admin Tidak ada komentar

Pujian dan kritik bagi anak — Semua anak haus akan persetujuan dari orang tuanya. Menerima pujian dari orang tua adalah hal yang paling menyenangkan bagi anak, namun sebaliknya menerima kritik bukanlah hal yang mudah bagi anak. Terkadang orang tua tidak menyadari betapa seriusnya anak menerima setiap perkataan orang tua baik perkataan pujian ataupun kritik.

 

Dampak positif dan negatif pujian

Pujian seringkali diartikan sebagai bentuk dukungan dari orang tua namun kritik seringkali diartikan sebagai perkataan mengecam bagi anak. Oleh karena itu, Orang tua perlu memahami cara yang tepat untuk menyeimbangkan keduanya agr tidak memberi dampak buruk bagi anak. Jika diberikan secara tidak seimbang (lebih banyak kritik daripada pujian) kemungkinan anak akan merasa menyerah dan bersikap sama buruknya dengan perkataan orang tua tentang dirinya.

Anak harus menerima tekanan dari kritik yang rutin diberikan oleh orang tua, belum lagi anak juga memiliki saudara kandung (yang mungkin saja) saudara kandungnya akan menambah tekanan kritikan tersebut dengan bersikap menertawakan dirinya yang kerap dikritik dan dimarahi oleh orang tuanya.

Selain kritik, pujian yang berlebihan juga bisa memberikan dampak negatif bagi anak. Terlalu banyak pujian dari orang tua bisa memengaruhi proses belajar anak untuk merasa puas akan kesuksesannya sendiri. Jika anak merasa puas akan kesuksesannya, maka hal tersebut kan menghambat dirinya untuk terus mengembangkan diri. Terlebih pujian yang diberikan dihadapan saudara kandungnya, bisa menyebabkan persaingan yang tidak sehat karena saudaranya merasa dirinya tidak lebih baik sebagai anak.

Dengan demikian, berilah pujian sewajarnya dan kritik sewajarnya. Lakukan keduanya secara seimbang dan sampaikan dengan cara dan perkataan yang tepat. Jika menyampaikan kritik hindarilah kata-kata seperti “selalu” “tidak pernah” dari pada perkataan seperti “kamu tidak pernah siap tepat waktu”. Sekarang cobalah untuk fokus pada yang terjadi saat ini, jika ia terlambat katakanlah “kamu terlambat, ayo kita bicara berdua”. Kiritk disampaikan secara privasi untuk menghindari terjadinya krisis percaya diri pada anak atau hilang semangat untuk memperbaiki dirinya.

 

Cobalah mengajarkan anak kritik diri dan pujian diri

Cobalah mengajarkan anak cara melakukan kritik diri dan pujian diri secara mandiri. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk membantu anak belajar menghadapi kekuatan dan kelemahannya sendiri, untuk memantau sikapnya sendiri. Berhati-hatilah dalam menyampaikan pujian, ketika anak melakukan hal yang membanggakan jangan tergesa-gesa menyampaikan “bagus! Hebat!” tetapi cobalah bertanya “bagaimana perasaanmu?”. Katakanlah dengan ekspresi wajah tersenyum hangat sebagai tanda seberapa bangganya anda sebagai orang tua. Tetapi tetap memberi ruang pada anak untuk menemukan rasa bangga itu sendiri. Cara tersebut, tentu bisa mengurangi adanya iri dan rasa cemburu dari saudara kandung.

Begitupun dengan kritik, sebelum memberitahu kesalahan yang dilakukan oleh anak cobalah untuk memberi kesempatan kepada anak untuk memikirkan kesalahan yang dilakukannya. Mulailah dengan memberikan pertanyaan “apakah kamu menyadari ada kesalahan yang diperbuat? “apa yang kamu pikirkan tentang kesalahanmu?”, dan yang terpenting kritik dilakukan secara privasi dengan perbincangan yang santai untuk memastikan bahwa anak tidak merasa dipermalukan oleh orang tuanya.

Jika pujian dan kritik disampaikan dengan cara yang tepat tentu anak akan lebih bisa menerimanya dengan baik. Demikian artikel tentang peran pujian dan kritik bagi anak. semoga bermanfaat.