Terapi Rogers, Gestalt dan Behavioral — Dalam konseling psikologi, beberapa proses atau tahapan dilakukan untuk menunjang kesehatan mental klien. Tahapan mulai dari membangun raport, penggalian data, proses analisa, sampai tahapan psikoterapi. Beberapa proses konseling hanya membutuhkan peredaan emosional, bukan untuk mencari terapi. Sedangkan beberapa kasus juga tidak sampai di tahap terapi, karena dirujuk ke psikiater misalnya. Atau beberapa kasus sampai ke tahap analisa permasalahan psikologis namun klien sudah memutuskan proses konseling. Jadi, proses terapi adalah tahapan akhir untuk proses healing. Di psikologi dikenal beberapa proses psikoterapi. Mulai dari terapi psikoanalisis, terapi CBT, terapi Dialectical Behavioral, terapi Psychodynamic, Emotion-Focused Therapy (EFT), Play Therapy, Psychotherapy, Family Therapy, dan masih banyak lainnya. Pada artikel kali ini, akan kita bahas khusus untuk terapi Rogers, Gestalt dan Behavioral saja.
artikel terkait: konsultan psikologi
Terapi Terpusat pada Klien (Client-Centered Therapy)
Terapi client centered dipelopori dan dikembangkan oleh psikolog humanistis Carl Rogers. Fokus pada terapi ini memiliki pandangan dasar tentang manusia, bahwa pada dasarnya manusia itu bersifat positif, makhluk yang optimis,dan aktif. Rogers menganggap manusia sebagai mahluk yang penuh harapan, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif, bebas, atau tidak terbelenggu masa lalu. Manusia juga dinilai mampu berorientasi ke masa yang akan datang dan selalu berusaha untuk melakukan self fullfillment atau memenuhi kebutuhan dirinya sendiri untuk bisa beraktualisasi diri.
Client-Centered Therapy sering juga disebut terapi non-directive. Terapi non direktive adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dan klien. Tujuan dari metode non direktif ini agar tercipta gambaran yang serasi dengan kenyataan klien yang sebenarnya. Model terapi ini efektif jika klien memiliki kemampuan kognitif yang baik, atau mampu dan mau melakukan tilikan diri. Sehingga klien bisa memberikan gambaran diri yang utuh. Tetapi, jika kemampuan kognitif dan pendidikan yang rendah, akan menjadi kendala atau kelemahan dari terapi ini. Beberapa klien tidak mampu membuat analisa sintesa, bahkan dalam beberapa kondisi tidak bisa mengungkapkan kondisi yang dirasakannya.
Beberapa perbedaan karena teknik konseling Client centered therapy menilai manusia dengan positif. Maka, klien datang kepada konselor atas kemauan sendiri. Konselor menyadarkan klien bahwa proses konseling merupakan tanggung jawab klien. Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukaan perasaannya. Perasaan klien perlu diterima dan dipahami oleh konselor. Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil dan direncanakan, sampai merealisasikannya. Serta klien diharapkan dapat memahami dan menerima keadaan dirinya. Karakteristik konselor adalah terpadu, orientasi kepada klien, berempati, memberi penilaian kepada klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
Terapi Gestalt dalam Aplikasi Proses Konseling
Terapi Gestalt dikembangkan oleh Federick S. Pearl (1894-1970). Dasar dari terapi ini oleh empat aliran yakni psikoanalisa, penomenologis, dan eksistensialisme serta psikologi Gestalt. Menurut Federick S. Pearl bahwa individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan. Manusia yang sehat memiliki keseimbangan antara ikatan organisme dengan lingkungan. Manusia yang sehat adalah manusia yang bisa berfungsi dan berinteraksi baik dengan lingkungan sosialnya. Baik dengan anggota keluarga, dengan tetangga, sampai dengan mahluk hidup lainnya. Jika seseorang menjadi patologis dan mengganggu orang lain, maka orang tersebut mengalami masalah psikologis. Sehingga konsep dasar terapi Gestalt, didasari ketidakseimbangan antara keberadaan sosial dengan individu tersebut.
artikel terkait: jasa konseling
Terapi Behavioral dalam Aplikasi Proses Konseling
Terapi behavioral berasal aliran behaviorisme yang merupakan aliran besar di keilmuan psikologi. Tokoh terkenal aliran behaviorisme adalah Pavlov dan Skinner. Dari dua tokoh ini yang menjadi arah konsep terapi Behavioral.
Awalnya terapi Behavioral dikembangkan oleh Wolpe (1958) untuk menanggulangi treatment neurosis. Kontribusi terbesar dari konseling behavioral (perilaku) adalah diperkenalkannya metode ilmiah dibidang psikoterapi. Teknik dari terapi behavioral adalah memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi proses belajar untuk perubahan perilaku. Terapi behavioral tetap memegang prinsip dasar dari aliran behaviorisme, yaitu melibatkan stimulus dan respon. Klien diberikan pengkondisian-pengkondisian tertentu untuk menciptakan respon yang baik dan sesuai yang diharapkan.
Tujuan terapi behavioral untuk membantu klien membuang respon-respon yang lama yang merusak diri. Konseling Behavioral berhasil jika klien dapat mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat. Disamping itu, tujuan terapi behavioral untuk memperoleh perilaku baru, mengeleminasi perilaku yang maladaptif dan memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan.
_______
Demikian adalah beberapa teknik yang digunakan dalam serangkaian proses konseling psikologi. Kami bahas sekilas tentang Terapi Rogers, Gestalt dan Behavioral yang sering digunakan oleh psikolog, konselor maupun terapis. Banyak metode dan teknik konseling-psikoterapi, disesuaikan dengan kebutuhan, dan kondisi klien. Keberhasilan proses konseling juga dipengaruhi oleh pribadi terapis/konselor maupun kesungguh-sunguhan klien untuk ingin sembuh.