admin Tidak ada komentar

Deepapsikologi.com — Kematangan seksual terjadi pada masa remaja. Di masa ini fungsi seksual untuk kebutuhan seksual mulai matang. Kemudian kematangan seksual ini akan berjalan di usia dewasa untuk proses mencari pasangan dan melanjutkan keturunan. Dalam tahap akhir, ada proses ketidakberfungsian seksual dan menurunnya fungsi seksual. Di usia lanjut biasa terjadi pada wanita dengan adanya menopause, namun berbeda dengan pria. Pada tahap ini, lansia masih ada dorongan seksual tetapi dengan beberapa situasi dapat menurunnya minat dan fungsi seksual.

Di samping perubahan fisik, faktor psikologi juga menjadi penyebabnya penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia. Hal seperti rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia dengan pasangannya. Pada lansia seringkali ada sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

Pada lansia dengan pasangan hidup telah meninggal, maka akan mempengaruhi perubahan psikoseksual. Begitu juga dengan disfungsi seksual karena hormonal atau masalah kesehatan jiwa seperti cemas, depresi, dan alzaimer.

Terjadinya perubahan fisik aktivitas seksual pada lansia biasanya berlangsung secara bertahap. Menurunnya aktivitas seksual lansia seringkali dipengaruhi oleh kondisi medis, hormon dan perubahan sistem syarafnya.

 

Tahap penurunan Aktivitas Seksual pada Lansia

Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan apabila ditinjau dari pembagian tahap seksual menurut Kaplan:

  • Fase Desire

Pada tahapan ini, dimana hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjut usia, tetapi bisa bervariasi. Pada lansia Pria, hasrat seksual menurunnya disebabkan dengan menurunya hormon testoteron. Menurunnya hormon testoteron pada pria seringkali terjadi pada rentang usia 55 tahun. Sehingga, dapat berpengaruh terhadap libido atau minat seksual.

  • Fase Arousal

Di fase ini, lansia wanita mengalami perubahan fisik seperti pengecilan ukuran payudara, elastisitas dinding vagina berkurang, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot berkurang, serta iritasi uretra dan kandung kemih. Sedangkan pada lansia pria, proses ereksi membutuhkan waktu lebih lama. Di tahap ini pria kurang mudah terangsang oleh stimulus seksual, juga kurang begitu kuat untuk performa dan aktivitas seksual. Seiring menua usia pria, akan terjadi penurunan produksi sperma. Biasanya tahapan ini terjadi pada rentang usia 40 tahun.

  • Fase Orgamik
  • Fase orgamik pada lansia wanita ditandai dengan terjadinya penurunan orgasme disertai menurunnya kontraksi. Di tahap ini, wanita sulit mendapatkan orgasme yang berkali-kali dalam sekali hubungan seksual. Sedangkan pada lansia pria ditandai dengan menurunnya kemampuan mengontrol ejakulasi, kekuatan dan kontraksi otot berkurang.
  • Fase Pasca Orgasmik

Pada tahap ini dimana pembangkitan gairah seksual sampai timbulnya orgasme ke tahapan berikutnya lebih sukar lagi.