan beradaptasi dan membutuhkan bantuan orang lain untuk hidup.
- Tingkat IQ 30-49. Dikenal dengan istilah imbisil. Memiliki kemampuan bisa berbicara tetapi butuh bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas hidup. Orang dengan kecerdasan ini butuh diarahkan dengan teliti.
- IQ 50-69. Pada tingkatan ini, mereka bisa sekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa). Mereka dikategorikan dengan anak berkebutuhan khusus. Walaupun dengan keterlambatan tetapi tetap bisa diajarkan untuk belajar membaca, menulis, berbicara dengan baik, dan melakuan aktivitas sehari-hari.
- Tingkat intelegensi 70-79. Merupakan tingkatan borderline dan tidak lagi di kategorikan sebagai keterbelakangan. Mereka masih bisa mengikuti banyak pelajaran di kelas SLB, hanya masih butuh bimbingan secara istimewa.
- IQ skor 80 – 89 . Pada tingkatan ini, anak sudah bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah normal. Walaupun dibutuhkan perjuangan untuk mengikuti pelajaran. Mampu mengikuti pelajaran di SMP, tetapi sangat kesulitan mengikuti pelajaran di tingkat SMA atau sederajat.
- Tingkat IQ 90 – 109. Disebut sebagai tingkatan kecerdasan normal. Rata-rata orang memiliki tingkat kecerdasan ini. Mereka tidak terbelakang, namun juga tidak terlalu cerdas. Secara normal tipe ini mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, mengikuti pendidikan formal, bersosialisasi dengan lingkungan, dan aktivitas normal lainnya.
- Skor IQ 110 – 119. Pada tingkatan ini, mereka tergolong normal tinggi. Memiliki satu tingkat kecerdasan di atas normal.
- Tingkat IQ 120 – 129 : dikategorikan sebagai orang cerdas
- Tingkat IQ 130-139. Orang cerdas tingkat tiga ini dikategorikan dengan istilah sangat superior.
- 140 ke atas : dikategorikan sebagai genius. Memiliki potensi jauh dibandingkan rata-rata orang, tetapi butuh pendampingan agar tidak di tempatkan di kelas formal.
Psikotes mengungkapkan kemampuan konsentrasi dan daya tangkap
Kemampuan konsentrasi merupakan kemampuan mengarahkan dan memusatkan perhatian. Dengan konsentrasi, seseorang akan lebih mudah menerima informasi dari lingkungan luar. Sedangkan daya tangkap merupakan memahami informasi yang baru diperoleh secara tepat dan cepat. Kemampuan konsentrasi dan daya tangkap informasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkan orang mudah paham dan mengerti, bisa melakukan aktivitas secara multitasking, atau mengalami kesalahpahaman. Kemampuan konsentrasi dan daya tangkap mempengaruhi persepsi seseorang terhadap informasi yang diberikan.
Silahkan baca artikel lainnya, biro psikologi
Psikotes kognitif mengungkapkan aspek kemampuan verbal dan non-verbal
Pada kemampuan verbal, berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan memahami logika verbal sehari-hari. Sedangkan pada kemampuan non verbal berkaitan dengan kemampuan berfikir menggunakan logika, simbol abstrak dalam setiap hubungan. Pemahaman kemampuan verbal dan non verbal menggunakan kemampuan kognitif yang tinggi karena kompleksitas bahasa. Kemampuan non-verbal memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena berkaitan dengan bahasa tersirat. Dibutuhkan kepekaan yang kuat untuk memahami bahasa non verbal. Seperti bahasa tubuh, ekspresi, nilai masyarakat, dan sebagainya.
Psikotes menggambarkan kemampuan analisa sintesa dan fleksibilitas berpikir
Fleksibilitas berpikir berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan cara baru dalam
menggunakan sudut pandang dan tidak kaku dalam menerapkan persepsi pribadi. Fleksibilitas berpikir berkaitan erat dengan kreativitas. Sumber fleksibilitas berpikir didapatkan dari adanya informasi atau hal-hal baru yang kita bahami. Semakin kreatif diri kita akan membuat kita bisa bepikir secara fleksibel. Dan semakin fleksibel dalam berpikir, membuat kita bisa menemukan hal baru untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Sedangkan analisa sintesa dibutuhkan untuk mencari sumber masalah. Metode berpikir secara sistematis untuk menyelesaikan masalah. Analisa sintesa berkaitan dengan kemampuan mengurai masalah, melakukan analisa, dan membuat kesimpulan atas suatu masalah. Untuk dapat menyelesaikan masalah yang kompleks, seseorang membutuhkan proses analisa sintesa yang tepat. Dan fleksibilitas berpikir untuk menemukan alternatif-alternatif penyelesaian masalah.
Silahkan baca artikel lainnya, jasa psikologi
Psikotes mengungkapkan kemampuan abstraksi, memori dan numerikal
Kemampuan abstraksi merupakan Kemampuan membayangkan dan menyelesaikan masalah tanpa berhadapan dengan objek konkrit. Proses imajinasi dibutuhkan dalam berpikir abstaksi. Kemampuan numerikal berkaitan dengan kemampuan berhitung dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan angka. Dalam penyelesaian masalah numerikal tingkat lanjut, dibutuh kemampuan analisa sintesa yang bagus untuk menyelesaikan masalah-masalah numerikal. Sedangkan psikotes kognitif yang terakhir digunakan untuk mengungkap kemampuan memori seseorang. Kemampuan memori ini berkaitan dengan kemampuan untuk mengingat dan menghafalkan informasi. Kemampuan mengingat informasi ini berbeda dengan kemampuan memahami informasi. Tetapi, kemampuan mengingkat sangat membantu seseorang dalam mempelajari untuk memahami segala sesuatu. Kemampuan mengingat juga bisa menjadi informasi penting jika suatu saat seseorang membutuhkan informasi tersebut untuk solusi dalam fleksibiltas berpikir.
Demikian adalah artikel tentang psikotes kognitif untuk mengungkap aspek kecerdasan atau kemampuan intelektual seseorang, semoga bermanfaat.
Silahkan baca artikel lainnya, jasa psikotes online
dan jasa psikotes