Psikoterapi Kelompok. Terapi kelompok dalam psikologi akhirnya menjadi metode khusus yang memberi kesempatan bagi para individu dan kelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerjaan, sosial, rekreasi, hingga pendidikan (Harleigh B. Trecker). Konselor atau psikolog biasanya memberikan psikoterapi kelompok kepada klien nya yang mengalami permasalahan sosial, adaptasi, dan interaksi dengan orang lain. Klien ditempatkan dalam situasi beberapa orang dimana kondisi dan situasi sudah diketahui atau memiliki tujuan untuk terapi permasalahan klien.
Terapi kelompok memiliki kegunaan dalam menghilangkan perasaan sendiri atau terisolasi pada diri pasien sehingga bisa membantu menghilangkan kecemasan yang dia rasakan dan mendorongnya untuk mau beradaptasi dan bersosialisasi. Terapi Kelompok memberikan gambaran bahwa masalah yang dialami oleh pasien bukanlah sesuatu yang aneh karena banyak orang lain yang juga mengalaminya dan bersedia membicarakan isi hatinya.
Pengertian Psikoterapi Kelompok
Terapi Kelompok memungkinkan berbagai jenis kelompok berfungsi sedemikian rupa. Sehingga interaksi kelompok berupa kegiatan-kegiatan program memberikan kontribusi pada pertumbuhan atau perkembangan individu-individu dalam pencapaian tujuan-tujuan sosial yang diinginkan (American Association of Grcup Worker dan Grace L Coyle)
Menurut Harleigh B. Trecker, psikoterapi kelompok menjadi metode khusus yang memberi kesempatan bagi para individu dan kelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerjaan, sosial, rekreasi, hingga pendidikan.
Proses Psikoterapi Kelompok
Untuk melakukan proses psikoterapi kelompok, psikolog atau terapis perlu menyiapkan situasi dan kondisi yang memungkinkan klien bisa mengikuti tahapan terapi yang diberikan. Berikut adalah beberapa hal yang dibutuhkan dalam proses psikoterapi kelompok:
- Dibutuhkan jumlah peserta 5 – 10 orang
- Satu sesi terapi kelompok dilakukan selama 90-120 menit
- Format pelaksanaan yaitu setiap anggota dapat berhadapan satu sama lain, atau ada peran yang diberikan pada beberapa peserta.
- Komposisi pesertaatau partisipan terapi kelompok bisa secara homogen maupun Peserta heterogen melibatkan perbedaan jenis kelamin, usia, personality, dan latar belakang.
- Problem atau isu yang diberikan sudah di bahas bersama partisipan. Isu atau problem menyesuaikan dengan kebutuhan tujuan konseling atau psikoterapi ke klien.
- Terapis : sendiri atau dengan ko-terapis, pria atau wanita (terutama untuk familiy terapiataumarital terapi)
- Terapkan aturan main agar anggota kelompok tetap menjaga kerahasiaan, dan data diri klien.
- Kondisikan proses terapi kelompok tampak se-natural mungkin di depan klien.
Baca artikel lainnya, Terapi Keluarga
dan Pentingnya konseling Keluarga
Faktor yang perlu diperhatikan dalam terapi kelompok
- Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh psikolog dalam memberikan terapi kelompok, yaitu:
- kemungkinan ketidakcocokan antar anggota kelompok
- Kurangnya personalisasi dalam penanganan tiap anggota kelompok,
- Kurang persiapan dan sosialisasi langkah-langkah, peran, dan tujuan dari terapi itu sendiri ke partisipan.
Dampak Positif Terapi Kelompok
-
Installing hope (membangkitkan harapan)
Membangkitkan dan memelihara harapan akan mendorong klien untuk tetap bertahan dan mau berusaha dalam mengikuti proses terapi. Bertemu dengan anggota lain yang telah mengalami peningkatan atau mampu mengatasi masalah dengan efektif akan membangkitkan harapan klien untuk sembuh dan berubah. Partisipan dapat membantu menyemangati klien. Ada harapan-harapan dan semangat yang muncul dalam kondisi klien di semangati oleh orang lain.
Terapis atau psikolog harus selalu menginformasikan peningkatan yang telah di capai kliennya baik klien individu maupun kelompok terapis. Terapis harus yakin atau optimis terhadap anggotaatau kelompoknya.
-
Universality
Anggota merasa bahwa setiap orang juga mengalami masalah dan muncul perasaan bahwa mereka memiliki masalahataukondisi yang sama. Klien akan memahami bahwa bahwa mereka tidak sendiri. Masalah yang mereka alami merupakan hal yang dapat dialami oleh orang lain atau siapapun. Psikoterapi kelompok memberikan kesempatan untuk mendapatkan perasaan diterima anggota lain.
-
Imparting information (memberi informasi)
Saat terapis atau psikolog memberikan informasi, terapis dan anggota mendiskusikan pengalaman mereka. Adanya psikoedukasi dan refleksi dari terapis maupun anggota lainnya.
Tiap klien belajar agar memperoleh informasi tentang permasalahannya, fungsi psikis, gambaran symptom atau gejala, dinamika kelompok dan interpersonal proses psikoterapi.
-
Altruisme dan Empathy
Adanya proses belajar untuk saling menerima dan terutama saling memberi atau membantu. Proses saling memberikan dukungan, meyakinkan, memberi saran, sharing tentang masalah yang sama antar anggota terapi kelompok. Adanya proses pemberikan umpan balik yang hangat. Hal-hal seperti ini sangat membantu karena setiap orang sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan
-
Corrective recapitulation of the primary family
Terapi kelompok secara umum mirip kondisi keluarga. Dalam kelompok sangat mungkin bagi setiap anggota untuk melakukan pengulangan perilaku. Psikolog atau terapis perlu mengetahui dan memahami kemungkinan konflik yang berulang. Sehingga, tiap anggota juga mendapat kesempatan untuk memberi dan menerima koreksi.
-
Interpersonal learning
Dalam kelompok dapat terjadi proses belajar sosial atau mengembangkan kecakapan sosial
-
Imitative Behavior (perilaku meniru)
Klien selama terapi berlangsunng mungkin akan meniru sikap, perilaku terapi dan anggota lain atau bahkan cara berbicara dan berpikir terapis. Metode imitasi merupakan kekuatan terapeutik yang cukup efektif untuk membantu menyelesaikan permasalahan klien.
-
Katarsis
Dalam kelompok, pasien belajar mengekspresikan perasaannya. Klien juga perlu belajar tentang perasaan mengenai atau terhadap orang lain, secara jujur dan terbuka sehingga memunculkan kondisi untuk saling mempercayai dan saling pengertian.
-
Kekompakan kelompok
Anggota kelopmpok dapat menjadi lebih dekat atau akrab. Sehingga akan meningkatkan self esteem melalui penerimaan kelompok. Klien menjadi merasa dirinya diterima, dan ada dukungan dari kelompok tersebut. Ada perasaan memiliki kelompok.
Jenis Terapi kelompok
-
Psikodrama
Psikodrama merupakan suatu bentuk terapi kelompok, yang dikembangkan oleh J.L. Moreno (1982 – ) pada tahun 1946. Pada jenis terapi ini, klien didorong untuk memainkan suatu peran emosional di depan para penonton tanpa dia sendiri dilatih sebelumnya. Tujuan dari psikodrama ini adalah membantu seorang pasien atau kelompok pasien untuk mengatasi masalah-masalah pribadi dengan menggunakan permainan drama, peran, atau terapi tindakan. Lewat cara-cara ini pasien dibantu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah, dan kesedihan.
Baca juga, 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online untuk Perusahaan
dan Cara Daftarkan Diri Psikologi Konseling Untuk Individu
-
Role Play
Memainkan peran adalah suatu variasi dari psikodrama yang tidak menggunakan alat-alat sandiwara (drama). Teknik ini banyak digunakan untuk mendorong klien berbicara dan mengembangkan persepsi-persepsi baru dalam berbagai situasi kelompok. Jenis terapi role play umum digunakan dalam setting ruang kelas, program-program hubungan manusia dalam bidang usaha dan industri, dan pertemuan-pertemuan latihan (training).
-
Encounter Group
Jenis terapi Encounter Group merupakan bentuk khusus dari terapi kelompok yang muncul dari gerakan aliran psikologi humanistik pada tahun 1960-an. Terapi Encounter group bertujuan untuk membantu mengembangkan kesadaran diri dengan berfokus pada bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lain dalam suatu situasi aman didorong untuk mengungkapkan perasaan secara terus terang.
Jenis terapi ini tidak berlaku bagi orang yang mengalami masalah-masalah psikologis yang berat. Tetapi hanya ditujukan kepada orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, berusaha memajukan pertumbuhan pribadi, meningkatkan kesadaran mengenai kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka sendiri serta cara-cara mereka berhubungan dengan orang lain. Fokus dari jenis terapi Encounter group adalah mengungkapkan perasaan-perasaan yang asli (masa sekarang) dan bukan menafsirkan atau membicarakan masa lampau.
-
Support Group
Jenis terapi support group adalah suatu metode terapi kelompok dimana koresponden dan klien saling mendengarkan, mendukung, dan menyemangati. Support group ini juga dapat diartikan sebagai kelompok dukungan diantara sesama korban ataupun orang-orang yang punya masalah atau pengalaman yang sama. Syarat support group ini adalah kelompok yang terdiri dari orang dengan permasalahan-permasalahan yang sama.
Tujuan dari support group bukanlah sekedar mengingat kembali pengalaman-pengalaman masa lalu, tetapi lebih untuk mendiskusikan masalah-masalah sekarang dan solusi menghadapinya. Support group umumnya dilakukan pada kelompok sebaya yang memiliki masalah yang relatif sama. Dilakukan dengan cara berkomunikasi ataupun berbagi (sharing) informasi tentang permasalahan yang dialami. Tiap anggota dalam support group diharapkan saling belajar dan menguatkan, dengan tujuan utama tercapainya kemampuan penanggulangan (coping) yang efektif terhadap masalah ataupun trauma yang dialami.
________
Demikianlah artikel penerapan psikoterapi kelompok. Semoga menambah wawasan kita terkait apa itu psikoterapi kelompok, prosesnya, faktor yang perlu diperhatikan, dampak positif, serta jenis-jenis psikoterapi kelompok.
Baca Juga: Manfaat Utama Psikologi Konseling Secara Ilmiah
dan Positif Talk untuk mental lebih sehat