DeepaPsikologi.com, Seringkali kita sebagai orang tua menginginkan anak untuk mau mendengarkan nasihat yang kita sampaikan. Seringkali pula kita merasa anak tidak mau mendengarkan nasihat yang kita sampaikan kepadanya. Namun, pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri “apakah sebagai orang tua kita telah mampu untuk mendengarkan anak-anak kita?”
Setiap orang baik anak-anak, remaja, atau pun orang dewasa pastilah menemukan masalah dalam hidupnya dan seringkali ingin diceritakan kepada orang lain. Bercerita dilakukan kepada orang yang mereka percayai dan dinilai mampu untuk mendengarkan dan menghargai upaya yang mereka lakukan saat menghadapi masalah. Oleh karena itu, mendengarkan cerita akan membangun kepercayaan dan juga kelekatan diantara dua orang.
Anak- anak Kita Secara Tidak Sengaja Sering Curhat kepada Orangtua
Bisa kita perhatikan, anak-anak kita seringkali berbicara panjang mengenai kegiatannya sehari-hari, teman-teman sekolahnya, guru sekolahnya, atau hal lain yang dianggapnya menarik. Satu hal yang perlu kita telaah dalam diri kita adalah, “sudahkah kita mendengarkan ceritanya tersebut?”
Permasalahannya, seringkali orangtua kurang waktu luang kepada anak
Banyak orang tua yang saya temui mengakui bahwa mereka jarang memberikan waktu untuk mendengarkan anak-anak mereka bercerita. Menurut saya hal seperti ini bisa terjadi karena seringkali orang dewasa tidak mengganggap penting cerita anak-anak atau merasa sudah tahu apa yang akan anak-anak ceritakan dan akhir dari cerita mereka. Padahal kelekatan dan kepercayaan anak terhadap orang tua bisa mulai dibangun melalui upaya orang tua yang mau mendengarkan cerita anak-anaknya. Oleh karena itu, mau endengarkan cerita anak adalah kebiasaan yang baik bagi orang dewasa.
Kelekatan dan kepercayaan adalah dua hal yang penting dimiliki dalam hubungan orang tua dan anak. Kelekatan dan kepercayaan akan berimbas pada banyak hal termasuk kesehatan mental anak-anak di masa depannya kelak. Anak-anak yang tidak memiliki kelekatan dan kepercayaan terhadap orang tuanya cenderung akan memiliki hubungan sosial yang lebih buruk dengan lingkungan. Anak-anak yang demikian juga akan lebih sulit untuk beradaptasi dan menjalin komunikasi yang sehat dengan lingkungannya. Selain itu, imbas langsung dari ketiadaan kelekatan dan kepercayaan anak terhadap orang tuanya adalah sikap dan perilaku anak yang cenderung menjadi negatif terhadap orang tuanya.
Baca artikel lainnya: konsultasi Psikologi permasalahan keluarga
Lalu bagaimana memulai untuk membiasakan diri mendengarkan cerita anak kita?
Mulailah dengan mengembalikan rasa tertarik terhadap kehidupan anak-anak kita. Pandangi wajah mereka dan sadarilah bahwa kebersamaan kita dengan mereka tentunya tidak akan lama.
Kemudian kita bisa mulai untuk menyediakan waktu ketika ia mendekati kita dan bercerita mengenai apa saja yang menarik perhatiannya. Selain itu, mendengarkan anak bisa juga mulai dilakukan sesaat sebelum ia tidur. Kita bisa menyediakan waktu untuk bertanya mengenai aktifitasnya pada hari tersebut dan membangun dialog antara orang tua dan anak. Jangan lupa untuk menyampaikan perasaan anak yang kita tangkap dari ceritnya, dan tanyakan kembali alasan mengapa ia memiliki perasaan tersebut. Jangan lupa untuk memberikan respons ekspresi ketertarikan saat mendengarkan ceritanya, karena anak juga sensitif terhadap ekspresi wajah orang-orang disekitarnya.
Belajar Memahami Anak
Selain kelekatan dan kepercayaan, saat kita mendengarkan cerita anak kita, anak juga akan belajar untuk memahami bahwa didengarkan adalah hal yang menyenangkan. Sehingga ia juga sedikit demi sedikit akan belajar mendengarkan orang lain yang bercerita kepadanya.
Lebih lanjut, kita juga bisa menyisipkan nilai-nilai kebaikan yang kita yakini saat dialog dengan anak telah terbangun. Sehingga tidak perlu stres dan merasa bahwa anak tidak mau mendengar nasihat yang kita sampaikan.
Anak-anak kita adalah cerminan diri kita, apa yang kita berikan padanya nantinya akan berdampak pula pada respons mereka terhadap diri kita sebagai orang tuanya.
=====================
Nuram Mubina, M.Psi., Psikolog
Dosen dan Pemerhati Keluarga.
Deepa Family Care oleh Deepa Pengembangan Psikologi