Kebahagiaan — Setiap manusia pasti memiliki ekspektasi untuk mencapai kebahagiaan. Banyak orang berharap setiap kehidupan yang dijalani terasa membahagiakan. Sepanjang kehidupan berusaha, berjuan dan berproses untuk mendapatkan kebahagiaan seutuhnya. Oleh karena itu, kebahagiaan memiliki peran yang penting bagi manusia.
Definisi Kebahagiaan
Sebelum mengetahui hal-hal yang bisa memengaruhi kebahagiaan, tentu perlu memahami terlebih dahulu arti mengenai kebahagiaan. Bagaimana ilmuwan psikologi mengartikan konsep kebahagiaan?
Menurut Sigmun Freud (1961) dalam bukunya “The Future Of An Illusion” kebahagiaan adalah hasil dari penyelarasan antara dorongan prinsip kenikmatan manusia agar sesuai kenyataan dan selaras dengan moralitas masyarakat. Metode meraih kebahagiaannya dengan menjalin hubungan secara emosional dengan manusia, seperti terlibat dalam hubungan saling mencintai; dan mengakrabi keindahan untuk ia senangi, seperti menikmati karya seni.
Hurlock (2004) dalam bukunya tentang “Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan” mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (acheivement). Sikap menerima orang lain dipengaruhi oleh sikap menerima diri sendiri dalam penyesuaian sosial dimana dalam penyesuian sosial diperlukan adanya daya tarik fisik yang akan menimbulkan rasa cinta dan penerimaan dari orang lain, sedangkan cinta merupakan hasil sikap penerimaan orang lain di dalam lingkungan.
Adapun menurut Eid dan Larsen (2008) dalam bukunya The science of subjctive well-being Individu yang bahagia akan mampu beradaptasi dengan baik dan cenderung lebih sukses dalam berbagai bidang, seperti sosial, kesehatan, pemecahan masalah, dan lainnya.
Berdasarkan definisi para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan merupakan keadaan individu yang berkaitan dengan kualitas hubungan dengan diri sendiri dan kualitas hubungan dengan orang lain. Kepuasan terhadap kehidupan yang dijalani individu. Adanya penerimaan, kasih sayang dan prestasi/pencapaian dapat menjadi jalan merasakan kebahagiaan.
Baca artikel lainnya, Positive Self Talk
dan Manfaat me Time
Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan (happiness) menurut Seligman (2005) dalam penelitiannya tentang “Positive Psychology Progress: Empirical Validation ofInterventions” adalah sebagai berikut:
-
Kehidupan sosial
Orang yang sangat bahagia adalah orang-orang yang dapat mempunyai kehidupan sosial yang baik dan sering melakukan sosialisasi dan paling sedikit hidup dalam kesendirian.
-
Agama dan religiusitas
Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius, hal ini dikarenakan agama dapat memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia. Hubungan antara harapan akan masa depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa keimanan sangat efektif melawan keputusan dan meningktkan kebahagiaan.
Baca artikel lainnya, Negative Thinking dan bagaimana mengatasinya
dan Baca Juga: Manfaat Utama Psikologi Konseling Secara Ilmiah
-
Pernikahan
Pernikahan sangat erat hubungannya dengan kebahagiaan. Orang yang menikah dapat mempengaruhi panjangnya usia dan mendapatkan penghasilan.
-
Usia
Penelitian yang dilakukan terhadap 60.000 orang dewasa dari 40 bangsa membagi kebahagiaan dalam tiga komponen yaitu, kepuasaan hidup, afek menyenangkan, dan afek tidak menyenangkan. Kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Afek menyenangkan sedikit melemah dan afek negatif tidak berubah, yang berubah ketika menua adalah intensitas emosi. Perasaan ingin selalu berada dipuncak dan keputusasaan menjadi berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman.
-
Uang
Pada negara yang sangat miskin, kaya bisa berarti lebih bahagia, namun pada negara yang lebih makmur, peningkatan kekayaan tidak begitu berdampak pada kebahagiaan.
Itulah artikel singkat tentang Kebahagiaan Menurut Perspektif Psikologi. Semoga menjadi referensi pemahaman kebahagiaan. Selamat berbahagia.
Baca juga, 5 Manfaat Menggunakan Psikotes Online untuk Perusahaan