admin Tidak ada komentar

Dua Manfaat Paling Utama Menggunakan Jasa Konsultan Psikologi

Konsultan Psikologi – Konseling seringkali merupakan yang pertama dan biasanya merupakan salah satu senjata terbaik yang kami miliki. Khususnya untuk melawan berbagai masalah psikologis seperti depresi, kesedihan, dan kecemasan. Anda bisa melakukan segalanya dengan benar, menjalani kehidupan model, berolahraga dan mendapatkan semua nutrisi yang Anda butuhkan dalam diet Anda. Tetapi tidak ada yang bisa menggantikan manfaat yang Anda dapatkan dari interaksi dengan orang lain dan itu adalah sumber dukungan yang benar-benar unik.

Kesehatan mental sering menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Tetapi sekarang orang mulai berbicara tentang kesehatan mental lebih banyak. Konseling tidak hanya untuk masalah kesehatan mental, tetapi juga berguna untuk hal-hal seperti masalah hubungan, peristiwa kehidupan yang sulit dan masalah perilaku.

Memiliki seseorang untuk diajak bicara, khusus untuk mendengarkan Anda berbicara tentang perasaan Anda adalah anugerah yang tak ternilai bagi banyak orang. Seringkali orang menemukan ketenangan dalam berbicara dengan teman atau keluarga, tetapi bagi banyak orang yang lain, ini sebenarnya bisa menjadi penghalang untuk secara terbuka dan jujur ​​mendiskusikan masalah Anda.

Banyak orang merasa lebih nyaman berbicara dengan profesional terlatih yang dapat ditawarkan melalui layanan konseling. Konselor atau konsultan psikologi pada dasarnya adalah orang asing yang akan mendengarkan Anda tanpa penilaian. Mereka berpengalaman dalam terapi perilaku kognitif. Yang memastikan sesi konseling Anda akan dapat membantu Anda dengan penyakit mental Anda. Sehingga Anda bisa mendapatkan lebih banyak dari kegiatan ini dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Konselor terbiasa membicarakan hampir semua topik yang tabu secara jelas, jadi Anda tidak perlu merasa malu untuk membicarakan. Jika Anda mempertimbangkan layanan konseling, kami telah akan menjelaskan dua manfaat utama dengan terlibat dalam terapi percakapan bersama orang-orang yang peduli dan berdedikasi tinggi.

Melihat Pikiran Anda dari Perspektif Berbeda

Berbicara dengan semua yang ada dalam pikiran dan dengan emosi Anda, akan memungkinkan Anda melihatnya dari perspektif baru, bukan hanya di bagian dalam pikiran Anda sendiri. Mengatakannya kepada orang lain juga membuat Anda mempertimbangkan apa pandangan mereka. Dan ini berarti Anda bisa mendapatkan cara baru untuk memikirkan masalah Anda, Anda hanya harus dengan membiarkan banyak hal keluar dari pikiran Anda.

Dengan cara yang sama seperti membuat buku harian atau jurnal membutuhkan bantuan besar bagi banyak orang. Melihat masalah Anda ditulis di atas kertas memungkinkan Anda untuk memeriksa masalah tersebut dari jauh. Dalam beberapa kasus, orang-orang menemukan bahwa kekhawatiran atau kegelisahan tersebut tidak benar-benar didasarkan pada alasan nyata untuk dikhawatirkan. Atau bahwa apa yang Anda pikirkan merupakan masalah yang sangat serius yang pada kenyataannya tidak ada yang perlu Anda khawatirkan. Dan ini jelas bisa sangat melegakan Anda.

Mengatur Waktu untuk Menghadapi Perasaan Anda

Hari ini kita lebih sibuk daripada yang pernah kita alami di masa lalu. Karena perhatian kita ditarik dalam segala hal yang mungkin ada dari saat kita bangun sampai saat kita tertidur. Ini berarti kita jarang bisa menyediakan waktu untuk duduk dan meraba apa yang bisa Anda rasakan seperti rasa bersalah, penyesalan, dan kesedihan.

Konseling atau terapi semacam ini berarti Anda hanya harus meluangkan waktu untuk menghadapi masalah Anda. Ketika Anda memiliki janji dengan orang lain, Anda berkomitmen untuk mereka selama periode waktu itu. Dan ini berarti Anda tidak dapat menunda atau melarikan diri dari menghadapi perasaan Anda. Sama, Anda cenderung tidak terganggu ketika tiba waktunya Anda menghadapi perasaan tersebut.

Untuk Anda yang benar-benar membutuhkan bantuan jasa konseling atau konsultasi psikologi, Anda dapat menghubungi kami dari Deepa Jasa Psikologi Konseling. Hubungi kami melalui kontak person kami yang ada di halaman ini.

admin Tidak ada komentar

Alat Tes Psikologi MBTI dengan Gaya Belajar

Di dunia psikologi dikenal ada banyak sekali alat tes psikologi. Beberapa alat tes psikologi tersebut diaplikasikan fokus untuk menggali aspek psikologis tertentu. Seperti alat tes CFIT atau IST atau Army Alfa untuk menggali aspek intelegensi. Beberapa alat tes papikostik, EPPS atau DISC untuk menggali aspek kepribadian. Juga ada alat tes seperti kraepelin dan pauli untuk melihat ketahanan stres, dan ketelitian kerja.

Ada alat tes psikologi untuk mengukur kemampuan khusus seperti Adkudag dalam melihat kemampuan administrasi. Ada juga alat untuk mengukur kemampuan teknis, matematis. Alat tes NST dapat diaplikasikan untuk melihat kesiapan anak masuk SD. Alat tes TRKB diaplikasikan untuk melihat interaksi orangtua-anak, suami-istri. Dan ratusan alat tes psikologi lainnya dengan banyak aplikasi di kehidupan manusia. Kali ini kami akan membahas sekilas tentang alat tes psikologi MBTI dalam kaitannya melihat karakteristik gaya belajar.

Untuk melihat artikel terkait yang membahas apa itu alat tes MBTI dan dapat mengklasifikasikan kepribadian menjadi beberapa macam. Bisa diakses ke link alat tes MBTI.

 

Alat tes psikologi MBTI membahas aspek Gaya Belajar

Alat tes psikologi MBTI sebagai instrument latar belakang dalam gambaran pilihan yang diberikan dapat diaplikasikan  untuk melihat fokus pada gaya belajar. Kebanyakan orang mengaplikasikan alat tes mbti untuk mengungkap tipe-tipe kepribadian yang dominan dalam diri seseorang. Kenyataan, alat tes MBTI tidak hanya mengungkapkan tipe kepribadian. Tetapi juga bisa mengungkapkan pada masing masing individu untuk cara belajar paling efektif.

Hubungan antara alat tes MBTI dengan gaya belajar dikembangkan oleh Isabel Brigss dan Katherine C. Briggs pada tahun 1942. Pengembangan alat tes MBTI untuk metode belajar ini didasari pada teori Carl G. Jung. Dengan memahami kepribadian seseorang dan dalam mempelajari alasan orang berperilaku, dapat diarahkan untuk memahami bagaimana seseorang melihat dunia. Cara kerja seseorang melihat dunia ini diaplikasikan dengan bagaimana seseorang melihat pola-pola informasi yang dia terima. Sehingga, cara melihat pola dan informasi yang dia terima ini merupakan cara dari bagaimana seseorang belajar terhadap hal-hal baru di lingkungan.

Alat tes MBTI berkaitan dengan perbedaan karakteristik individual. Indikator alat tes MBTI digunakan dalam berbagai situasi dan untuk berbagai tujuan. Alat tes MBTI digunakan dalam konseling psikologi industri organisasi, pendidikan di sekolah dan di perguruan tinggi.

MBTI telah lama diaplikasikan untuk tujuan mendukung aktivitas di pendidikan. Alat tes MBTI telah digunakan oleh siswa SMP sampai ke universitas. Alat tes MBTI dapat membantu siswa mengindentifikasi dirinya sendiri agar dapat memahami gaya belajar yang cocok dengan karakateristik dirinya. Siswa tersebut diberikan informasi lebih lanjut tentang analisis mendalam indikator MBTI dan penjelasannya. Sehingga, tujuan akhirnya agar siswa dapat mengetahui materi secara lebih efektif.

 

Memahami lebih lanjut tentang gaya belajar

Gaya belajar berkaitan dengan cara seseorang menerima dan mengolah informasi, pembentukan ide dan pengambilan keputusan. Sikap dan cara seseorang dalam menalar akan mempengaruhi situasi belajar. Pengaruh lingkungan yang mendukung juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang belajar. Ini merupakan hal yang unik karena setiap individu memiliki caranya tersendiri untuk belajar.

Mari kita lihat bagaimana uniknya setiap orang dalam belajar. Ada yang bisa belajar sambil diiringi musik tetapi pada orang lain, musik membuatnya tidak konsentrasi dalam belajar. Ada yang belajar sambil jalan, mudah menghafal dengan gambar-gambar berwarna yang bagus, ada yang belajar mudah dengan dongeng dan cerita. Hal ini karena ada tipe pembelajar auditory, kinestetik, dan visual. Cara orang belajar auditory sangat berbeda dengan cara orang belajar tipe visual. Dan ada juga orang dengan tipe belajar kombinasi antara auditory, visual dan kinestetik. Sehingga, banyak gaya belajar yang efektif pada orang tertentu dan yang tidak. Kita perlu mengidentifikasi dan memahami gaya belajar terbaik pada seseorang agar orang tersebut bisa sukses dalam hidup.

artikel kami lainnya, psikotes online

dan tes psikologi online

MBTI mengungkap gaya belajar berdasarkan tipe kepribadian

Alat tes MBTI berguna untuk menentukan gaya belajar berkaitan dengan tipe kepribadian. Definisi gaya belajar yang digunakan sesuai dengan alat tes MBTI adalah sebagai berikut:

  1. Pola sikap perilaku yang mempengaruhi seseorang dalam kondisi tertentu
  2. Kognitif dalam fungsi mental berkaitan dengan pengolahan informasi dan munculnya ide gagasan.
  3. Pembelajaran potensial. Sebuah cara untuk memahami lingkungan belajar yang kondusif sesuai gaya kognitif, sikap dan minat.

 

Ada banyak faktor selain gaya belajar yang mempengaruhi bagaimana siswa seharusnya berperilaku. Terdapat faktor-faktor lain mempengaruhi pembelajaran siswa, diantaranya termasuk pengaruh orangtua, lingkungan belajar, kedewasaan, motivasi diri dan sikap. Disamping hubungan antara gaya belajar dan jenis kepribadian. Alat tes MBTI dapat memprediksi lingkungan yang nyaman dalam pembelajaran seperti apa, alat peraga pembelajaran dan perilaku penghambat bagi pelajar.

Manfaat mengetahui gaya belajar siswa adalah melalui pemahaman atau gaya belajar siswa yang lebih. Kedua, bagi guru akan tahu bagaimana bersikap terhadap siswa.  Guru dapat lebih memahami kekuatan dan kelemahan setiap siswa dan dapat melakukan komunikasi yang lebih baik.

demikian artikel singkat kami tentang alat tes psikologi mbti dengan gaya belajar. Semoga artikel singkat ini bermanfaat.

artikel kami lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

 

 

admin Tidak ada komentar

Biografi Carl Gustav Jung

Jung lahir di Kesswill, sebuah kota di Danau Constance, Swiss pada tanggal 26 Juli 1875. Jung adalah keturunan dari orang berpengaruh di Basel. Kakek Carl Gustav Jung adalah seorang fisikawan terkenal di Basel dan seorang yang dikenal baik di kota itu. Sedangkan kakek Jung juga diberitakan anak dari sastrawan Jerman yang terkenal, Goethe. Orangtua CG. Jung mempunyai tiga anak. Adik Jung, hanya bertahan hidup selama tiga hari. Dan adik perempuan Jung yang usianya lebih muda sembilan tahun. Pada tahun-tahun awal kehidupannya, Jung merupakan anak semata wayang.

Ayah Jung adalah orang yang kurang taat terhadap keyakinan agamanya. Dia juga orang  yang idealis sentimental dalam kehidupannya. Sedangkan Jung melihat ibunya sebagai orang yang mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama, ibu Jung sebagai orang yang praktis, realistis, dan berhati hangat. Namun di sisi lainnya, ibunya memiliki emosi yang tidak stabil. Ibu Jung percaya padahal-hal mistis, klenik, dan konservatif. Jung sensitif melihat kondisi ibunya. Kemudian mengidentifikasi ibunya condong pada sisi yang kedua, yang disebutnya dengan kepribadian nomor dua, atau kepribadian malam.

berikut adalah video biografi singkat Jung dan teori psikologi yang Jung sumbangkan.

Carl Gustav Jung dan teori yang dia kemukakan

Jung muda ketika berusia 16-19 tahun mengemukakan teori kepribadian No.1 mengenai kepribadian yang tampil lebih dominan dan secara bertahap “menekankan dunia perasaan intuitif”. Karakter kepribadian ini cenderung bersungguh-sungguh dalam belajar di sekolah dan karirnya. Karena selalu didukung oleh kesadaran akan keberhasilan kepribadiannya. Pada teori  ini Jung mengenai sikap, kepribadian No.1 ini adalah orang dengan kepribadian ekstrovert dan bisa menerima dunianya secara objektif.

sedangkan tipe kepribadian No.2 adalah orang yang intorvert dan melihat dunianya secara subjektif. Walaupun demikian, Jung sendiri selama masa sekolahnya memiliki kepribadian inferior. CG Jung menjadi lebih ektrovert ketika dewasa pada waktu telah bekerja secara professional dan mulai menemukan tujuan tanggung jawab hidupnya.

 

Biografi Carl Gustav Jung

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Jung Dewasa dengan pendidikan psikiaternya

Setelah Jung memperoleh gelar Doktor dari Universitas Basel pada tahun 1990, ia menjadi asisten psikiater Eugane Bleuer di Rumah Sakit Jiwa Burgholtzi di Zurich. Di sini Jung banyak belajar terkait kondisi kejiwaan pasien di RSJ. Di saat itu, rumah sakit Jiwa Burgholtzi tersebut merupakan tempat magang bidang psikiatri yang paling bergengsi di dunia. Pada tahun 1902-1903, Jung belajar selama enam bulan di Paris bersama Pierre Janet, yang merupakan penerus Charcot.

Setelah Jung kembali ke Swiss di tahun 1903, ia menikahi Emma Rauschenbach. Emma adalah wanita muda dari keluarga Swiss yang terpandang. Dua tahun kemudian, Jung mulai mengajar di Universitas Zurich dan menerima pasien pada praktik kepribadiannya. Di tahun-tahun tersebut juga, Jung bertugas di rumah sakit di Universitas Zurich.

Demikianlah artikel singkat kami terkait Biografi Carl Gustav Jung. Semoga menjadikan kita memahami lebih dalam tentang teori dan gagasannya terkait psikoanalisa versi Jung.

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

 

admin Tidak ada komentar

Memahami alat tes MBTI

Memahami alat tes MBTIMBTI atau kepanjangan dari Myers Briggs Type Indicator adalah alat yang digunakan sebagai tes psikologi untuk pengungkapan potensi diri dan memahami kepribadian manusia yang bersumber dari teori psikologi analitik. Alat tes ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan di Amerika sebagai solusi bagi banyak masalah dalam hubungan antar manusia.

Di Amerika, alat tes MBTI merupakan tes psikometri yang paling banyak digunakan. Dan  diperkirakan 3,5 juta tes MBTI diberikan setiap tahun di Amerika Serikat. Tes MBTI dipahami oleh banyak kalangan professional merupakan model pengembangan organisasi dan manajemen modern. Dimana dalam tes ini, berbasis logika dan empiris yang sejalan dengan perkembangan organisasi dan management modern.

Memahami alat tes MBTI

Memahami alat tes MBTI

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Instrument alat tes MBTI

Instrumen alat tes MBTI yang dirancang oleh Katherine dan Putrinya Isabel didasarkan pada ide-ide psikologi Jung tentang persepsi, penilaian dan sikap manusia. Tujuan instrumen alat tes MBTI ini untuk mengidentifikasi preferensi dasar manusia dalam mempersepsi atau menilai segala sesuatu diluar dirinya.

Berbeda dengan alat tes kepribadian lainnya, Instrumen MBTI dirancang untuk menerapkan teori dasar psikologi Jung. Sehingga untuk memahami cara kerja MBTI, kita juga harus memahami teori Psikoanalik Jung. Instrumen MBTI mengandung empat indek utama yang bersumber dari preferensi psikologi Jung yaitu:

  1. Extraversion – Introversion (E – I)
  2. Sensing – Intuiting (S – N)
  3. Thinking – Feeling (T – F)
  4. Judging – Perceiving (J – P)

Indek Ekstrovert atau Introvert (E-I) menggambarkan energi yang ada pada diri seseorang. Energi ekstrovert dikeluarkan melalui orientasi seseorang pada lingkungan diluar dirinya. Sedangkan energi introvert dikeluarkan melalui orientasi seseorang pada dunia dalam diri sendiri.

Indek Sensing atau Intuiting (S-N) menggambarkan bagaimana preferensi seseorang dalam menyerap informasi dari luar. Preferensi sensing menyerap informasi melalui kekuatan panca indera. Yaitu meliputi panca indra penciuman, penglihatan, pendengaran, perabaan dan perasa. Sedangkan, preferensi intuiting menyerap informasi melalui kekuatan intuisi. Intuisi ini bersifat lebih abstrak dengan menemukan makna/ hubungan atas suatu kemungkinan yang bisa terjadi dibalik sebuah peristiwa yang dialami.

Indek Thinking atau Feeling (T-F) menggambarkan bagaimana preferensi seseorang dalam memutuskan atau menilai sesuatu diluar dirinya. Preferensi thinking memutuskan sesuatu mengutamakan logika dan hubungan sebab akibat. Sedangkan preferensi feeling memutuskan sesuatu menggunakan subjektifitas diri sebagai pertimbangan nilai-nilai dan kemanusiaan.

Indek Judging – Perceiving (J-P) menggambarkan bagaimana mengetahui gaya dan proses seseorang dalam berhubungan dengan dunia luar. Gaya J disukai oleh preferensi T dan F, sedangkan gaya P disukai oleh preferensi S dan N.

Karakteristik Kepribadian dalam tes MBTI

Setiap tipe kepribadian individu di tes MBTI digambarkan dalam kode huruf. Empat dimensi untuk mengklasifikasikan individu adalah Ekstrovert (E) atau Inrovert (I), Sensing (S) atau Intuitive (N), Thinking (T) atau Feeling (F), Judging (J) Perceiving (P).  dari ke empat dimensi itu dikombinasikan menjadi 16 tipe kepribadian, yaitu:

ISTJ ISFJ INFJ INTJ
ISTP ISEP INFP INTP
ESTP ESFP ENEP ENTP
ESTJ ESFJ ENFJ ENTJ

 

Berikut adalah penjelasan dari tipe-tipe kepribadian dari tes MBTI:

  1. ISTJ

Tipe kepribadian ISTJ adalah orang yang pendiam, serius, menjalani aktivitas dengan penuh konsentrasi.  Orang ISTJ cenderung praktis, sangat teratur, mengutamakan fakta, berpikir logis, dan realistis. Mereka juga terkatagori sebagai orang yang bertanggungjawab, membuat rencana tentang apa yang harus mereka patuhi. Apa saja bidang yang dikerjakan harus dijalani dengan kerja keras, kurang menghiraukan protes dan gangguan,

  1. ISTP

Tipe kepribadian ISTP adalah orang yang penuh antusiasme dan setia, tetapi jarang berterus terang sampai segalanya menjadi jelas. Orang ISTP selalu belajar, senang ide-ide, bahasa, sangat bersahabat, mengerjakan sesuatu secara bebas, dan sedikit prihatin dengan keadaan sekitar.

  1. ESTP

Orang ESTP adalah orang yang baik dalam memecahkan masalah, senang dengan apa adanya, dan tidak banyak khawatir. Karakteristik Orang ESTP mudah menyesuaikan diri, toleran, umumnya cenderung konservatif pada nilai hidup, serta tidak senang dengan penjelasan yang berbelit-belit.

  1. ESTJ

Tipe kepribadian ESTJ adalah orang yang realistis, praktis, memiliki bakat bisnis, berpusat pada fakta, serta senang berorganisasi dan aktif.

  1. ISFJ

Tipe kepribadian ISFJ adalah orang yang bersahabat, pendiam, dan bertanggungjawab. Orang ISFJ cukup berhati-hati, dan bekerja keras untuk memenuhi kewajiban mereka. Orang ISFJ juga cenderung sabar dengan hal-hal kecil, penuh perhatian, setia, dan prihatin dengan apa yang orang lain rasakan.

  1. ISFP

Tipe kepribadian ISFP adalah orang yang malu-malu, baik, peka, agak mudah berteman, dan rendah hati dengan kemampuan mereka. Orang ISFP cenderung menghindari penolakan, dan tidak memaksakan pendapat mereka kepada orang lain.

  1. ESFP

Orang tipe ESFP ini adalah orang yang senang beraktivitas di luar rumah, suka bersahabat, penyesuaian diri bagus, dan senang segala hal.  Orang ESFP ini suka melucu, dan bisa menempatkan diri.

  1. ESFJ

Tipe kepribadian ESFJ adalah orang yang tertarik dengan banyak, bicara banyak, hangat, dan memiliki semangat berkumpul/berorganisasi. Orang ESFJ cenderung aktif dalam organisasi, teliti, sangat baik dalam menciptakan situasi harmonis, dan selalu berbuat yang baik terhadap sesama. Disamping itu  orang ESFJ cenderung bekerja baik kalau selalu dipuji, dan tertarik dengan hal-hal yang dilihat.

  1. INFJ

Tipe kepribadian INFJ adalah orang yang tekun, dan ingin melakukan apa yang dibutuhkan. Orang INFJ cenderung berhati-hati, meletakkan segala kemampuan mereka dalam kerja, dan prihatin terhadap orang lain. Mereka sangat memegang nilai yang diyakini, dan senang dihargai tentang apa yang mereka lakukan untuk kebaikan umum.

  1. INFP

Tipe kepribadian INFP adalah orang yang pendiam, hati-hati, senang dengan ilmu teoritis, dan senang menyelesaikan masalah secara logis dan menganalisanya. Orang INFP cenderung tertarik dengan ide-ide, dan senang dengan pekerjaan dimana minatnya dapat digunakan secara penuh.

  1. ENFP

    Tipe kepribadian ENFP adalah orang yang punya antusiasme, handal, imajinatif, dan bersemangat tinggi. Mereka dapat melakukan segala hal yang menarik perhatian orang lain, cepat mengambil keputusan dalam situasi yang sulit dan siap menolong siapa saja yang mengalami kesulitan.

  2. ENFJ

Orang ENFJ adalah orang yang sangat bertanggungjawab, umumnya dapat merasakan apa yang orang lain pikir dan inginkan, serta melakukan hal-hal yang disenangi orang lain. Orang ENFJ cenderung mudah menjadi pemimpin diskusi, sosial, tertarik berinteraksi dengan banyak orang, dan simpatik.

  1. INTJ

Tipe kepribadian INTJ adalah orang yang memiliki pikiran-pikiran apa dan memiliki rencana pribadi mereka sendiri. Mereka memiliki kemampuan besar untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa bantuan orang lain. Orang INTJ cenderung kritis, skeptis, tidak mau bergantung pada orang lain dan kadang-kadang keras kepala.

  1. INTP

Tipe kepribadian INTP adalah orang yang pembawaannya pendiam dan sangat hati-hati meskipun mereka tidak mengalami kesulitan dalam berbicara banyak hal. Orang INTP cenderung tertarik pada pengetahuan murni, penelitian dan matematika. Mereka juga cenderung mengorganisir ide-ide, mudah menyesuaikan diri, dan cenderung mengikuti pikiran mereka sendiri.

  1. ENTP

Tipe kepribadian ENTP adalah orang yang cepat bertindak, jujur, baik dalam banyak hal, dan sangat mendukung kebersamaan. Mereka sangat baik dalam menyelesaikan persoalan baru dan masalah-masalah yang menantang, siap siaga dan suka berterus terang. Sebaliknya, orang INTP cenderung agak menghindari tugas rutin, dan sangat mahir dalam menemukan alasan logis dari apa yang mereka inginkan.

  1. ENTJ

Tipe kepribadian ENTJ adalah orang yang terus terang, keras hati, pemimpin dalam kegiatan, berkarakter dingin, pendiam, dan hati-hati. Orang ENTJ cenderung tertarik pada logika sebab akibat, observer yang bagus, dan suka menganalisa, serta tertarik pada pemikiran logis.

——————————–

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Demikian adalah artikel singkat kami terkait bagaimana memahami alat tes MBTI. Semoga artikel singkat ini bermanfaat.

 

 

 

admin Tidak ada komentar

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Sebagai seorang pewawancara, perlu memperhatikan hal-hal yang muncul dalam diri klien. Tidak hanya berforkus pada apa yang disampaikan saja. Tetapi bisa dilihat dari respon-respon lain. Hal ini karena proses wawancara adalah proses penggalian informasi/ data. Sedangkan, dalam keilmuan psikologi sangat penting memperhatikan hal yang keluar dari ketidaksadaran dalam bentuk perilaku. Sumber terbesar yang bisa diambil informasi dari proses wawancara adalah yang aktivitas non-verbal yang dihubungkan dari pernyataan yang disampaikan.

Kemampuan wawancara merupakan hal penting yang harus dikuasai dalam keilmuan psikologi. Khususnya bagi sarjana/praktisi/ilmuwan psikologi maupun psikolog. Karena teknik wawancara merupakan metode utama yang dibutuhkan dalam penggalian data di penelitian kualitatif. Begitu juga digunakan pada sesi konseling psikologi untuk tujuan terapi psikologi oleh psikolog.

Wawancara adalah metode penggalian data yang paling mudah dilakukan karena tidak memerlukan alat tes seperti pada psikotes. Hanya dibutuhkan keahlian dan teknik wawancara agar dapat menggali informasi kepada klien. Dan juga bisa membuat tujuan wawancara tercapai, dapat mengarahkan tema wawancara seefektif dan efisien mungkin.

Dalam dunia industri organisasi, wawancara merupakan kemampuan untuk mengungkap kompetensi seseorang. Dalam pengembangan dapat diaplikasikan untuk beberapa metode asesmen center. Seperti diaplikasikan dalam proses FGD atau forum group diskusi, intray, BEI, dan sebagainya.

 

Keahlian Memahami Perilaku Klien dalam Proses Konseling

Sebagai konselor atau pewawancara, dibutuhkan beberapa keahlian dalam proses wawancara. Berikut ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh pewawancara. Yaitu, kemampuan mendengarkan, proses membangun raport, kemampuan mencatat informasi yang disampaikan klien, melihat bahasa tubuh atau perilaku verbal dan non verbal klien.

Dalam kali ini, kami akan bahas lebih jauh tentang memahami perilaku verbal dan non verbal dalam wawancara. Dalam perilaku verbal dan non verbal ini, banyak didapatkan informasi dari klien. Bahkan untuk hal-hal yang tidak nampak tetapi bisa digali. Dengan memperhatikan kombinasi antara perilaku verbal dan non verbal, maka konselor dapat melihat melihat kesesuaian jawaban dengan pertanyaan, melihat kecemasan atau kondisi emosional dari apa yang disampaikan, dan dapat untuk melihat minat seseorang dalam mengikuti wawancara.

Perilaku verbal merupakan ucapan yang muncul berupa kata-kata. Sedangkan perilaku non verbal adalah bahasa tubuh yang keluar sebagai respon dari komunikasi. Menurut Ducan,  ada enam jenis pesan nonverbal, yaitu:

(1) pesan non verbal yang keluar dalam bentuk kinesik atau gerak tubuh;

(2) paralinguistik atau suara. Seperti intonasi tinggi rendahnya, suara yang ditahan, bergetar, dan ditekan.

(3) prosemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial;

(4) olfaksi atau penciuman,

(5) sensivitas kulit; dan

(6) faktor artifaktual, seperti pakaian dan kosmetik.

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Perilaku Verbal Dan Non Verbal

Perilaku verbal dan nonverbal yang harus diperhatikan dalam proses wawancara, yaitu sebagai berikut:

Perilaku Verbal yang muncul dalam aktivitas mau bicara dan tidak mau bicara, berbicara lancar atau berbicara tersendat-sendat, dan banyak bicara atau sedikit bicara. Hal lain yang muncul dalam perilaku verbal yaitu  berbicara gugup atau bicara normal, serta mengeluarkan suara lembut, normal, keras, atau suara kecil.

Aktivitas senyuman bisa dipahami dalam perilaku verbal dan non-verbal, yaitu ada senyum atau tidak senyum, senyum secara spontan atau dibuat-buat, senyum nampak ikhlas atau semu, dan senyum tempat waktu atau tidak tepat waktu.

Hal yang muncul dalam kontak mata, meliputi ada tidaknya kontak mata, dan kontak mata yang dilakukan secara terus-menerus atau sepintas/ kadang-kadang.

Perilaku non verbal dalam ekspresi wajah yang muncul meliputi cerah atau kusam, rileks atau tegang, gembira atau sedih, bercahaya atau pucat, serta, ada gerak-gerik tangan atau tidak ada.

Aktivitas posisi duduk bisa dilihat dalam perilaku non verbal berupa sikap rileks, santai atau kaku, mendekat (bersahabat) atau menjauh (tidak bersahabat), dan sikap duduk sopan atau tidak sopan.

Perilaku non verbal yang muncul dalam bentuk anggukan kepala. Kemudian aktivitas telapak tangan, yaitu hangat atau dingin, dan telapak tangan normal atau berkeringat. Perilaku non verbal nampak juga dalam kondisi rambut seperti Rapi atau kusut, sesuai aturan atau menyimpang, dan rambut normal atau dihias tidak wajar. Aktivitas menangis dapat juga muncul dalam perilaku non verbal.

Dan yang terakhir yang bisa muncul dalam perilaku non verbal yaitu cara berpakaian, apakah rapi atau tidak rapi, dan bersih atau kotor.

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Perilaku Verbal dan Non Verbal Yang Baik

Ada berbagai kemungkinan perilaku yang muncul dalam diri klien. Jenis-jenis perilaku tersebut baik verbal maupun nonverbal merupakan indikator bagi konselor mengenai sifat-sifat klien, kondisi pikiran dan perasaan, serta kesiapan klien dalam wawancara. Sebagai konselor harus memiliki kemampuan peka dan sensitif dalam melihat tanda-tanda yang muncul baik secara verbal atau nonverbal.

Selama proses wawancara, selain berfokus pada perilaku verbal dan nonverbal klien, yang tidak kalah penting adalah pewawancara juga perlu memperhatikan perilaku verbal dan nonverbal dirinya sendiri. Sehingga, bisa memberikan suasana nyaman dan penerimaan terhadap diri klien. Terkadang, sikap konselor atau pewawancara yang memunculkan bahasa verbal dan nonverbal tertentu memunculkan perasaan tidak nyaman klien. Sehingga proses membangun raport tidak berjalan lancar. Pewawancara yang bisa mengeluarkan perilaku verbal dan non verbal yang baik ke klien akan menimbulkan efek timbal balik, dimana klien juga bisa mengeluarkan informasi penting dan kenyamanan ke pewawancara.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Perilaku verbal dan non verbal bagi pewawancara

Perilaku verbal dan non-verbal yang baik bagi pewawancara adalah hal yang penting. Sehingga, setidaknya… ada lima keahlian nonverbal yang perlu dimiliki pewawancara. Kelima keahlian tersebut adalah:

  1. Keterlibatan dan ketertarikan pewawancara kepada klien yang muncul dalam bentuk kehangatan dan perasaan menyambut klien.
  2. Mengingatkan pewawancara untuk menggunakan sikap postur terbuka, tidak menyilangkan tangan dan kaki, serta tidak menunjukkan sikap defisif. Tidak pula ditampilkan dalam perilaku suka menyela pembicaraan klien.
  3. Sikap badan pewawancara untuk mengarahkan ke klien sebagai bentuk daya tarik dalam proses wawancara.
  4. Menampikan kontak mata intens ke klien. Sebagai pertanda bahwa pewawancara terfokus pada klien. Sementara, sebagian klien menyukai sedikit kontak mata. Sehingga, sebagai pewawancara harus menyesuaikan dengan kondisi klien terkait kontak mata.
  5. Sikap rileks dari pewawancara. Mengingatkan pewawancara untuk rileks, merasa nyaman selama proses wawancara.

_______

Demikian adalah artikel singkat kami terkait perilaku verbal dan non verbal dalam wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

Silahkan follow sosial media instagram Deepa Psikologi untuk mendapatkan informasi terbaru terkait layanan dari Deepa Psikologi

Silahkan follow sosial media instagram Deepa Psikologi untuk mendapatkan informasi terbaru terkait layanan dari Deepa Psikologi

admin Tidak ada komentar

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

 

Proses wawancara merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Semua orang sudah mengenali, khususnya bagi pelamar pekerjaan. Dalam dunia industry, wawancara juga dikenal dengan istilah interview. Interview berasal dari kata enter/inter/intra yang berarti ke dalam, dan view yang berarti melihat. Jika digabung berarti melihat ke dalam, atau proses menilik ke dalam diri orang lain untuk melihat dinamika psikolgis dan penggalian informasi mendalam tentang diri seseorang tersebut.

Aktivitas wawancara tidak sama dengan aktivitas mengobrol, curhat, dan diskusi. Dalam proses wawancara, ada proses penggalian mendalam, dan menganalisa secara objektif data yang diterima. Sedangkan dalam pemahaman masyarakat, wawancara selalu dihubungkan dengan panggilan lamaran kerja, panggilan keterima masuk kuliah, atau talkshow yang ada di televisi. Padahal, wawancara lebih dari itu. Wawancara tidak hanya berkaitan dengan aktivitas, tetapi dihubungkan juga dengan metode atau cara penggalian informasi.

Bahkan di dalam psikologi, wawancara digunakan sebagai sumber penggalian data utama dalam penelitian kualitatif. Khususnya dalam penelitian kualitatif fenomenologi dan kualitatif deskriptif. Dari penelitian kualitatif tersebut, proses wawancara akan digali coding dan unit makna dan kemudian dicari analisa psikologisnya. Untuk memverifikasi metode wawancara, ada sumber data utama, yaitu subjek penelitian itu sendiri. Dan juga ada sumber data sekunder atau pendukung seperti keluarga, kerabat, teman dan lingkungan subjek penelitian.

Sehingga, dikarenakan pentingnya proses wawancara, setiap peneliti/ilmuwan psikologi perlu memiliki keahlian dalam mewawancara. Karena proses wawancara merupakan metode yang paling praktis dan mudah, dan tidak perlu persiapan membutuhkan alat tes psikologi. Wawancara bisa diaplikasikan untuk banyak hal, diantaranya untuk proses evaluasi kerja, seleksi, konseling klinis dan Pendidikan, dan lainnya selama berkaitan dengan proses penggalian informasi. Dalam kasus-kasus tertentu, proses wawancara merupakan satu-satunya metode yang bisa mengungkap informasi klien, dimana alat tes psikologi lainnya tidak bisa mengungkap.

Berikut video dari kami yang membahas tentang dasar-dasar wawancara psikologi yang bisa diakses di channel youtube deepa psikologi.

 

Bentuk-bentuk pendekatan tahapan wawancara dengan tujuan tertentu

Proses wawancara memiliki beberapa bentuk wawancara. Yaitu:

  • Proses wawancara untuk menyampaikan informasi. Seperti untuk pemberian instruksi pekerjaan.
  • Wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan/mengumpulkan informasi, seperti dalam survey, pooling, exit interview, dan interview riset.
  • Wawancara digunakna untuk proses seleksi. Seperti dalam tahapan screening (seleksi awal), dan determinasi (penempatan karyawan).
  • Proses wawancara untuk masalah perilaku pada klien. Seperti digunakan pada evaluasi, review (kilas balik pekerjaan), penilaian, correction, reprimind (teguran), dan pendisiplinan.
  • Wawancara untuk menyelesaikan permasalahan pada klien. Seperti ditujukan pada complain, penerimaan keluhan dan saran, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya khusus.
  • Proses wawancara untuk tujuan membujuk/ persuasi. Seperti pada saat penjualan jasa dan produk.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

Model -model dalam pendekatan wawancara

Berikut adalah beberapa model pendekatan wawancara yang digunakan:

  • Direct interview atau wawancara langsung. Metode ini dimana pewawancara mengontrol secara terus menerus jalanya wawancara dengan menggunakan daftar wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan model wawancara langsung ini adalah mudah dipelajari, menyediakan data yang bisa digunakan, memerlukan waktu yang lebih sedikit, bisa digunakan sebagai metode tambahan mengumpulkan data, dan dapat diulang-ulang. Sedangkan kekurangan model ini adalah kurang fleksibel, terbatas dalam variasi dan kedalaman mengenai topik, validitas informasi yang digali perlu dipertanyakan, serta beberapa berpotensi menimbulkan bias.
  • Non-direct interview atau wawancara tidak langsung. Model ini dimana pewawancara memberikan rangsangan atau umpan kepada pelamar untuk berbicara, sehingga pewawancara memberikan pertanyaan yang berbeda untuk orang yang berbeda. Kelebihan model ini adalah interviewer lebih fleksibel dalam mengajukan pertanyaan, dan memberi kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai suatu topic. Sedangkan, kekurangan model ini adalah menghabiskan banyak waktu, membutuhkan kepakaan lebih pada interviewer, berpotensi menghasilkan data yang tidak dapat dikuantifikasikan, dan topik wawancara melebar kemana-mana.

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Demikian adalah bahasan singkat kami tentang bentuk dan model pendekatan tahapan wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

admin Tidak ada komentar

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Wawancara psikologi sudah menjadi hal yang biasa didengar oleh banyak orang. Banyak orang khususnya yang sering berinteraksi dengan lamaran pekerjaan sering menyebutnya sebagai proses interview. Namun wawancara tidak sama dengan mengobrol atau berbicara bebas dengan lawan bicara. Butuh keahlian dan teknik khusus untuk menjadi seorang pembicara yang baik. Walaupun nampak seperti mengobrol tetapi dalam proses wawancara, ada proses penggalian data. Wawancara merupakan bagian dari asesmen psikologi yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi atau data.

Teknik wawancara merupakan bagian dari asesmen psikologi yang paling mudah dilakukan, karena tidak memerlukan persiapan alat tes psikologi. Dalam beberapa kasus, proses penggalian informasi psikologis hanya bisa diungkapkan melalui proses wawancara. Namun, efektif tidaknya proses penggalian informasi melalui wawancara sangat tergantung dari keahlian pewawancara. Sehingga, keahlian wawancara merupakan keahlian dasar dari aplikasi psikologi yang harus dimiliki oleh setiap ilmuan psikologi.

 

Aplikasi wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari tahapan perekrutan karyawan, evaluasi jabatan, proses konseling, penelitian psikologi, dan sebagainya. Bahasan tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi/ bisa di cek di link di sini…

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Tujuan proses wawancara

Proses wawancara dikatakan berhasil jika mampu “menggali secara mendalam” dari sebuah percakapan. Percakapan bisa dianalogikan seperti kulit bawang yang memiliki lapisan-lapisan. Setiap lapisan dibatasi oleh ego, rasa aman, rasa nyaman, kecemasan yang dimiliki oleh klien. Percakapan di dalam lapisan terluar yang sering keluar adalah pernyataan normatif dan persona. Permasalahan aib dan tabu atau permasalahan patologis seseorang tidak berada di lapisan atas percakapan klien. Klien butuh diberikan rasa aman, nyaman, dalam membangun rapport sehingga klien lebih terbuka untuk menyatakan informasi dengan pewawancara.

Seperti misalnya kasus perceraian atau kecanduan narkoba yang dimiliki klien. Dibutuhkan proses membangun raport sehingga klien bisa dengan leluasa untuk mengutarakan permasalahan yang dirasakannya. Terkadang keluhan klien di sesi awal konseling bukanlah permasalahan utama klien. Tetapi klien perlu menaruh kepercayaan kepada konselor untuk menceritakan permasalahannya.

Proses wawancara dilakukan dengan kenyamanan dan kesadaran klien. Hal ini berbeda dengan proses interogasi, dimana interogasi ada unsur pemaksaan. Dalam wawancara, pewawancara harus mampu memotivasi klien untuk mempertahankan motivasinya selama wawancara berlangsung. Harapannya agar perasaan positif klien mampu memunculkan informasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sehingga, dari bahasan di atas, dapat diketahui tujuan wawancara adalah:

  1. Menggali data atas informasi yang perlu digali. Misalnya, wawancara kerja dimana perlu digali identitas, latar belakang, pengetahuan dan pengalaman kerja calon karyawan.
  2. Memberikan keterangan atau penjelasan kepada orang yang diwawancara. Misalnya, bos atau supervisor yang memberikan instruksi dan penjelasan job desk kepada bawahannya.
  3. Mengarahkan atau membuat orang melakukan apa yang diinginkan. Beberapa konseling klinis sering menggunakan cara ini untuk membuat orang lepas dari masalah fobia dan gangguan psikologis.
  4. Memberikan support, konseling atau memunculkan insight ke klien.
  5. Mengilustrasikan dan mendemonstrasikan hal-hal penting ke klien. Misalnya untuk kebutuhan pembelajaran atau tujuan penelitian.

 

Itulah tujuan proses wawancara secara umum yang bisa diaplikasikan untuk berbagai bidang dan maksud.

 

Menggali informasi melalui teknik wawancara

Melihat tujuan dari wawancara di atas yang bisa diaplikasikan untuk banyak hal. Maka, keahlian wawancara perlu dikuasai oleh ilmuan psikologi. Bahkan dalam penelitian kualitatif, khususnya kualitatif deskriptif dan fenomenologi… Teknik penggalian informasi terpenting dan utama yang digunakan adalah dengan metode wawancara. Penggalian informasi wawancara bertujuan mengungkap permasalahan yang sifatnya lebih rumit, gestalt, dan mendalam. Dimana alat tes psikologi lainnya belum bisa mengungkap. Untuk menguatkan data wawancara, dibutuhkan wawancara ke subjek utama dan diverifikasi ke subjek sekunder atau data penunjang. Seperti ke anggota keluarga klien, kerabat, guru dan teman. Menyesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian.

 

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Demikian adalah artikel singkat tentang tujuan proses wawancara. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

artikel lainnya, jasa psikotes

dan jasa psikotes online

admin Tidak ada komentar

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

Menjadi pewawancara adalah sebuah profesi atau tugas yang perlu dimiliki dengan keahlian. Bukan asal mengobrol dan berdialog. Wawancara berbeda dangan percakapan yang sedang dilakukan dalam keseharian. Sedangkan asumsi masyarakat, wawancara banyak dihubungkan dengan panggilan kerja, obrolan talkshow yang ada di televisi dan seleksi masuk kampus. Padahal wawancara lebih dari itu. Wawancara adalah sebuah teknik penggalian data.

Dalam psikologi, metode wawancara adalah salah satu metode asesmen psikologi yang pertama kali dan paling sering digunakan dibandingkan alat lain dalam penelitian dan proses penggalian informasi. Di dalam penelitian kualitatif, proses penggalian melalui wawancara dalam penelitian digunakan sebagai metode utama penggalian informasi. Penelitian kualitatif yang menggunakan wawancara sebagai sumber penggalian utama banyak dipakai dalam penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian kualitatif fenomenologi.

Itulah kenapa, keterampilan pewawancara harus menjadi keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap ilmuan psikologi. Karena dapat diaplikasikan untuk penggalian data dan teknik yang paling mudah dilakukan karena tidak perlu banyak persiapan alat tes. Tahapan wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari evaluasi kerja, seleksi karyawan, konseling klinis dan pendidikan, dan sebagainya. wawancara ditujukan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan sebagai pertimbangan langkah selanjutnya.

Bahasan tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi. Dalam video ini…

Keterampilan pewawancara yang perlu dikuasai

Dikarenakan wawancara sebagai keahlian penggalian data, maka diperlukan keahlian yang perlu dikuasai sebagai pewawancara. Berikut adalah beberapa keahlian yang dibutuhkan:

  1. Kemampuan Mendengarkan

Kelihatan mendengar adalah hal yang sepele dan tidak perlu berlatih. Karena setiap orang punya telinga berfungsi akan otomatis mendengar. Tetapi ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’ secara substansi berbeda. Mendengar adalah masuknya informasi suara ke telinga untuk diterima otak. Tetapi mendengarkan, prosesnya lebih panjang dari itu. ‘Mendengarkan’ lebih ke arah memahami yang disampaikan, dan perilaku membiarkan orang di depan kita berbicara dan tidak menginterupsinya.

Ada orang yang ketika mengobrol dengan seseorang didepannya. Dia mendengar, tetapi tidak mau mendengarkan masukannya atau ceritanya. Dia lebih mempertahankan ego diri sendiri dengan tidak mau menerima masukan atau tidak mau memahami apa yang disampaikan orang di depannya. Itulah kemampuan mendengarkan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam teknik wawancara. Dalam kemampuan mendengarkan secara kreatif dan empatik diperlukan agar dapat mengorek lebih dalam informasi yang disampaikan. Kemampuan menggali informasi merupakan kunci dalam proses wawancara. Menjadi pendengar yang baik berarti harus dapat memberikan perhatian penuh pada klien. Pendengar yang baik perlu memusatkan perhatiannya pada bagaimana seseorang mengatakannya, latar belakang cerita, dan dinamika psikologis dari kejadian atau kondisi seseorang tersebut. Perhatian pewawancara tidak hanya terpusat pada klien. Tetapi juga dirinya perlu ‘sadar’ terhadap kebutuhan, nilai dan standar yang dimiliki klien.

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

 

Tiga macam mendengarkan dalam proses wawancara, yaitu:

  1. Mendengarkan kritis (critical listening), sebagai metode positif dalam mendengarkan. Metode ini cenderung tidak banyak feed back, dan hanya berfokus pada apa yang ingin didengarkan.
  2. Mendengaran aktif atau active listening, sebagai metode yang bisa menyediakan pemahaman bagi dirinya sendiri maupun dalam memberi feedback. Dalam metode perlu keahlian untuk mendengarkan, memahami, menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang ia dengar.
  3. Empati dalam mendengarkan (emphathic listening). Metode mendengarkan empati, secara aktif menggunakan pendekatan client-centered approach dalam teori Rogers. Keahlian yang perlu dimiliki adalah kemampuan untuk merasakan (sensing), memproses (prosessing) dan merespon (responding) secara empati. Metode mendengarkan secara empati merupakan suatu cara untuk dapat lebih memahami perasaan-perasaan yang diterima oleh klien.

 

2) Membangun raport untuk mengungkapkan informasi sensitif

Seringkali orang tidak mau mengatakan persoalannya secara langsung. Banyak tema-tema bahasan wawancara yang sensitif bagi klien. Dalam kondisi tertentu klien tidak pernah atau tidak terbiasa berbicara masalah pribadi kepada orang asing atau orang lain. Ada juga klien merasa tidak nyaman untuk menyampaikan bahasan ke kita. Atau klien merasa topik pembicaraannya tidak aman disampaikan kepada orang lain. Sehingga, untuk mengungkapkan hal-hal sensitif dan mendasar tersebut, butuh teknik sendiri agar klien mau menceritakan yang sebenarnya.

Misalnya, ketika menjadi konselor, kita dihadapkan pada klien dengan kasus perselingkuhan atau seseorang dengan kasus pencandu narkotika. Klien harus ‘diyakinkan’ secara psikologis agar bisa menceritakan kepada kita. Walaupun di awal ada kekhawatiran kalau menceritakan maka aibnya dan keluarganya akan diketahui. Atau bisa saja ada kekhawatiran takut dilaporkan ke polisi, karena posisinya sebagai pecandu dan pemakai narkoba. Tetapi, sebagai konselor.. harus bisa memastikan bahwa klien aman dan nyaman berbicara kepada dirinya. Proses itu dimaknai sebagai proses membangun raport. Dimana konselor sudah satu frekuensi untuk menerima informasi dari klien, dan mendapati klien telah nyaman dan merasa aman berbicara kepadanya.
artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

3) Mengobservasi suara, pembicaraan/ucapan dan perilaku

Dalam proses wawancara, kemampuan lain yang perlu dimiliki dalam keterampilan pewawancara adalah “membaca” simbol dan aktivitas klien yang tidak disadari. Dalam beberapa kondisi, hal yang tidak disadari yang muncul dalam perilaku dan intonasi suara, jauh lebih penting dari apa yang disampaikannya. Seperti kita ketahui dalam ilmu psikologi, ketidaksadaran memiliki porsi jauh lebih besar daripada aktivitas kesadaran dalam setiap aktivitas kita. Keterampilan pewawancara khususnya konselor yaitu perlu memiliki keahlian memahami teori-teori ketidaksadaran, dan bisa diterapkan ke klien. Hal ini nampak pada penekanan suara dan kata-kata tertentu, rasa gelisah, keringat yang tiba-tiba keluar, bahasa tubuh, kata-kata yang diulang, raut muka saat mengatakan kata tertentu, dan aktivitas menahan diri. Ada simbol-simbol dan clue tertentu yang muncul dari ketidaksadaran, yang jika kita gali maka akan mengarahkan konselor kepada permasalahan mendalam atau sumber permasalahan klien.

Dalam ketidaksadaran khusus untuk kata, suara dan intonasi.. berikut hal yang dapat digunakan sebagai pegangan:

  1. Intensitas suara, meliputi suara sangat keras, sangat lembut, dan monoton
  2. Kecepatan pembicaraan, meliputi sangat lambat, tersentak-sentak, monoton, dan sedang
  3. Kelancaran berbicara , meliputi bloking atau keragu-raguan
  4. Spontanitas, meliputi spontan, ragu-ragu, tidak dapat lugas, dan malu mengucapkan sesuatu
  5. Waktu reaksi, meliputi (cepat atau lambat dalam menanggapi pertanyaan baik yang umum

maupun khusus

  1. Relevansi pembicaraan dengan topic, meliputi relevan atau tidak relevan
  2. Sopan santun dalam berbicara
  3. Penyimpangan dalam mengucapkan sesuatu, meliputi ekolalia, dan kata yang bercampur baur
  4. Pengaturan pembicaraan, meliputi teratur atau melompat-lompat
  5. Perbendaharaan kata, meliputi banyak atau sedikit kata yang digunakan
  6. Kualitas suara, meliputi mendesah, parau, atau serak
  7. Penguasaan pembicaraan, meliputi pengulangan, pembetulan, atau kata tidak komplit

 

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

_______

Demikian adalah bahasan singkat tentang keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien. Semoga artikel ini bermanfaat…

admin Tidak ada komentar

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Wawancara psikologi sudah bukan menjadi hal yang asing bagi siapapun. Metode ini adalah bagian dari asesmen psikologi yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi atau data. teknik wawancara dianggap sebagai teknik asesmen psikologi yang paling mudah dilakukan, karena tidak memerlukan persiapan alat tes psikologi. Cukup dengan tatap muka dengan klien atau konselee. Wawancara merupakan keahlian dasar dari aplikasi psikologi untuk penggalian data yang harus dimiliki oleh setiap lulusan psikologi/ ilmuan psikologi. Tahapan wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari seleksi karyawan, evaluasi kerja, tahapan konseling, dan sebagainya yang ditujukan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan sebagai pertimbangan langkah selanjutnya.

Materi tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi. Atau bisa di cek di link di sini…

Mengenal lebih dalam tentang wawancara psikologi

Banyak orang yang memahami proses wawancara seperti mengobrol dua orang saja. Tetapi kenyataan tidak seperti itu… Banyak yang tidak memahami proses wawancara yang benar, karena wawancara dianggap sebagai bentuk dari percakapan yang sedang dilakukan dalam keseharian. Banyak orang menganggap kalau wawancara dihubungkan dengan panggilan kerja, seleksi masuk kampus, dan obrolan talkshow yang ada di televisi. Padahal wawancara lebih dari itu. Wawancara adalah metode yang pertama kali dan paling sering digunakan dibandingkan alat lain dalam penelitian dan proses penggalian informasi. Dalam penelitian, proses penggalian melalui wawancara sebagai alat tes utama sering kita kenal sebagai penelitian kualitatif. Khususnya dalam penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian kualitatif fenomenologi.

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Dalam wawancara psikologi, ada sifat-sifat penting yang tidak dipunyai oleh tes-tes dan skala objektif serta pengamatan behavioral. Proses penggalian informasi bisa lebih dalam dan mampu mengungkap informasi yang tidak tergali jika menggunakan psikotes. Wawancara jika memakai schedule tersusun baik, maka akan menghasilkan banyak informasi. Kelebihan dari proses wawancara yaitu bersifat fleksibel, dapat diterapkan terhadap situasi-situasi individual. Kelebihan lain dari proses wawancara dapat digunakan saat tidak ada metode lain yang mungkin bisa dilakukan kecuali menggunakan wawancara saja. Khususnya dalam situasi-situasi tertentu.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Aplikasi Proses Asesmen Wawancara Psikologi Industri Organisasi

Asesmen Wawancara psikologi dapat diaplikasikan dalam berbagai aktivitas di bidang industri organisasi. Seperti diaplikasikan pada proses penerimaan atau perekrutan karyawan. Menggali kompetensi calon karyawan, apakah memang layak dan mampu untuk mengisi lowongan kerja yang diberikan. Wawancara  dimaksudkan untuk:

  1. lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar
  2. mengetahui kepribadian pelamar
  3. mendapatkan informasi tentang seberapa banyak pelamar mengetahui suatu perihal
  4. mengetahui potensi pelamar untuk mengikuti suatu program tertentu
  5. menggali loyalitas kerja
  6. mengetahui pengetahuan teknis karyawan atau job deskripsi yang diberikan perusahaan kepadanya
  7. menggali permasalahan-permasalahan psikologis yang mempengaruhi dalam bekerja

 

dalam dunia industri, wawancara juga dikenal dengan istilah interview. Interview berasal dari kata “entre / inter” yang berarti di dalam atau ke dalam. Dan “voir atau videre” yang berarti melihat. Sehingga jika di gabung, interview secara bahasa berarti melihat ke dalam (diri seseorang). Atau dimaknakan sebagai proses penggalian melalui wawancara untuk bisa melihat gambaran diri seseorang. Dapat juga dipahami sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan tertentu dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara.

Proses wawancara bisa dilakukan secara bebas/ mengalir. Bisa dilakukan secara terikat (terstruktur) atau dengan guide interview, dan juga bisa dilakukan dengan semi terstruktur dimana pertanyaan diberikan dengan guide interview tetapi dikembangkan lebih dalam lagi oleh konselor.

__________

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Demikian adalah artikel singkat kami tentang proses asesmen wawancara psikologi untuk penggalian data. Semoga bermanfaat.

 

 

admin Tidak ada komentar

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

Tujuan Asesmen Psikologi — Psikologi sebagai ilmu yang membahas kejiwaan seseorang. Karena kejiwaan tidak bisa dilihat maka yang bisa dilihat adalah perilaku sebagai manifestasi atau pengejawantahan dari kejiwaan. Untuk mengobservasi dan menilai perilaku harus didasarkan pada asesmen psikologi. Asesmen berasal dari bahasa to Assess atau assessment yang artinya menaksir, mengukur atau menilai. Sehingga asesmen psikologi sebagai proses menilai/mengukur aspek-aspek perilaku manusia secara menyeluruh sehingga didapatkan pemetaan atau pengklasifikasian karakteristik aspek psikologis. Proses asesmen psikologi harus dilakukan secara komprehensif, yaitu bekerja secara utuh dan menyeluruh. Dengan tahapan asesmen psikologi yang tepat, maka akan didapatkan gambaran kesehatan mentalnya, tingkat kecerdasannya, karakteristik kepribadiannya yang mencerminkan diri orang yang diasesmen.

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

 

Tahapan Asesmen Psikologi dalam Proses Konseling

Berikut adalah beberapa Tahapan asesmen psikologi yang bisa didapatkan :

  1. Penggalian permasalahan. Pada tahap ini, klien dihadapkan pada kemampuan untuk mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapinya. Klien harus bisa mengakui masalahnya tersebut dan tidak mengingkari bahwa ia bermasalah.
  2. Identifikasi masalah. Pada tahap ini, konselor membantu klien untuk mengklasifikasikan masalah yang dihadapinya. Mengurai permasalahan-permasalahannya. Klien dibantu untuk mencari permasalahan inti/pokok penyebab masalah lain. Yang terkadang permasalahan sekunder atau tersier yang dikeluhkan klien, padalah ada sumber permasalahan primer. Dimana jika permasalahan pokok/primer diselesaikan, maka permasalahan lainnya otomatis selesai dengan sendirinya.
  3. Membantu klien memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan.
  4. Pada beberapa hal, konselor menyerahkan permasalahan ke klien untuk diselesaikan sendiri. Sedangkan pada kasus lainnya, konselor perlu membantu klien menyelesaikan permasalahannya. Seperti dengan memberikan terapi psikologis, merubah mindset, dan sebagainya.

artikel lainnya, biro psikologi

jasa psikologi

Tujuan asesmen psikologi dalam proses konseling

Jika sebelumnya dibahasa tentang tahapan asesmen psikologi. Kali ini adalah manfaat apa yang bisa didapatkan tujuan diadakan asesmen psikologi:

  1. Membantu klien berpikir untuk memecahkan masalahnya
  2. Klien menjadi lebih mandiri untuk menyelesaikan permasalahannya.
  3. Membiasakan klien agar lebih terampil dan terlatih dalam menyelesaikan masalah
  4. Klien mendapatkan penyelesaian masalah yang lebih efektif dan sehat mental
  5. Membentuk individu yang terbuka dalam berbagai hal. Termasuk klien terbuka diri dalam konseling
  6. Melatih klien menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan melalui proses konseling. Melatih klien agar lebih bisa bersikap asertif kepada diri sendiri.
  7. Membantu klien agar bisa berperilaku secara konsisten dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahannya.
  8. Membantu klien untuk berani mengambil keputusan, dan bisa mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

artikel lainnya, layanan psikotes

dan psikotes online

Pada dasarnya, inti dari tujuan asesmen psikologi dalam aplikasi konseling psikologi adalah untuk mendapatkan kesehatan mental klien. Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari, klien bisa beraktivitas dan berkontribusi hidup secara maksimal.

Demikian adalah artikel singkat tentang tujuan asesmen psikologi dalam tahapan konseling psikologi. Semoga bermanfaat!