Deepapsikologi.com — Dalam hubungan keluarga, sering terjadi permasalahan yang melibatkan anggota keluarga. Seperti antara suami istri, orangtua dan anak, atau permasalahan antar saudara. Permasalahan yang muncul dalam keluarga seringkali karena permasalahan komunikasi yang berjalan baik dengan pasangan atau saudara. Sehingga pesan dan keinginan tidak tersampaikan ke anggota keluarga yang lain. Permasalahan-permasalahan seperti persepsi, memaknai segala sesuatu, intonasi berbicara, juga memiliki pengaruh dalam konflik. Beberapa penyebab konflik keluarga lainnya seperti tidak memahami bahasa cinta, kurang ada perhatian, faktor pihak luar dari keluarga, egosentris, dan pilih kasih/tidak adil. Banyak penyebab konflik rumah tangga jika kita runtut adalah sebuah pola. Pola rantai parenting yang diturunkan dari keluarga suami atau keluarga istri. Penyebab-penyebab lain seperti rasa percaya, tipe komunikasi, temperamen, pengaruh pergaulan, dan sebagainya.
Mengingat begitu banyaknya sumber dari permasalahan konfik pasangan dan keluarga. Terkadang, permasalahan yang keluar di permukaan sebenarnya bukan permasalahan inti. Misalnya permasalahan perselingkuhan, setelah digali lebih dalam, ternyata berasal dari kurangnya komunikasi dan ketidakpercayaan. Sehingga, pasangan mencoba ingin curhat ke orang lain dan dari sana berlanjut ke arah perselingkuhan.
Jika, permasalahan keluarga tidak digali dari sumber awal konflik. Maka, konflik yang keluar di permukaan walaupun terselesaikan… maka varian yang lain akan muncul masalah baru lagi. Begitu terus selanjutnya… masalah baru akan muncul terus menerus. Karena tidak teselesaikan sumber permasalahan intinya. Ibarat atap bocor, kita harus mencari sumber masalah dengan mengganti genteng. Bukan dengan mengepel lantai.
Sumber penggalian masalah konflik keluarga dapat dibantu oleh psikolog, konsultan pernikahan, dan tokoh agama yang sudah kompeten menangani kasus psikologis. Dengan pihak-pihak tersebut yang sudah berpengalaman menangani permasalahan psikologis, dapat dianalisa dengan tepat dan objektif.
Prinsip Terapi Keluarga
Di dalam tahapan Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip, yaitu:
- Prinsip pertama, Konsep keluarga sebagai sistem perilaku dengan sifat yang unik dengan keseluruhan karakteristik individu dari semua anggota.
- Prinsip Kedua, Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta karena cara keluarga berfungsi sebagai kelompok dan adaptasi emosional dari anggotanya.
Setiap keluarga adalah unik. Dengan sekian banyak dinamika dan permasalahan di dalamnya. Tidak ada keluarga yang sama, sama seperti konsep ‘individual deferences’. Sehingga, masalah yang sama, jika diberikan solusi tertentu dalam satu keluarga bisa efektif dan efisien. Tetapi bisa saja tidak berhasil dalam keluarga yang lain. hal ini karena kompleksitas yang ada di dalam keluarga itu sendiri. Begitu juga dengan permasalahan yang muncul. Dengan tekanan dalam satu keluarga tidak menjadi masalah, tetapi jika masalah yang sama tersebut ada dalam keluarga yang lain.. bisa menjadi permasalahan yang besar. Prinsip kedua menjelaskan hubungan yang muncul antara anggota keluarga melibatkan faktor emosional dan faktor kedekatan. Sehingga dalam terapi keluarga, tidak bisa melepaskan antara ‘keunikan keluarga’ dan hubungan emosional antara anggota keluarga.
Tujuan Terapi Keluarga
Terapi keluarga memiliki beberapa tujuan. Setiap upaya terapi yang dilakukan oleh psikolog maupun konsultan/praktisi pernikahan, harus merujuk kepada tujuan dari terapi keluarga. Berikut adalah beberapa tujuan dilaksanakannya terapi keluarga:
- meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
- mengembangkan komunikasi secara terbuka
- meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
- memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
Keempat tujuan tersebut harus berkembang optimal seiring jalannya proses terapi keluarga. Dengan meningkatnya keterampilan interpersonal dan perilaku. Menjadikan perilaku toxic yang muncul dari anggota keluarga bisa diselesaikan. Satu anggota keluarga yang toxic dalam berinteraksi akan menjadi masalah bagi anggota keluarga yang lain. Keunikan dari permasalahan keluarga adalah, jika masalah muncul… tidak ada pihak yang tidak kena dampaknya. Sehingga, dengan menyelesaikan permasalahan toxic interpersonal anggota keluarga, akan menyelesaikan permasalahan keseluruhan keluarga.
Kedua, sumber permasalahan yang terbesar dari keluarga disebabkan oleh misskomunikasi, sehingga muncul prasangka dan asumsi negatif. Dengan memperbaiki pola komunikasi yang efektif, sehingga pesan dan tujuan dari komunikasi tersampaikan ke anggota keluarga yang lain. maka, konflik keluarga yang berhubungan dengan miss komunikasi bisa diselesaikan. Tujuan ketiga terkait tujuan keluarga, bahwa setiap keluarga memiliki peran masing-masing. Bahwa keluarga harus menjalankan fungsinya, yaitu tempat pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis anggota keluarganya.
Kemudian yang terakhir dari tujuan terapi keluarga yaitu memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga. Terapi keluarga dibangun untuk memfasilitasi perubahan keluarga menjadi lebih baik dan positif. Dan kemudian yang paling penting… setelah proses terapi selesai. Kondisi keluarga tetap lebih baik. Diupayakan sedemikian rupa agar kondisi tidak kembali seperti sebelum proses terapi.
Deepa psikologi memfasilitasi konseling dan terapi keluarga
Deepa psikologi sebagai biro layanan psikologi konsern dalam konseling dan psikoterapi. Salah satu layanan dari Deepa di bidang konseling adalah konseling keluarga. Di Deepa psikologi terdapat tim yang terdiri dari psikolog dan asisten psikolog siap mendampingi permasalahan keluarga. Jika Anda mencari biro psikologi untuk sesi konseling keluarga, maka,,, biro psikologi Deepa bisa menjadi salah satu alternatif yang mungkin Anda butuhkan.