admin No Comments

Mengubah Kepribadian Seseorang — Tak jarang kita memiliki harapan untuk mengubah part of personality seseorang yang membuat kita kurang nyaman agar menjadi lebih baik, terlebih jika orang tersebut adalah orang terdekat kita, misalnya pasangan, saudara atau sahabat, rasanya “gemes” ingin memperbaiki secepatnya. Namun, merubah kepribadian seseorang akan menjadi tugas yang sangat sulit untuk dilakukan, karena ketika seseorang menginjak usia remaja sampai dengan dewasa awal, kepribadian sudah menjadi indentitas diri yang melekat erat dan cenderung mentap.

Sulitnya mengubah kepribadian seseorang ini diperkuat oleh pendapat dari Feist dan Feist (2008) yang mengatakan bahwa kepribadian adalah pola sifat yang relatif permanen dan karakter yang unik dari individu yang berkontribusi terhadap konsistensi dan individualitas dari perilaku. Namun, walaupun kepribadian cenderung sulit untuk diubah, tapi ternyata kita bisa mempengaruhi atau memodifikasi perilakunya (behavior modification).

Menurut teori modifikasi perilaku (behavior modification), perilaku seseorang yang maladaptif (tidak sesuai/tidak diinginkan) dapat dimodifikasi agar lebih adaptif, melalui berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan memberikan reinforcement dan punishment. Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat perilaku positif (yang diinginkan) dengan harapan agar perilaku tersebut dapat diulangi pada masa mendatang. Sementara punishment merupakan konsekuensi yang tidak menyenangkan dengan tujuan untuk melemahkan atau bahkan menghilangkan perilaku negative (yang tidak diinginkan).

 

Bagaimana caranya penerapannya ?

Pernahkan kita merasakan senang ketika perilaku positif diapresiasi oleh orang lain ? dan biasanya setelah itu kita cenderung ingin mengulangi perilaku tersebut. Nah, begitupun ketika kita ingin mengubah perilaku orang lain, memberikan pujian saat seseorang melakukan perubahan pada perilaku maladaptifnya merupakan salah satu reinforcement yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus sekali, tepat, ya, mengagumkan, setuju, pintar, hebat dan lain sebagainya. Misalnya, ketika pasangan menjadi lebih perhatian, kita bisa memberikan pujian berupa ucapan “terimakasih, aku sangat bahagia kamu sudah mau berusaha untuk berubah” agar perilakunya tersebut bisa terulang dimasa depan.

Sementara itu, punishment sesungguhnya tidak mutlak diperlukan. Ada orang-orang dengan pemberian teladan dan nasehat saja sudah cukup. Tapi manusia tidak seluruhnya sama. Diantara mereka ada yang perlu diberikan perlakuan yang lebih tegas. Membuat seseorang merasakan kehilangan sesuatu hal yang biasa ia lakukan atau dapatkan saat seseorang melakukan perilaku yang maladaptive merupakan salah satu punishment yang sering dipraktekan. Misalnya, konsekuensi potong gaji ketika ada karyawan yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan.

 

Berbagai bentuk reinforcement dan punishment 

Sebetulnya, banyak sekali macam reinforcement dan punishment yang bisa digunakan untuk memodifikasi perilaku seseorang. Tapi kembali lagi, yang menentukan efektif atau tidaknya suatu reinforcement dan punishment adalah bagaimana orang yang diberikan reinforcement dan punishment dapat meresapi dan memaknainya.

Pemberian reinforcement dan punishment harus spesifik serta konsisten, sesuai dengan yang dijanjikan. Hindari pemberian aturan yang samar seperti “Bila bersikap baik, akan mendapatkan penghargaan”. Sikap baik apa yang kita harapkan? Kapan? Dimana? dan penghargaan seperti apa? Semakin spesifik, semakin baik. Bila perilaku baik telah terlihat berikanlah reinforcement sesuai janji, atau bila perilaku maladaptif muncul, berikan punishment sesuai janji.

Punishment yang diberikan juga harus sesuai dengan bentuk kesalahannya dan dilakukan secara bertahap sehingga bernilai mendidik dan benar-benar bisa mengubah perilaku negatif dan tidak mengulanginya lagi. Pemberian punishment yang tidak tepat malah akan berdampak negative. Misalnya, orang tersebut menjadi berontak karena ia merasa tidak nyaman dengan hukuman yang diberikan dan terasa berlebihan (tidak adil).

Jadi, walaupun kita tidak bisa mengubah kepribadian seseorang secara keseluruhan, namun kita bisa mempengaruhi atau memodifikasi perilakunya. Dengan menggunakan prinsip reinforcement dan punishment ini, diharapkan kita bisa memodifikasi perilaku orang lain di sekitar kita entah anak kita, pasangan kita, atau rekan kerja kita untuk menjadi lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *