admin Tidak ada komentar

Dorongan bunuh diri. Stres merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang mengalami tekanan ketika menghadapi hal baru, perubahan, tuntutan, sakit, dan musibah. Respon yang muncul dari stres adalah perasaan sakit dan mengganggu. Secara instinktif manusia bergerak menghindari rasa sakit dan mendekati kenikmatan. Sehingga jika dihubungkan dengan stres, rasa sakit yang diakibatkan karena stres tersebut menjadi tenaga penggerak agar manusia mau berupaya menghindari rasa sakit. Upaya tersebut tentu dengan menyelesaikan permasalahan yang menjadi sumber stres.

Namun, respon orang menghadapi stres berbeda. Berdasarkan respon orang inilah bisa kita kategorikan stres menjadi tiga. Yaitu disstres, neustres, dan eustres. Distres muncul dimana seseorang merespon stres ke hal negatif. Neustres merupakan respon netral terhadap stres yang muncul. Sedangkan eustres merupakan respon/ dampak positif yang muncul dari stres. Eustres memunculkan perubahan yang lebih baik bagi seseorang, menjadi lebih berkembang. Sedangkan distres berlaku sebaliknya. Membuat seseorang tertekan, mengurung diri, depresi, dan stagnan dalam penderitaan. Upaya depresi seseorang menghadapi stres seringkali memunculkan dorongan bunuh diri. Dorongan bunuh diri ini menjadi hal yang sering muncul pada generasi muda dan seringkali memunculkan fenomena karena ada upaya tindak mengakhiri hidup.

Dalam artikel ini kami akan mengulas terkait dorongan bunuh diri. Faktor apa yang mempengaruhi dan bagaimana kita menyikapinya.

 

Dorongan Bunuh diri pada remaja

Menurut penelitian pada Global Schoola-Based Student Health Survey di Indonesia pada 2015 menemukan, 1 dari 20 remaja pernah merasa ingin bunuh diri. Ide bunuh diri mencapai 5,9 persen pada remaja perempuan dan 3,4 persen pada remaja laki-laki.

Dorongan bunuh diri ketika menghadapi stres

Kemudian survey lainnya dilakukan pada  10.837 pelajar SMP dan SMA di Jakarta. Hasilnya 5,2 persen memiliki ide bunuh diri, 5,5 persen sudah memiliki rencana bunuh diri, dan 3,9 persen sudah melakukan percobaan bunuh diri.

Dari survey tersebut menunjukkan bahwa ide atau dorongan bunuh diri pada remaja tergolong tinggi di Indonesia. Sehingga, perlu adanya pendidikan manajemen stres dan pemahaman dampak negatif ide bunuh diri pada remaja.

 

Apa yang di maksud dengan dorongan bunuh diri?

Dorongan bunuh diri merupakan ide atau keinginan untuk merusak diri sendiri hingga menyebabkan kematian. Perilaku bunuh diri mengacu pada pikiran-pikiran dan perilaku yang terkait dengan intensi individual untuk mengakhiri hidup mereka sendiri

Dari segi bahasa, bunuh diri berasal dari  bahasa Inggris: suicide, yang berasal dari kata Latin suicidium- sui caedere, yang berarti”membunuh diri sendiri“. Sehingga bunuh diri merupakan sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri.

Sumber penyebab ide bunuh diri

Menurut penelitian dari Black & Winokur, 1990 (dalam Durand & Barlow, 2003), menjelaskan bahwa lebih dari 90% dari orang-orang yang melakukan bunuh diri menderita gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang seringkali menyertai tindakan bunuh diri.

  1. Depresi, merupakan masalah kesehatan mental serius yang membuat perasaan seseorang jadi negatif. Orang dengan gangguan depresi memiliki suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun waktu tertentu. Dimana gangguan suasana hati/ mood tersebut ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli.
  2. Penyalahgunaan alkohol dan narkoba. secara bersamaan terutama dalam jumlah yang berlebihan akan saling mempengaruhi, dan hampir semua efek samping yang ditimbulkan adalah efek samping yang merugikan. Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian di Amerika pada tahun 2011. Yaitu terjadi peningkatan kasus bunuh diri terkait penggunaan obat antidepresan, yaitu jenis amitriptilin, trisiklik antidepresan. Setelah dilakukan penyelidikan ditemukan bahwa sebagian besar korban dalam kasus bunuh diri merupakan pecandu alkohol.
  3. Merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, kekacauan berpikir, delusi atau waham, dan perubahan perilaku yang terjadi dalam jangka panjang. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala kondisi di mana penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.
  4. Gangguan Bipolar. Merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis. dari sangat senang seketika menjadi depresif atau sangat terpuruk, atau pun sebaliknya. Tanpa mampu mengendalikan perasaan tersebut.
  5. Perasaan tidak berdaya. Merasa tidak mampu menyelesaikan masalah
  6. Gangguan Tingkah laku. Merupakan gangguan serius dalam hal perilaku dan emosi yang dapat terjadi pada semua orang. perilaku dapat menunjukkan pola tingkah laku yang mengganggu dan penuh kekerasan. Bisa jadi karena berasal dari keluarga yang bermasalah, tinggal di lingkungan yang kurang kondusif, dan mengalami kejadian traumatis.

 

Baca Juga: Hal yang Wajib Dipersiapkan Sebelum ke Konsultan Psikologi

dan Persiapan Terpenting Sebelum Anda Datang ke Konsultan Psikologi

 

Mengapa Remaja ingin atau tertarik dengan ide bunuh diri?

Berikut ada beberapa alasan mengapa seseorang memunculkan pemikiran dan perilaku bunuh diri. Yaitu:

  1. Kekacauan hubungan dengan orang lain
  2. Kehilangan orang yang dicintai
  3. Rendah diri karena bullying
  4. Masalah dengan orang tua
  5. Depresi dan ketidakberdayaan
  6. Trauma seksual
  7. Masalah akademik
  8. Kesepian
  9. Konsep diri negative/merasa tidak berharga
  10. Kondisi Fisik yang tidak ideal dan mengganggu nilai diri. Atau sebaliknya, konsep diri yang rendah memunculkan penilaian negatif tentang kondisi fisik diri.

Kesepian dan konsep diri yang negatif

Merupakan kondisi internal yang bisa mengundang ide bunuh diri. Kesepian menurut Peplau dan Perlman (1998), merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dimana kualitas dan kuantitas hubungan sosial seseorang mengalami penurunan secara signifikan. Sehingga, seseorang bisa saja merasa kesepian walaupun dia sedang berada dalam lingkungan yang ramai di tengah pesta.

Kesepian menyebabkan seseorang yang mengalaminya merasa kosong, merasa sendiri dan tidak diinginkan walaupuan sebenarnya orang tersebut tidak sedang sendiri dan berada pada kondisi lingkungan yang ramai. Kesepian yang terjadi pada remaja bisa disebabkan karena perbedaan status ekonomi, keluarga dan hubungan pertemanan.

Sedangkan Konsep diri negatif adalah Menilai buruk diri sendiri, merasa tidak pantas untuk berinteraksi dengan lingkungan, dan tidak memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. Orang dengan konsep diri negatif tidak dapat menerima kegagalan sebagai bentuk awal dari perbaikan diri dan tidak percaya terhadap kemampuan/ potensi diri sendiri.

 

Baca Juga: Cara Cepat Mengatasi Masalah dengan Program Psikotes Online

dan tes psikologi online

 

Ketidakberdayaan dan Depresi

Dua hal di atas merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada munculnya ide bunuh diri pada remaja.

Awalnya ketidakberdayaan dianggap sebagai bagian dari kondisi depresi, tetapi kemudian gejala ketidakberdayaan dianggap memiliki perbedaan dengan gangguan depresi. Ketidakberdayaan dalam kondisi depresi muncul disebabkan oleh sesuatu yang benar-benar diharapkan tetapi ternyata tidak terwujud. Dan sebaliknya, hal yang tidak menyenangkan justru muncul bersamaan dengan tidak adanya respon dari siapapun yang akan mengubah situasi tersebut. Sehingga depresi kebanyakan berhubungan dengan keberpengharapan. Semakin seseorang berpengharapan tinggi terhadap situasi dan figur tertentu, maka akan menyebabkan depresi jika kondisi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ketidakberdayaan menurut Wenzel, Brown dan Beck (2009) merupakan suatu keyakinan bahwa masa depan itu menakutkan dan persoalan-persoalan yang dihadapi tidak memiliki jalan keluar. Perasaan tidak berdaya muncul karena perasaan ‘mentok’ dan tidak tahu harus berbuat apa.

 

Macam Metode Bunuh Diri

Terdapat bermacam-macam metode yang paling sering digunakan untuk bunuh diri di berbagai negara dan sebagian terkait dengan keberadaan metode tersebut. Metode yang umum antara lain: gantung diri, racun serangga, dan senjata api.

 

Mencegah perilaku dan dorongan bunuh diri

Inti dari mencegah perilaku dan dorongan bunuh diri adalah “Kenapa harus punya ide bunuh diri, bila bisa berdamai dengan diri sendiri.”

Namun, jika kita adalah orang dekat dimana saudara atau teman dekat kita rentan melakukan dorongan bunuh diri. Maka, sebaiknya kita …

  1. Ajak Bicara. Tanyakan sejak kapan ide bunuh diri muncul dan masalah apa yang sedang terjadi.
  2. Jadilah pendengar, jangan terburu-buru memberikan saran apapun.
  3. Jangan tinggalkan sendirian. Terlebih bila kondisinya terlihat masih belum stabil.
  4. Ajak jalan-jalan keluar ruangan. Pergi bersama ke tempat yang di rasa aman dan nyaman. Bisa diajak ke tempat yang lebih menenangkan dan bersuasana ceria dan menghibur.
  5. Jangan menantang. Jangan menganggap remeh ide bunuh diri, terlebih menantang mereka.

Jika dorongan itu ada di diri kita, sebaiknya kita perlu…

  1. Mencari teman bicara. Menghubungi Teman bicara yang bisa dipercaya
  2. Mengatur dan mencoba menikmati pernafasan. Melakukan mindfulness breating
  3. Menghubungi nomer telpon tertentu. Catatlah nomer telpon penting di ponsel-mu
  4. Melakukan hobi atau kegiatan yang kita sukai. Tujuannya adalah menyalurkan energi dan dorongan negatif ke hal yang lebih menyehatkan kita.
  5. Melakukan ritualitas Ibadah. Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan mengalihkan pikiran kita berfokus pada hal-hal yang melemahkan diri dan memikirkan dorongan bunuh diri.

 

Mencintai dan menghargai diri sendiri

Mencintai dan menghargai diri sendiri merupakan upaya pencegahan dorongan bunuh diri. Menerima dan menghargai apa yang telah kamu usahakan, dan berdamai dengan ketidaksempurnaan. Jika kamu gagal berarti kamu tahu apa yang harus diperbaiki. Kegagalan bukan berarti akhir dari semuanya. Selalu ada banyak kesempatan, dan selalu ada hal yang bisa diperbaiki. Selalu berterima kasihlah pada dirimu sendiri terhadap apa yang telah kamu lakukan setiap harinya. Itu adalah upaya untuk menangkal pemikiran negatif dan dorongan untuk bunuh diri.

Demikian bahasan singkat tentang “Dorongan bunuh diri ketika menghadapi stres”. Semoga menambah wawasan kita tentang manajemen stres dan upaya penyelesaian masalah psikologis untuk mendapatkan kesehatan mental.

 

Baca Juga: Jasa Psikotes Kebutuhan Seleksi dan Evaluasi Karyawan

dan jasa psikotes online