Psikotes kerja — Sebagian besar orang yang mendaftar dan mengikuti seleksi pekerjaan, atau mendapatkan tawaran promosi jabatan: selalu berinteraksi dengan psikotes. Tes psikologi menjadi salah satu tahapan yang harus dilalui pelamar pekerjaan setelah syarat-syarat administatif lainnya. Juga ada tes kesehatan medical check up. Tes Psikologi seringkali menjadi momok paling menakutkan karena banyak yang gagal di tahap ini.
Psikotes adalah serangkaian alat tes psikologi yang disusun sesuai dengan standar keilmuan psikologi untuk mengungkap gambaran menyeluruh psikologis peserta tes. Sehingga psikotes dapat diaplikasikan untuk segala bidang dan tujuan, seperti di bidang pendidikan, sosial, klinis, dan industri organisasi. Psikotes kerja sebagai aplikasi pengungkapan psikologis diperuntukkan untuk bidang industri organisasi. Seperti digunakan untuk seleksi karyawan, promosi jabatan, evaluasi kerja, rotasi jabatan, dan efisiensi karyawan. Sebagian besar perusahaan melakukan tes psikologi dalam proses perekrutan karyawan dengan tujuan untuk mengetahui potensi, karakter dan kepribadian kandidat.
Hasil laporan psikotes sedikit banyak akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan penempatan kandidat. Apakah kandidat akan di terima kerja, dan ditempatkan dalam posisi tertentu di jobdesk yang dibutuhkan. Data laporan psikotes membuat pemangku kebijakan bisa menarik kesimpulan terkait kandidat/ karyawan dengan lebih objektif dan terukur. Perusahaan melakukan psikotes kerja dengan metode yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan, kebutuhan, budaya organisasi dan standar perusahaan.
Secara umum, psikotes kerja yang sering dilakukan menggunakan beberapa alat tes dengan tujuan pada masing-masing alat tes sebagai berikut:
Psikotes untuk mengungkap potensi kognitif
Alat tes yang biasa dipakai untuk melihat aspek kognitif dalam psikotes kerja diantaranya yaitu CFIT dan IST. Pada psikotes ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan angka, bahasa, logika, kemampuan imaginasi, dan menghafalkan. Dengan diberikannya alat tes ini, dapat mengukur potensi kecerdasan yang berupa:
Kemampuan analisa sintesa, pengetahuan umum, fleksibilitas dalam berpikir, kemampuan verbal dan nonverbal. Juga dapat diketahui hal lain seperti kemampuan memahami informasi, kecerdasan numerical dan matematis, kemampuan abstraksi, dan kemampuan menghafal.
Silahkan baca juga artikel kami lainnya, konsultan psikologi
Secara garis besar, penilaian potensi intelektual dituangkan dalam skor IQ. Dimana skor 90-110 sebagai tingkat intelektual rata-rata. Kurang dari itu sebagai kecerdasan dibawah rata-rata dan jika lebih dari 110 merupakan kecerdasan di atas rata-rata. Potensi intelektual lebih bersifat statis. Artinya adalah sebuah pemberian dari Tuhan. Dengan latihan dan pengkondisian tertentu, akan merubah tingkat skor IQ tetapi tidak banyak. Sehingga, jika seseorang memiliki skor IQ yang tinggi, maka harus dikembangkan potensinya.
Di bidang industri, pengungkapan aspek kognitif sangat penting. Karena akan melihat performa seseorang dalam memahami instruksi, bagaimana menyelesaikan tugas kerja, berimprovisasi terhadap tugas kerja. khususnya untuk posisi jabatan supervisor, manager, dan pejabat. dimana peran kognitif sangat dibutuhkan terhadap tugas kerja.
Silahkan baca juga artikel kami lainnya, tes psikologi online
dan jasa psikotes
Tes proyeksi sebagai representasi dari kepribadian
Berbeda dengan tes intelegensi. Setiap jawaban dari soal psikotes tidak ada jawaban benar dan salah. Setiap jawaban akan diarahkan kepada karakteristik kepribadian tertentu. Ada ratusan soal di psikotes yang jawabannya menunjukkan karakteristik kepribadian. Sehingga hasilnya lebih menyeluruh.
Alat tes yang digunakan untuk mengungkapkan aspek kepribadian diantaranya yaitu tes Wartegg, tes Grafis (HTP, BAUM, DAP, tes tulis), tes EPPS, tes DISC, Papikostik, MBTI, BigFive, dan masih banyak lagi.
Umumnya, hasil dari tes proyeksi ini akan membagi seseorang menjadi beberapa tipe kepribadian tertentu. Tidak ada tipe kepribadian mana yang paling baik dibandingkan tipe kepribadian lainnya. Yang ada hanyalah beberapa tipe kepribadian lebih cocok bekerja dengan karakteristik sesuai dengan job desk.
Tes proyeksi bersifat lebih dinamis pada kepribadian. Tidak seperti tes intelegensi yang statis. Jika seseorang di tes proyeksi, 3-4 minggu kemudian bisa jadi jika di tes lagi hasilnya berubah. Hal ini karena seseorang belajar, mendapatkan insight, maupun ada kejadian traumatis dan penting. Oleh karena itu, ada masukan dan saran direkomendasikan dalam psikotes kepribadian bagi kandidat. Jika seseorang didapatkan memiliki tempo kerja yang rendah, atau kepercayaan diri yang rendah.. maka dia bisa belajar maupun ikut kelas pengembangan diri/ kelas kepribadian.
Hal yang bisa digali dari tes proyeksi ini seperti kepercayaan diri, penyesuaian diri, kerja sama, kemandirian, kestabilan emosi, pengendalian diri, dorongan berprestasi, dan inisiatif diri.
Di bidang kerja, aspek kepribadian merupakan hal yang penting. Seseorang tidak bisa bekerja dengan baik jika tidak ditunjang oleh kepribadian yang mendukung job desk.
Tes Leadership untuk para leader di perusahaan
Perusahaan adalah tempat dimana banyak orang berinteraksi dalam sebuah sistem. Masing-masing sistem dihubungkan oleh kepemimpinan orang-orang di dalamnya. Antara satu land dengan land lainnya, antara direksi, antara departemen, antara leader, maupun antara divisi. Sehingga, peran pemimpin adalah peran penting bagi jalannya sebuah sistem di perusahaan. disinilah pentingnya psikotes kepemimpinan untuk menggali aspek dan potensi dari pemimpin di perusahaan.
Hal yang diungkap dari psikotes leadership ini adalah :
- Terdorong untuk berperan sebagai figur pemimpin dalam kelompok
- Kemampuan dalam mengambil keputusan secara cepat dan efisien
- Pendelegasian tugas kepada bawahan
- Ketegasan dalam menerapkan aturan dan membuat keputusan
- Dapat menyampaikan pesan dari pucuk pimpinan ke bawahan dengan jelas.
- Mampu dan mau mengambil risiko/ bertanggungjawab terhadap kesalahan bawahan
- Kemampuan memberikan solusi yang efektif dan efisien terhadap permasalahan di dalam kelompok.
- Bersikap adil kepada semua anggota kelompok
- Mendapatkan persetujuan atau membuat orang lain mengikuti arahan
- Melakukan pendekatan interpersonal kepada tim
- Mengembangkan diri bawahan dan memberikan pembelajaran.
Itulah hal-hal yang bisa diungkapkan dalam psikotes kerja. Informasi yang digali tersebut akan bermanfaat bagi pemangku kebijakan di perusahaan. Sehingga, informasi tersebut bisa digunakan untuk proses seleksi karyawan, evaluasi kerja, promosi jabatan, rotasi karyawan, maupun efisiensi karyawan. Untuk tujuan umum, hasil psikotes tersebut juga bisa digunakan untuk membuat sistem, mengembangkan perusahaan, menciptakan SOP baru, dan memperbaiki budaya organisasi yang sebelumnya ada.
Demikian artikel singkat kami tentang psikotes kerja dalam aplikasi seleksi karyawan, promosi jabatan, evaluasi kerja dan rotasi jabatan. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan kita pemahaman terkait aplikasi psikologi di perusahaan.
Silahkan baca juga artikel kami lainnya, jasa psikotes online
dan jasa psikologi