Pola asuh orang tua merupakan unsur fundamental yang mendasari terbentuknya perilaku anak. Pola asuh orang tua dapat memengaruhi pola perilaku anak. Dengan demikian, memahami jenis-jenis pola asuh sangat penting bagi setiap orang tua agar dapat menemukan pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya.
Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan kata asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri. Dengan demikian pola asuh merupakan cara yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak-anaknya agar bisa dapat bertahan hidup secara mandiri.
Baca Juga: Manfaat Utama Psikologi Konseling Secara Ilmiah
Menurut Hurlock (1999) dalam bukunya Child Development pola asuh terbagi ke dalam tiga jenis pola asuh, yaitu :
Pola Asuh Permissif
Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak, yang membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin di lakukan tanpa mempertanyakan. Gaya pengasuhan ini tidak menggunakan aturan-aturan yang ketat bahkan bimbinganpun kurang diberikan, sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Dengan demikian anak akan merasa bebas melakukan apa saja yang dia inginkan.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang mana orang tua memberikan aturan tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk berbicara. Orang tua akan cenderung menuntut anak untuk mematuhi aturan dan akan diberi hukuman jika melanggar aturan. Pada pola asuh ini tidak akan terjalin diskusi dua pihak antara anak dengan orang tua. Dengan demikian, anak akan kehilangan rasa percaya diri untuk menyampaikan pendapat dan merasa takut salah jika berbicara.
Baca Juga: Gunakan Jasa Konsultan Psikologi Untuk Individu Disini
dan 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang seimbang antara hukuman dan pujian. Orang tua memberikan aturan yang jelas dan tetap memperhatikan sudut pandang anak, mencoba menjalin diskusi satu sama lain. Pada pola asuh ini, orang tua akan menjaga kedisiplinan dalam keluarga. Meskipun demikian, orang tua tetap menghargai adanya kebebasan untuk anak. Menghargai pendapat anak dan memberikan alasan yang objektif pada setiap aturan yang diterapkan. Dengan demikian, anak akan mulai menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab.
Pola asuh yang disebutkan diatas hanyalah sebagian dari banyaknya jenis-jenis pola asuh yang berkembang dari para ahli hingga saat ini. Ketiga pola asuh diatas tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi anak, hanyasaja orang tua perlu memahaminya dengan detail agar bisa memnimalisir dampak negatif yang akan terjadi pada anak.
Baca juga, 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online untuk Perusahaan