admin 1 Comment

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kewajiban untuk bersyukur dalam segala keadaan, entah itu susah maupun senang. Sebenarnya, kenapa sih kita harus bersyukur? Apa alasannya? Memang apa dampak bersyukur pada diri kita?

Bersyukur merupakan sebuah anjuran bahkan suatu perintah langsung yang Allah berikan kepada umat Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam alquran surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi :

‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Artinya : Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh¬nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

           Surat Ibrahim ayat 7 menjelaskan tentang ke-Esaan Allah bagi hamba-hambaNya yang selalu bersabar ketika dihadapkan cobaan dan selalu bersyukur ketika menerima nikmat yang telah diberikan-Nya. Allah senantiasa akan menambahkan nikmat kepada orang-orang yang bersyukur atas apa yang telah diberikan-Nya. Nikmat yang Allah berikan tidak selalu dalam bentuk harta melainkan dapat berupa nikmat diberi kesehatan, diberi keluarga serta teman-teman yang sayang terhadap diri kita, diberi napas, diberi kekuatan untuk beribadah, diberi ketenangan jiwa dan sebagainya. Orang yang bersyukur akan merasa bahwa dirinya telah mendapatkan banyak kebaikan baik dari Allah ataupun orang disekitarnya.

Sebenarnya apa sih syukur itu? Lalu apa kaitan dan dampaknya pada diri kita?

Rasa syukur digambarkan sebagai emosi, suasana hati, kebajikan moral, kebiasaan, motif, sifat kepribadian, respons koping, dan bahkan cara hidup. Menurut Peterson dan Seligman tahun 2004 syukur diartikan sebagai rasa terima kasih dalam menanggapi atau merespon suatu hadiah, rasa syukur merupakan respons psikologis terhadap anugerah seperti apapun sifatnya, dan pengalaman sesingkat apapun itu, serta perasaan bahwa kita mendapat manfaat dari orang lain. Maka dapat dikatakan bahwa syukur merupakan suatu respons psikologis dalam menanggapi pemberian seperti apapun sifatnya, sesingkat apapun pengalamannya, serta adanya emosi transenden atas kasih dan karunia yang diberikan-Nya, juga perasaan bahwa kita mendapatkan manfaat dari orang lain.

Tentu sangat erat kaitannya antara bersyukur dengan diri kita, dengan kondisi psikologis dan kesejahteraan hidup kita. Mccullough, Emmons, dan Tsang pada tahun 2002 dalam bukunya mengatakan bahwa orang yang bersyukur akan mengalami emosi positif dan kesejahteraan yang meningkat. Kemudian berdasarkan penelitian Emmons pada tahun 2007 menyatakan bahwa rasa syukur diketahui mampu meningkatkan emosi positif yang ada dalam diri seperti kegembiraan, antusiasme, cinta, kebahagiaan, dan optimisme, serta selain itu keberadaan rasa syukur dapat melindungi seseorang dari dorongan iri hati, dendam, keserakahan, dan kepahitan; lebih lanjut Emmons menyatakan bahwa ketika orang mengalami rasa syukur, mereka akan merasa lebih mencintai, memaafkan, dan lebih dekat dengan Tuhannya. Emmons lebih lanjut menyatakan bahwa, pendapat yang berlaku tentang kebahagiaan adalah bahwa pendekatan yang efektif untuk memaksimalkan kepuasan seseorang adalah dengan cara bersyukur secara sadar atas berkah yang di dapatkannya.

Rasa syukur sangat penting dimiliki oleh siapapun, karena dengan rasa syukur kita mampu mengembangkan emosi positif yang ada dalam diri. Mccullough, Emmons, dan Tsang pada tahun 2002 menyatakan bahwa orang-orang yang sangat bersyukur akan memiliki pandangan bahwa segala sesuatu yang mereka miliki bahkan tentang kehidupannya sendiri adalah suatu hadiah. Penghargaan untuk hal-hal baik yang telah diterima dalam kehidupan dapat membuat kita menjadi bersyukur, akibatnya kita akan terbiasa dengan kondisi kehidupan yang positif. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa bersyukur memiliki banyak manfaat secara psikologis khususnya, karena melalui bersyukur kita bisa menghadirkan emosi positif dalam diri kita. Bahagia, antusias, optimis, cinta dan kegembiraan akan hadir mengiringi kehidupan kita.

Kalau gitu, adakah cara agar saya mampu bersyukur?

    Tentu saja ada! Ada cara agar kita mampu meningkatkan rasa syukur kita. Menurut Emmons pada tahun 2007 dalam bukunya ia menawarkan tahapan atau cara untuk meningkatkan rasa syukur :

  1. Ask yourself question, maksudnya adalah kita diminta untuk merefleksikan atau menanyakan pada diri sendiri tentang “apa yang sudah saya terima dari orang lain?” Menanyakan pada diri sendiri “apa yang sudah saya berikan untuk orang lain atau orang sekitar?” Serta tanyakan kepada diri sendiri tentang “masalah dan kesulitan apa yang terjadi pada diri saya?”
  2. Write a gratitude journal, yaitu kita diminta untuk menuliskan surat terimakasih atau surat yang mengungkapkan rasa syukur untuk seseorang yang telah memberikan pengaruh positif dalam kehidupan kita.
  3. Keep gratitude journal, menulis jurnal harian tentang kebersyukuran yang dilakukan akan meningkatkan keterbukaan pikiran tentang hal-hal yang harus disyukuri dalam kehidupan.
  4. Recounting, yaitu mengingat nikmat besar ataupun kecil yang telah diterima. Tujuannya adalah agar peserta memahami bahwa setiap nikmat yang diterima besar ataupun kecil semuanya berarti dan berharga
  5. Memanjatkan doa syukur, dengan berdoa akan menghubungkan koneksi antara diri dengan Tuhan. Selain itu doa merupakan bentuk terima kasih untuk berkah yang telah diterima sehingga seseorang dapat merasakan bahagia.

Naaaah, jadi dapat dikatakan bahwa memang ada keterkaitan yang cukup erat antara bersyukur dengan diri kita, dengan kondisi psikologis dan kesejahteraan diri kita. Karena dengan bersyukur  kita bisa meningkatkan emosi positif yang ada pada diri. Oleh karena itu, mungkin teman-teman bisa mencoba menerapkan cara-cara meningkatkan syukur yang udah di jelaskan pada paragraf sebelumnya untuk meningkatkan produksi emosi positif yang ada dalam diri kita.

Penulis : Annisa Rahma Azizzah

Referensi :

Emmons, R. A. (2007). The Psychology of Gratitude Words of Gratitude for Mind, Body, and Soul. HOUGHTON MIFFLIN COMPANY.

Peterson;, C., & Seligman, M. P. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. In American Journal of Psychiatry (Vol. 162, Issue 4). https://doi.org/10.1176/appi.ajp.162.4.820-a

McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J. A. (2002). The grateful disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology, 82(1), 112–127. https://doi.org/10.1037/0022-3514.82.1.112

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *