admin Tidak ada komentar

Wirausaha biro psikologi – Sekarang ini, trend lulusan S1 adalah melamar pekerjaan. Di kurikulum dan target lulusan kampus diutamakan bisa masuk ke perusahaan besar. Alumni yang bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar adalah lulusan yang berprestasi. Tidak jarang mereka diundang dalam program alumni sebagai pembicara dan pemateri. Dengan harapan mampu memberikan insight bagi adik kelas untuk mengikuti jejak mereka. Tidak salah memang. Tetapi, jika target lulusan diutamakan bekerja di perusahaan-perusahaan, maka persaingan pelamar akan tinggi. Tingkat serapan tenaga kerja akan rendah. Banyak masyarakat non-educated yang menjadi pengangguran. Bahkan sarjana S1 mulai banyak yang belum diterima kerja.

Kita tahu bahwa di Indonesia, UMKM menyerap lebih dari 70 persen jumlah tenaga kerja. Bahkan di negara-negara maju, serapan untuk tenaga kerja banyak di sektor swasta  khususnya usaha mikro. Oleh karena itu, penting adanya pembekalan baik dari kampus maupun program mandiri untuk mendidik generasi muda tidak berfokus mencari kerja. Tetapi menciptakan lapangan kerja. Bayangkan jika setiap lulusan S1 mampu mempekerjakan 3-20 orang karyawan. Berapa banyak pengangguran di negeri ini yang dibantu mendapatkan pekerjaan.

Begitu juga dengan lulusan sarjana psikologi yang diorientasi untuk menjadi HRD, GA, staf di perusahaan. Padahal banyak peluang untuk bekerja mandiri dengan basic keilmuan psikologi. Bisa menjadi konselor, praktisi pendidikan, konsultan, bahkan memulai wirausaha biro psikologi secara mandiri. Memang butuh banyak persiapan, tetapi di luar sana banyak biro psikologi yang sudah lama berdiri dan perlu kita jadikan inspirasi dari mereka lulusan psikologi untuk berwirausaha di lembaga psikologi.

Mempersiapkan Wirausaha Biro Psikologi

Mempersiapkan Wirausaha Biro Psikologi

Memahami apa itu berwirausaha

Sebelumnya perlu kita pahami bahwa berwirausaha adalah kegiatan usaha atau bisnis mandiri dimana segala sumber daya dan upaya dibebankan kepada pelaku dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, maupun menyusun suatu operasinya dan memasarkan serta mengatur permodalannya. Hal ini berbeda dengan konsep dagang, dimana aktivitas lebih sederhana. Yaitu menjual. Di dalam berwirausaha, ada proses dagang/selling sebagai ujung tombak aktivitas, tetapi di belakang itu ada sistem dan manajemen yang mengaturnya. Walaupun tujuan sama yaitu mendapatkan keuntungan.

Dalam kasus wirausaha biro psikologi hal apa saja yang dibutuhkan? Diantaranya yaitu :

  • Mindset Pelaku usaha
  • Market (konsumen/pengguna jasa)
  • Produk (barang dan jasa)
  • Pengetahuan dan keahlian Teknis
  • Modal (pribadi atau pinjaman)
  • Ciptakan Budaya Organisasi
  • Scale Up (inovasi dan improvement)

 

Mindset dalam berwirausaha

Konsep berpikir antara berwirausaha dan menjadi karyawan tentu sangat berbeda jauh. Dalam beberapa hal bahkan berkebalikan. Untuk menjadi pengusaha/ owner dari sebuah usaha, tentu sumber pemasukan kita lebih dinamis. Jika kita bersungguh-sungguh maka hasilnya bisa banyak, tetapi jika kita tidak serius maka hasilnya bisa minus. Karena sebagai pengusaha, kita tidak digaji oleh bos kita, justru ada beban-beban operasional yang harus kita manajemen pengeluarannya. Seperti gaji karyawan, sewa, cost produksi, dan sebagainya. Jika kita lost produktivitas, maka kita akan merugi karena pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran.

Beberapa mindset sebagai pengusaha diantaranya yaitu:

  • senang bekerja dengan usaha sendiri. bekerja seperti bermain-main di “box tools” nya sendiri.
  • Tidak malu jualan atas produk sendiri. Karena banyak orang malu berjualan.
  • Tanggung jawab pribadi. Mengatur waktu kerja sendiri, resiko jika tidak kerja sungguh-sungguh tidak terpenuhi keinginan. Tidak ada yang gaji,
  • Continuous improvement. Berani belajar hal-hal baru. Kerjakan sendiri sebelum bisa gaji orang. Belajar desain, buat website, pembukuan neraca laba rugi,
  • Harus siap dengan ketidakpastian
  • Siap ditolak, ditertawakan orang lain dengan usaha kita di awal
  • Siap dengan kejatuhan usaha, bangkrut.
  • Tujuan penguat untuk berwirausaha (ditentukan dan buat konkrit)
  • Untuk mendapatkan mindset bisa ikut komunitas pengusaha. IIBF, TDA, KPMI

 

Langkah awal dalam berwirausaha

Ada tips yang sudah menjadi rahasia umum bahwa langkah efektif dan optimal dalam berwirausaha adalah market. Lebih khusus lagi adalah selling atau menjual. Setelah pasar sudah kita dapatkan, baru mengembangkan di sektor lain seperti pengembangan internal, dan sebagainya. Tentu langkah ini tidak bisa di samaratakan. Tetapi ada beberapa tips yang mungkin bisa dipertimbangkan.

Berikut adalah beberapa tips terkait langkah market bagi pengusaha UMKM,

  • Belajar teknik market. Buat penawaran, portofolio usaha, company profile, appointment, teknik negosiasi, belajar website dan marketplace, facebook ads atau instagram ads, display toko/ kantor
  • Maksimalkan market dengan offline dan online.
  • Differensiasi market. Cari kompetitor, kembangkan hal yang berbeda. Cari semgen yang tidak banyak dikejar competitor, tetapi ada profitnya.
  • Mempelajari arah trend global dan nasional dan perkembangan terhadap segmen usaha yang akan kita kembangkan. Misalnya, sebagian biro psikologi khususnya di masa covid mulai mengembangkan psikotes online dan konseling online. Kita juga perlu untuk mempertimbangkan menggunakan cara tersebut.
  • Mencari Produk atau jasa tetap dalam persaingan sehat.
  • Jangan berspekulasi à riset kebutuhan market. Bisa pakai google keyword tools, riset di marketplace, jalan-jalan offline, sebar kuesioner, tanya instansi kebutuhannya apa yang tidak ada di karawang.

 

Berikut adalah dokumentasi webinar psikopreneur dari channel youtube Deepa Psikologi

Mempersiapkan produk Wirausaha Biro Psikologi

Khusus dalam artikel ini kita membahas tentang wirausaha biro psikologi. Model bisnis Wirausaha Biro Psikologi adalah layanan jasa. Sehingga untuk dijual kita perlu merubahnya menjadi produk (paket-paket layanan). Seperti misalnya, paket psikotes lv staf, psikotes lv supervisor, paket tes kematangan sekolah SD, tes minat bakat. paket konseling untuk asisten psikolog, konseling untuk psikolog. Hal ini untuk membedakan harga, membedakan segmen, dan menyesuaikan kebutuhan klien.

Langkah dalam mempersiapkan Wirausaha Biro Psikologi diantaranya adalah riset produk dan segmen pasar kita. Bisa berdasarkan lokasi maupun kebutuhan masyarakat. Jika lokasi kita dekat dengan kawasan industri, kita bisa mulai dengan layanan yang dibutuhkan seperti psikotes, dan asesmen. Pemahaman masyarakat tentang psikologi juga menjadi pertimbangan kita. Seperti di Jakarta, tentu harga psikotes dan konseling psikologi jauh lebih murah dibandingkan jika kita membuka layanan di Subang atau Purwakarta. Persepsi masyarakat di Karawang tentang pentingnya aplikasi psikologi tentu berbeda dengan di kota lain seperti Bekasi dan Jakarta. Hal ini menentukan dari berapa harga/biaya yang harus kita bebankan ke klien. Bagaimana bentuk layanan dan pendekatan ke klien.

Seperti halnya konsep berwirausaha, kita tidak bisa menggunakan satu perspektif keilmuan saja. Jika kita buka biro Psikologi, kita harus berkolaborasi dengan keilmuan lainnya. Kita bisa menghire praktisi IT untuk membuat software layanan psikologi, bisa merekrut staf administrasi dari jurusan akuntansi, praktisi parenting dan terapis ABK, serta melibatkan ahli marketing digital. Dalam beberapa hal terkait resource pun kita perlu menggunakan pihak ketiga seperti jasa coworking space atau virtual office sebagai tempat meeting kita dengan klien.

 

Silahkan baca artikel kami lainnya, konsultan psikologi

dan jasa psikotes online

Pengetahuan tentang administrasi Usaha Mandiri Biro Psikologi

jika kita menargetkan segmen klien kita adalah perusahaan-perusahaan. maka kita harus menyamakan bahasa kita dengan perusahaan agar diterima. Diantaranya adalah mengurus legalitas. Kita bisa mengurus ke notaris untuk membuat badan usaha, baik CV maupun PT.

Dalam aktivitas selanjutnya, bekaitan dengan administrasi payment, kita perlu membuat nomor rekening atas nama perusahaan. Di sini pihak bank membutuhkan legalitas seperti SIUP, TDP, keterangan PKP dan non-PKP, maupun surat rekomendasi dari klien perusahaan kita.

Beberapa klien yang membutuhkan layanan psikologi meminta surat Confidentiality Agreement. Hal ini karena layanan psikologi berisi informasi sensitif dan rahasia perusahaan. Beberapa berkaitan dengan ‘aib’ personal maupun kelompok. Juga berkaitan dengan isue-isue yang sedang berkembang. Sehingga, perusahaan membutuhkan kenyamanan dengan kita agar informasi psikologis tersebut dipastikan tidak keluar ke orang atau pihak lain.

Satu point lagi berkaitan dengan administrasi wirausaha biro psikologi, yang dibutuhkan yaitu legalitas profesi. Dalam legalitas profesi ini, kita perlu mendaftarkan biro kita ke HIMPSI wilayah/ propinsi. Kita juga perlu mengurus SIPP (Surat Ijin Praktik Psikologi) kepada psikolog penanggungjawab praktik. Jika dibutuhkan kita juga perlu mengurus surat Keterangan Jenjang Kompetensi Profesi. Jika ada layanan psikologi kita bersingungan dengan psikologi klinis, perlu juga kita mendaftarkan ke dinas kesehatan.

Masih banyak beberapa syarat administrasi yang perlu kita perhatikan jika kita membuka biro psikologi. Baik administasi profesi, payment, maupun administrasi kerjasama dengan instansi dan psikolog di dalam naungan biro kita sendiri.

Demikian artikel singkat tentang mempersiapkan wirausaha biro psikologi. Semoga menambah sedikit wawasan dan membantu bagi kita yang ingin membuka biro psikologi sendiri.

Silahkan baca artikel kami lainnya, biro psikologi

dan jasa psikologi