Komunikasi merupakan hal yang penting dalam hubungan interpersonal, komunikasi dapat tercapai dengan baik apabila kedua belah pihak mempunyai kesamaan dalam menginterpretasikan pesan yang disampaikan, Gunawati,Hartati,&Listiara(2006). Adanya komunikasi yang efektif akan menyebabkan keterbukaan antara pasangan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi &Sudhana (2013) bahwa harmonis atau tidaknya suatu pernikahan tergantung dari kondisi hubungan interpersonal pasangan suami istri, hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik melalui komunikasi yang efektif antara suami dan istri. Dewi dan Sudhana mengadakan pengujian kepada 110 responden untuk data tersebut.
Komunikasi merupakan hal penting dalam hubungan interpersonal
Sebuah kesimpulan dari penelitian tentang kepuasan pernikahan dan penyesuaian pernikahan dengan subjek sebanyak 52 orang istri dilakukan oleh Rachmawati&Mastuti, (2013), menjelaskan bahwa:
Konsep peran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan perkawinan, pasangan suami istri harus dapat memahami peran dan tanggung jawab masing-masing agar tercapainya kepuasan dalam pernikahan.
Knowles(2002), menjelaskan dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara waktu senggang bersama pasangan dengan kepuasan pernikahan. Semakin banyak waktu senggang yang dimiliki oleh pasangan semakin tinggi kepuasan pernikahan yang dimiliki oleh pasangan suami istri.
Untuk dapat menarik kesimpulan dan diselaraskan dengan teori, penulis membuat pendekatan kualitatif dengan subjek melalui proses wawancara. Berikut adalah hasil wawancara yang dituangkan dalam format laporan:
Iter : Peneliti
Ite : Pihak yang diwawancarai
Proses wawancara Tema Kepuasan Pernikahan
Iter : Selamat siang bu
Ite: : iya selamat siang
Iter :Nama saya susi yeni saya mahasiswa fakultas psikologi universitas buana perjuangan karawang, yng kemarin sudah menelepon ibu dan ibu bersedia untuk membantu saya dalam penulisan tugas akhir semester 4 saya, betul?
Ite : Iya betul
Iter : Sebelumnya saya ucapkan terimakasih ya bu
Ite : Iya sama-sama
Iter : Kalo boleh tau gimana kabarnya ibu hari ini ?
Ite : Alhamdulillah sehat, mba gimana kabarnya?
Iter : Alhamdulillah sehat-sehat juga. Oiya sebelumnya Marhaban ya Ramadhan ya bu
Ite : iya sama-sama
Iter : hari ini hari pertama puasa
Ite : iya alhamdulillah
Iter : alhamdulillah, kalo boleh tau ibu sedang berpuasa juga?
Ite : Iya, alhamdulillah saya berpuasa walaupun sedang mengandung.Trisemester pertama.
Iter : Oh ibu sedang mengandung?
iter : Iya kalo boleh tau berapa usia kandunganya?
Ite : Alhamdulillah sekarang sudah menginjak 3 bulan
Iter : Oh 3 bulan alhamdulillh ya bu, semoga sehat-sehat bersama kandunganya
Ite : Aminnn
Iter : Nah saya ada tugas akhir semester 4 ini, ingin mengambil topik tentang “kepuasan pernikahan” kalo boleh tau pendapat ibu tentang pernikahan di jaman sekarang seperti apa sih bu?
Ite :Yaa kalo jaman sekarang sih kebanyakan orang-orang menikah mudah ya? Mulai dari umur 17 tahun juga kadang ada
Iter : Iya
Ite :Seperti saya, termasuk dibilang menikah muda juga sih heheh
Iter : Oh iya
Ite : Iya
Iter : Kalau boleh tau emang waktu usia berapa ibu menikah
Ite : Usia 20 tahun
Iter : 20 tahun oh yah, kalau dalam psikologi perkembangan 20 tahun itu masih memasuki usia remaja ya bu.
Ite :Iyah
Iter : Proses menikah ibu, apakah eh kan ada proses dalam menuju pernikahan ya bu. Prosesnya ibu menikah itu apakah pacaran dulu kah atau pendekatan secara agama seperti taaruf ?
Ite :Pacaran
Iter : Kalau boleh tau berapa lama pacaran?EIN
Ite :5 tahun
Iter : 5 tahun? Lumayan cukup lama juga ya bu. Nah 5 tahun itu dari kapan kalau boleh tau bu?
Ite :dari semenjak sekolah
Iter : sekolah SMP/SMA?
Ite :SMA lah pastinya.
Iter : Oh SMA nah dengan pacaran yang cukup lama itu , akhirnya untuk memustudkan pernikahan itu gimana bu?
Ite :Yaa karena sudah sama-sama saling cocok juga, lalu sudah 5 tahun juga yah kan ga baik lama-lama pacaran takutnya jadi fitnah
Iter : iya betul
Ite : kan kalau misalkan udah sah mau ngapa-ngapain juga enak, kemana-mana juga gaada gosip lah gaada fitnah atau apapunlah intinya mah mencegah fitnah orang sih.
Iter : He’em, nah sebelum memasuki pernikahan kan banyak yang bilang nih bu, banyak godaan atau halangan sebelum pernikahan.
Ite ; iyalah pasti
Ite : Nah di ibu sendiri apakah ada godaan tersebut?
Ite :Eeeeemmm dibilang, iya pastilah pasti ada godaan-godaan kaya gitu mah, apalagi kan menjelang pernikahan pasti ada aja yah masalah kaya, kayaorang bilang cobaan pernikahan gitu ya
Iter : Iya betul. Kalau boleh tau godaan seperti apa sih bu?
Ite :Yaa banyak sih, kaya semacam orang ke 3 yah itu kan emang paling berat banget yah misal mau menginjak pernikahan , hadir orang ke 3 itu rasanya ya beratlah, mba juga kalau misalkan ada di posisi saya mungkin
Iter : hhmm Berat ya bu
Ite :Iyah
Iter : Kalau boleh tau berapa bulan sebelum pernikahan hal itu terjadi ?
Ite :3 bulan sebelum pernikahan (meneteskan air mata}
Iter : Yaa sebagai wanita pasti hancur ya bu perasaanya
Ite :Iyah
Iter : Nah, sampai akhirnya memutuskan untuk pernikahan itu terjadi. Apa sih yang menguatkan ibu?
Ite :Yang menguatkan saya itu orang tua .
Iter : Orang tua?
Ite : Iyah
Iter : Siapakah, ibu atau ayah?
Ite :Yaa kan saya kan tinggal ibu aja yah hehe ( mata berkaca-kaca ) jadi ya alasan ibu
Iter : Jadi ibu,lebih apah motivasi eh pernikahan iini terjadi karena ibu memikirkan perasaan ibu kandung ibu
Ite :iyah
Iter : Nah, sampai akhirnya ibu menikah . jadi, pernikah menurut ibu sendirih apasih. Seperti apa?
Ite : Pernikahan menurut saya yaa bersatunya 2 insan, bersatunya 2 karakter yang berbeda yah, bersatunya 2 keluarga . yaa itu sih
Iter : Jadi pernikahan menurut ibu adalah bersatunya 2 karakter, 2 insan dan keluarga itu dari yang sebelum menikah akhirnya memutuskan untuk menikah
Ite :Iya
Iter : Emmm kalau boleh tau sudah berapa lama ibu menikah?
Ite : Alhamdulillah sekarang sudah mau 7 bulan yah
Iter : Jalan 7 bulan yah bu. Nah, hingga akhirnya ibudengan godaan yang sebelum menikah itu dan setelah menikah. Suami di mata ibu seperti apa sih? Dari yang dulu maaf yah bu ada orang ke 3 itu sampai akhirnya berjalan sampai 7 bulan ini pasti lumayan berat ya bu ga gampang . suami di mata ibu seperti apa?
Ite : iya,Pastinya ga gampang juga yah saya mengalami semua ini , ga gampang juga move on dari masalah ini yah menurut saya suami saya itu orangnya pekerja keras yah ,
Iter : he’em
Ite :orangnyaberkomitmen kalau misal menutu dia A ya A, B ya B yaa saya gimana saya memutuskan untuk tetap menikah dengan saya, walaupun sudah ada orang ketiga ya saya percaya bahwa manusia itu pasti ada perubahan.
Iter : Bisa berubah ya bu.
Ite : Iya pasti bisa berubah seiring dengan berjalanya waktu. Yaa itu sih keyakinan saya
Iter : Jadi karena keyakinan ibu tentang emm hal-hal yang dimiliki suami ibu yang positif hingga akhirnya ibu tetap melanjutkan pernikahan itu.
Ite : Iya karena suami saya orang yang bertanggung jawab terhadap keluarganya, yaa saya berfikirnya terhadap keluarga aja bertanggung jawab apalagi terhadap istrinya dan anak-anaknya sendiri.
Iter : Kalau boleh tau emang tanggung jawa suami ibu kepada keluarganya itu dalam bentuk apa bu?
Ite : Banyak. Dia seperti tulang punggung keluarganya dan sekarang kan dia anak cowo yah
Iter: : Iyah
Ite : anak terakhir dia punya kakak 2 bersaudara.
Iter : dua bersaudara
Ite : iya, Terus ibu bapaknya udah gaada juga mertua sudah meninggal
Iter : Hmm, inalillahi ya bu
Ite : Iyah
Iter : Jadi posisi ibu tidak memiliki mertua ya bu
Ite : iya, Saya meyakinin aja bahwa suami saya orangnya bertanggung jawab terhadap orang tuanya, terhadap istrinya pasti, dia orangnya bertanggung jawab
Iter : Jadi, melihat kebesaran tanggung jawab oleh suami kepada keluarganya, ibu meyakinkan diri bahwa suami juga akan bertanggung jawab pada ibu dan anak-anak ibu kelak ya.
Ite : Iyah
Iter : Nah, emm ada ga sih bu perubahan sifat dari suami ibu sebelum dan sesudah menikah?
Ite : Alhamdulillah sekarang sudah semakin membaik yah pernikahan saya
Iter : Pernikahan ibu atau sifat ibunya eh maksudnya sifat suami nya
Ite : Iya sifat suami , suami saya juga mulai membaiklah bu mulai terlihat menyayangi saya kembali
Iter : Seperti halnya waktu pacaran dulu yah bu
Ite Iya apalagi kan semenjak adanya calon bayi yah, saya sedang mengandung ini terlihat banget bahwa dia tuh dia kembali menjadi dia yang seperti dulu, dia yang sayang tulus sama saya, gaada lagi orang ya mudah-mudahan ya gaada lagi godaan semacem kaya gitulah
Iter : he’em Jadi, keputusan ibu menjatuhak pilihan ibu pada suami ibu adalah rasa tanggung jawab dan kerja keras suami yah bu .
Iter : nah, setelah menikah emm bagaimana sih komunikasi ibu dengan suami ?
Ite : Alhamdulillah sekarang komunikasi saya berjalan dengan baik
Iter : Seperti apa contonya bu?
Ite : Contohnya kaya misalkan dia lagi sibuk atau dia pulang telat dia selalu ngabarin saya dimanapun dia berada, dia kemana, dengan siapa dia pasti ngabarin
Iter : he’em Jadi, ibu dan suami saling mengetahui kondisi dan keberadaan masing-masing yah bu.
Ite : Iyah
Iter : Melalui komunikasi itu?
Ite : Iyah
Iter : Nah, seberapa sering sih komunikasi itu terjalin?
Kesimpulan Hasil wawancara tema Kepuasan Pernikahan:
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ite dapat dikatakan telah puas dengan pernikahanya. Adapun, pada awalnya ite dan pasangan memulai hubungan dengan pacaran selama 5 tahun sejak duduk di bangku SMA, kemudian seiring berjalanya waktu mereka memutuskan untuk menikah. Namun ternyata tiga bulan sebelum menikah pihak laki-laki mengkhianatinya, ia ketahuan memiliki hubungan dengan wanita lain.
Hadirnya orang ke tiga membuat hati ite hancur mulai kehilangan kepercayaanya pada laki-laki tersebut. Namun subjek tetap menerima dan melanjutkan pernikahannya melihat dukungan dan suport dari mamahnya serta keyakinan atas dirinya yang menyatakan bahwa ada beberapa sifat yang dimiliki suaminya yaitu rasa tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya yang tentu akan bertanggung jawab pula pada dirinya, subjek pun percaya bahwa calon suaminya pasti akan berubah menjadi lebih baik.
Akhirnya pernikahan ini berlangsung, Subjek menikah diusia 20 tahun, diusia yang tergolong muda/remaja .seiring berjalanya waktu setelah menikah suami mulai berubah kembali menjadi sosok yang dikenal ite dulu semasa pacaran.
Baca artikel lainnya, jasa psikotes online
dan jasa psikologi
Aspek Komunikasi antara pasangan
Adapun aspek komunikasi yang berlangsung antara ite dan pasangan berjalan baik, dimana keduanya saling memberi kabar untuk mengetahui keberadaan dan keadaan, dan berjalan setiap hari baik langsung maupunkomunikasi lewat handphone. Ada berbagai obrolan diantaranya dari mulai aktivitas sehari-hari keduanya sampai sosialisasi dengan lingkunganya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keutuhan dan kepercayaan diantara keduanya Halinisejalandengan penelitian yang diakukanoleh
Ite yang juga bekerja disebuah perusahaan makanan di Karawang, mengetahui peran dan tanggung jawabnya sebagai istri hal ini dibuktikan dengan memasak dan menyiapkan makanan bagi suaminya, namun terkadang kurang optimal jika Ite sedang lelah karena pekerjaanya, namun suaminya mengerti kondisi ite jika ite tidak memasak suaminya tyerkadang membeli makanan diluar, begitupun juga sebaliknya apabila suami yang aktivitasnya selain bekerja juga kluliah ite membantu tugas kuliahnya.
Keduanya sama-sama sibuk, namun jika ada waktu luang atau hari libur keduanya terkadang menghabiskan waktunya keluar jalan-jalan, teteeapi jika keduanya sedang males keluar biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan mengembangkan usaha kecil-kecilan yang dibangun keduanya yaitu usaha refill parfum. namun terkadang sebagai anita ite juga ingin menghabiskan quality time berdua refreshing, namun mengingat banykanya kesibukan suami ite lebih mengerti kondisi suaminya dan memilih menguungkan niatnya.
Baca artikel lainnya, konsultan psikologi
Nilai dan keyakinan pasangan suami istri
Keduanya memiliki kesamaan/ seiman yakni beragama islam, dan kekuatan dalam keyakinan spiritual dapay memberikan landasan bagi nilai dan perilaku individu dan pasangan. Keduanya menjalankan kewajiban sesuai yang diperintahkan agama, dan agama bagi mereka salah satu landasan untuk menyelesaikan suatu masalah atau konflik apabila terjadi pada keduanya. Penelitian yang dilakukan oleh Marini&Julianda(2012), tentang gambaran kepuasan pernikahan menjelaskan bahwa keyakinan spiritual menjadi berkembang karena keyakinan kepadaTuhan membantu pasangan lebih ikhlas dan bersabar dalam menjalani pernikahan.
Disetiap rumah tangga pastilah ada konflik, bauik yang kecil hingga konflik besar hingga butuh orang ketiga untuk membantu penyelesaian konflik tersebut. Konflik yang terjadi dipernikah ite biasanya ite teringat pada masa lalu dimana suaminya mengkhianatinya dan merengek-rengek pada suaminya. Sehingga mengakibatkan percecokan diantara keduanya tetapi hali ini bisa dielesaikan hanya sehari saja. Adapun upaya yang dilakukan ite dan suami dalam menyelesaikan konflik biasanya saling mengalah, semisal ite sedang emosi maka suami lebih meredamkan amarahnya, sebaliknya jika suami sedang emosi ite bisana mengalah .adapun jika keduanya tidak bias menyelesaikan konflik berdua maka biasanya adanya bantuan dari luar, biasanya ite meminta bantuan dari pihak keluarga dan biasanya meminta bantuan teman deket untuk meminta pendapat dan solusi agar konflik yang terjadi dapat terselesaikan.
Kepuasan dalam hubungan Pernikahan
Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Utami&Mariyanti (2015), kepada 67 respon dan menyebutkan bahwa kepuasan dalam hubungan pernikahan dapat ditentukan oleh sikap masing-masing pasangan atau proses dalam mengelola konflik yang terjadi dalam rumah tangga.
Sikap dancaraite dalam mengatur keuangan yaitu berhubung keduanya saling bekerja dan berpenghasilan, otomatis ada beberapa pemasukan namun penghasilan suami yang kuliah dan banyak membutuhkan pengeluaran, untuk membayar cicilan rumah, dan kebutuhan sehari-hari sehingga penghasilan yang didapat ite bias membantu kebutuhan sehari-hari rumah tangga, ite mengaku belum menyukupi terlebih karena banyak cicilan namun sebisa mungkin ite menyisihkan untuk menabung, adapun jika suatu saat suami tidak bekeja/di PHK ite terus mensuport agar tidak down dan ute memutuskan jika hal itu terjadi ite akan mengembnagkan bisnis kecil-kecilanya
Ite merasa bahagia saat melakukan relasi seksual dengan suaminya, hal ini karena keduanya sudah sah dan saling menikmati saat berhubungan walaupun dengan kesibuka ite yang bekerja ite harus tetap mampu melupakan kelelahanya, adapun cara melupakan rasa lelahnya dengan menuruti apa yang diminta suami. Defrain (2003) menyebut kan dalam penelitiannya bahwa hubungan seksual yang memuaskan pada pasangan akan menghasilkan kebahagiaan pada pasangan, namun ketika tidak adanya ketertarikan hubungan seksual akan menurunkan kebahagiaan padapasangan.
Membangun relasi Berkualitas dalam berkeluarga
Keluarga dan teman merupakan konteks yang paling penting bagi pasangan dalam membangun relasi yang berkualitas. Hal ini yang membuat ite dan suami memiliki kepuasan pernikahan karena adanya hubungan yang baik pada anggota dan keluarga masing-masing dan sebaliknya, keduanya saling berkomunikasi dan berkunjung kekeluarga pasanagn dengan baik, meminta pendapat kepada keluarga terlebih dahulu untuk menyelesaikan konflik antara ite dan pasangan. Selain itu keterlibatan orang tua dapat memperkuat atau memperlemah kualitas relasi pasangan.
Teman sering kali menjadi penyangga bagi pasangan ketika sedang menghadapi persoalan. Ite mengaku tidak begitu banyak mengetahui teman dekat suami namun ada beberapa yang tahu seara tidak langsung begitupun sebaliknya ite banyak memperkenalkan beberapa teman dekatnya pada suami agar terjalin hubungan yang baik dengan teman-teman dekat ite. Selain keluarga teman dekat adalah tempat ite meminta pendapat dan solusi untuk penyelesaian konlik dirumah tanggnya dan mensuport ite.
Studi deskriptif yang dilakukan oleh Parung (2014) kepada 20 responden mengatakan hubungan dengan teman dan keluarga besar yang tetap terjalin dengan baik akan membantu meningkatkan kepuasan pernikahan karena dapat memberikan dukungan.
Kedekatan interaksi antara pasangan suami istri
Kedekatan yang terjalin antara keduanya semakin intens setelah menikah, keduanya saling mengetahui karakter satu sama lain. Suaminya bukan termasuk tipe lelaki yang romantic dalam berkata-kata namun ite mengaku bahwa suaminya romantis dalam sikapnya. Sebagai contoh, ketika ite sedang tidur suami tiba-tiba mencium keningnya, ketika ite sakit suami sangat care, dan apabila ite lelah sepulang kerja suami juga terkadang mijetin. Sebaliknya terlebih karena ite sedang mengandung ite selalu meminta suami mengelus-elus perutnya setiap malam agar bisa tidur tidur. Adapun ketika sedang berjauhan, ketika suami sedang berpergian cukup lama karena kuliahnya. Ite merasa kerinduan kepada suaminya. Agar kerinduan tersebut bisa terobati biasanya ite menelepon atau sms suaminya. Kedekatan dan kebersamaan merupakan kebutuhan dasar dari pernikahan, pasangan suami istri yang saling mencintai menunjukan tingkah laku yang positif dan mengungkapkan
Setiapa pernikahan yang dibangun dengan dua karakter yang berbeda akan sering menimbulkan konflik dan permasalahan dipernikahanya, adapun ite dan pasangan dalam membangun persamaan diantara perbedaan tersebut dengan cara saling mengerti, saling mengetahui karakter masing-masing , adapun kiat-kiat agar pernikahan ite dan suami tetap langgeng yaitu ite selalu memperhatikan dan memberikan apa yang dibutuhkan suai, contohna dengan membuatkan makanan pada suami. Penelitian yang dilakukan oleh Stone&Shackelford(2007) menyatakan bahwa kepuasan pernikahan yang tinggi akan terjadi apabila mampu mengerti dan menyesuaikan diri degan kepribadian yang dimiliki oleh pasangannya
PENILAIAN KUALITAS WAWANCARA Kepuasan Pernikahan
Kuantitatif
Norma penilaian kuantitatif adalah sebagai berikut :
Jumlah banyaknya reaksi-reaksi ite yang dapat digolongkan dalam kategori-kategori O dan E-in, dibagi dengan jumlah seluruh reaksi-reaksi iter (N), tanpa kategori F dan S, dikalikan sengan 100%, minimal harus 60 %
O + E-In
N – (F + S ) X 100%
O = Ordering
E-In = Ekplorasi Internal
F = Formal
S = Sisipan
Berdasarkan wawancara dengan Ite hasilnya adalah :
O = 26
E-In = 87
N = 172
F = 18
S = 21
HASIL :
26 + 87
172- (18+21) x 100 %
113
133 x 100 %
= 84,96 %
Demikian adalah contoh laporan hasil penelitian terkait tema kepuasan penelitian. Laporan ditulis oleh Susi Yeni (154162732012) Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang pada bulan Juni 2017. Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester IV Mata Kuliah Psikodiagnostik III Wawancara. Dengan Dosen Pengampu: Nuram Mubina M.Psi, Psikolog.
Baca artikel lainnya, tes psikologi online
dan jasa psikotes