admin Tidak ada komentar

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Sebagai seorang pewawancara, perlu memperhatikan hal-hal yang muncul dalam diri klien. Tidak hanya berforkus pada apa yang disampaikan saja. Tetapi bisa dilihat dari respon-respon lain. Hal ini karena proses wawancara adalah proses penggalian informasi/ data. Sedangkan, dalam keilmuan psikologi sangat penting memperhatikan hal yang keluar dari ketidaksadaran dalam bentuk perilaku. Sumber terbesar yang bisa diambil informasi dari proses wawancara adalah yang aktivitas non-verbal yang dihubungkan dari pernyataan yang disampaikan.

Kemampuan wawancara merupakan hal penting yang harus dikuasai dalam keilmuan psikologi. Khususnya bagi sarjana/praktisi/ilmuwan psikologi maupun psikolog. Karena teknik wawancara merupakan metode utama yang dibutuhkan dalam penggalian data di penelitian kualitatif. Begitu juga digunakan pada sesi konseling psikologi untuk tujuan terapi psikologi oleh psikolog.

Wawancara adalah metode penggalian data yang paling mudah dilakukan karena tidak memerlukan alat tes seperti pada psikotes. Hanya dibutuhkan keahlian dan teknik wawancara agar dapat menggali informasi kepada klien. Dan juga bisa membuat tujuan wawancara tercapai, dapat mengarahkan tema wawancara seefektif dan efisien mungkin.

Dalam dunia industri organisasi, wawancara merupakan kemampuan untuk mengungkap kompetensi seseorang. Dalam pengembangan dapat diaplikasikan untuk beberapa metode asesmen center. Seperti diaplikasikan dalam proses FGD atau forum group diskusi, intray, BEI, dan sebagainya.

 

Keahlian Memahami Perilaku Klien dalam Proses Konseling

Sebagai konselor atau pewawancara, dibutuhkan beberapa keahlian dalam proses wawancara. Berikut ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh pewawancara. Yaitu, kemampuan mendengarkan, proses membangun raport, kemampuan mencatat informasi yang disampaikan klien, melihat bahasa tubuh atau perilaku verbal dan non verbal klien.

Dalam kali ini, kami akan bahas lebih jauh tentang memahami perilaku verbal dan non verbal dalam wawancara. Dalam perilaku verbal dan non verbal ini, banyak didapatkan informasi dari klien. Bahkan untuk hal-hal yang tidak nampak tetapi bisa digali. Dengan memperhatikan kombinasi antara perilaku verbal dan non verbal, maka konselor dapat melihat melihat kesesuaian jawaban dengan pertanyaan, melihat kecemasan atau kondisi emosional dari apa yang disampaikan, dan dapat untuk melihat minat seseorang dalam mengikuti wawancara.

Perilaku verbal merupakan ucapan yang muncul berupa kata-kata. Sedangkan perilaku non verbal adalah bahasa tubuh yang keluar sebagai respon dari komunikasi. Menurut Ducan,  ada enam jenis pesan nonverbal, yaitu:

(1) pesan non verbal yang keluar dalam bentuk kinesik atau gerak tubuh;

(2) paralinguistik atau suara. Seperti intonasi tinggi rendahnya, suara yang ditahan, bergetar, dan ditekan.

(3) prosemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial;

(4) olfaksi atau penciuman,

(5) sensivitas kulit; dan

(6) faktor artifaktual, seperti pakaian dan kosmetik.

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Perilaku Verbal Dan Non Verbal

Perilaku verbal dan nonverbal yang harus diperhatikan dalam proses wawancara, yaitu sebagai berikut:

Perilaku Verbal yang muncul dalam aktivitas mau bicara dan tidak mau bicara, berbicara lancar atau berbicara tersendat-sendat, dan banyak bicara atau sedikit bicara. Hal lain yang muncul dalam perilaku verbal yaitu  berbicara gugup atau bicara normal, serta mengeluarkan suara lembut, normal, keras, atau suara kecil.

Aktivitas senyuman bisa dipahami dalam perilaku verbal dan non-verbal, yaitu ada senyum atau tidak senyum, senyum secara spontan atau dibuat-buat, senyum nampak ikhlas atau semu, dan senyum tempat waktu atau tidak tepat waktu.

Hal yang muncul dalam kontak mata, meliputi ada tidaknya kontak mata, dan kontak mata yang dilakukan secara terus-menerus atau sepintas/ kadang-kadang.

Perilaku non verbal dalam ekspresi wajah yang muncul meliputi cerah atau kusam, rileks atau tegang, gembira atau sedih, bercahaya atau pucat, serta, ada gerak-gerik tangan atau tidak ada.

Aktivitas posisi duduk bisa dilihat dalam perilaku non verbal berupa sikap rileks, santai atau kaku, mendekat (bersahabat) atau menjauh (tidak bersahabat), dan sikap duduk sopan atau tidak sopan.

Perilaku non verbal yang muncul dalam bentuk anggukan kepala. Kemudian aktivitas telapak tangan, yaitu hangat atau dingin, dan telapak tangan normal atau berkeringat. Perilaku non verbal nampak juga dalam kondisi rambut seperti Rapi atau kusut, sesuai aturan atau menyimpang, dan rambut normal atau dihias tidak wajar. Aktivitas menangis dapat juga muncul dalam perilaku non verbal.

Dan yang terakhir yang bisa muncul dalam perilaku non verbal yaitu cara berpakaian, apakah rapi atau tidak rapi, dan bersih atau kotor.

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Perilaku Verbal dan Non Verbal dalam Wawancara

Perilaku Verbal dan Non Verbal Yang Baik

Ada berbagai kemungkinan perilaku yang muncul dalam diri klien. Jenis-jenis perilaku tersebut baik verbal maupun nonverbal merupakan indikator bagi konselor mengenai sifat-sifat klien, kondisi pikiran dan perasaan, serta kesiapan klien dalam wawancara. Sebagai konselor harus memiliki kemampuan peka dan sensitif dalam melihat tanda-tanda yang muncul baik secara verbal atau nonverbal.

Selama proses wawancara, selain berfokus pada perilaku verbal dan nonverbal klien, yang tidak kalah penting adalah pewawancara juga perlu memperhatikan perilaku verbal dan nonverbal dirinya sendiri. Sehingga, bisa memberikan suasana nyaman dan penerimaan terhadap diri klien. Terkadang, sikap konselor atau pewawancara yang memunculkan bahasa verbal dan nonverbal tertentu memunculkan perasaan tidak nyaman klien. Sehingga proses membangun raport tidak berjalan lancar. Pewawancara yang bisa mengeluarkan perilaku verbal dan non verbal yang baik ke klien akan menimbulkan efek timbal balik, dimana klien juga bisa mengeluarkan informasi penting dan kenyamanan ke pewawancara.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Perilaku verbal dan non verbal bagi pewawancara

Perilaku verbal dan non-verbal yang baik bagi pewawancara adalah hal yang penting. Sehingga, setidaknya… ada lima keahlian nonverbal yang perlu dimiliki pewawancara. Kelima keahlian tersebut adalah:

  1. Keterlibatan dan ketertarikan pewawancara kepada klien yang muncul dalam bentuk kehangatan dan perasaan menyambut klien.
  2. Mengingatkan pewawancara untuk menggunakan sikap postur terbuka, tidak menyilangkan tangan dan kaki, serta tidak menunjukkan sikap defisif. Tidak pula ditampilkan dalam perilaku suka menyela pembicaraan klien.
  3. Sikap badan pewawancara untuk mengarahkan ke klien sebagai bentuk daya tarik dalam proses wawancara.
  4. Menampikan kontak mata intens ke klien. Sebagai pertanda bahwa pewawancara terfokus pada klien. Sementara, sebagian klien menyukai sedikit kontak mata. Sehingga, sebagai pewawancara harus menyesuaikan dengan kondisi klien terkait kontak mata.
  5. Sikap rileks dari pewawancara. Mengingatkan pewawancara untuk rileks, merasa nyaman selama proses wawancara.

_______

Demikian adalah artikel singkat kami terkait perilaku verbal dan non verbal dalam wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

Silahkan follow sosial media instagram Deepa Psikologi untuk mendapatkan informasi terbaru terkait layanan dari Deepa Psikologi

Silahkan follow sosial media instagram Deepa Psikologi untuk mendapatkan informasi terbaru terkait layanan dari Deepa Psikologi

admin Tidak ada komentar

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

 

Proses wawancara merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Semua orang sudah mengenali, khususnya bagi pelamar pekerjaan. Dalam dunia industry, wawancara juga dikenal dengan istilah interview. Interview berasal dari kata enter/inter/intra yang berarti ke dalam, dan view yang berarti melihat. Jika digabung berarti melihat ke dalam, atau proses menilik ke dalam diri orang lain untuk melihat dinamika psikolgis dan penggalian informasi mendalam tentang diri seseorang tersebut.

Aktivitas wawancara tidak sama dengan aktivitas mengobrol, curhat, dan diskusi. Dalam proses wawancara, ada proses penggalian mendalam, dan menganalisa secara objektif data yang diterima. Sedangkan dalam pemahaman masyarakat, wawancara selalu dihubungkan dengan panggilan lamaran kerja, panggilan keterima masuk kuliah, atau talkshow yang ada di televisi. Padahal, wawancara lebih dari itu. Wawancara tidak hanya berkaitan dengan aktivitas, tetapi dihubungkan juga dengan metode atau cara penggalian informasi.

Bahkan di dalam psikologi, wawancara digunakan sebagai sumber penggalian data utama dalam penelitian kualitatif. Khususnya dalam penelitian kualitatif fenomenologi dan kualitatif deskriptif. Dari penelitian kualitatif tersebut, proses wawancara akan digali coding dan unit makna dan kemudian dicari analisa psikologisnya. Untuk memverifikasi metode wawancara, ada sumber data utama, yaitu subjek penelitian itu sendiri. Dan juga ada sumber data sekunder atau pendukung seperti keluarga, kerabat, teman dan lingkungan subjek penelitian.

Sehingga, dikarenakan pentingnya proses wawancara, setiap peneliti/ilmuwan psikologi perlu memiliki keahlian dalam mewawancara. Karena proses wawancara merupakan metode yang paling praktis dan mudah, dan tidak perlu persiapan membutuhkan alat tes psikologi. Wawancara bisa diaplikasikan untuk banyak hal, diantaranya untuk proses evaluasi kerja, seleksi, konseling klinis dan Pendidikan, dan lainnya selama berkaitan dengan proses penggalian informasi. Dalam kasus-kasus tertentu, proses wawancara merupakan satu-satunya metode yang bisa mengungkap informasi klien, dimana alat tes psikologi lainnya tidak bisa mengungkap.

Berikut video dari kami yang membahas tentang dasar-dasar wawancara psikologi yang bisa diakses di channel youtube deepa psikologi.

 

Bentuk-bentuk pendekatan tahapan wawancara dengan tujuan tertentu

Proses wawancara memiliki beberapa bentuk wawancara. Yaitu:

  • Proses wawancara untuk menyampaikan informasi. Seperti untuk pemberian instruksi pekerjaan.
  • Wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan/mengumpulkan informasi, seperti dalam survey, pooling, exit interview, dan interview riset.
  • Wawancara digunakna untuk proses seleksi. Seperti dalam tahapan screening (seleksi awal), dan determinasi (penempatan karyawan).
  • Proses wawancara untuk masalah perilaku pada klien. Seperti digunakan pada evaluasi, review (kilas balik pekerjaan), penilaian, correction, reprimind (teguran), dan pendisiplinan.
  • Wawancara untuk menyelesaikan permasalahan pada klien. Seperti ditujukan pada complain, penerimaan keluhan dan saran, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya khusus.
  • Proses wawancara untuk tujuan membujuk/ persuasi. Seperti pada saat penjualan jasa dan produk.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

Bentuk-bentuk dan Model Pendekatan Tahapan Wawancara

Model -model dalam pendekatan wawancara

Berikut adalah beberapa model pendekatan wawancara yang digunakan:

  • Direct interview atau wawancara langsung. Metode ini dimana pewawancara mengontrol secara terus menerus jalanya wawancara dengan menggunakan daftar wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan model wawancara langsung ini adalah mudah dipelajari, menyediakan data yang bisa digunakan, memerlukan waktu yang lebih sedikit, bisa digunakan sebagai metode tambahan mengumpulkan data, dan dapat diulang-ulang. Sedangkan kekurangan model ini adalah kurang fleksibel, terbatas dalam variasi dan kedalaman mengenai topik, validitas informasi yang digali perlu dipertanyakan, serta beberapa berpotensi menimbulkan bias.
  • Non-direct interview atau wawancara tidak langsung. Model ini dimana pewawancara memberikan rangsangan atau umpan kepada pelamar untuk berbicara, sehingga pewawancara memberikan pertanyaan yang berbeda untuk orang yang berbeda. Kelebihan model ini adalah interviewer lebih fleksibel dalam mengajukan pertanyaan, dan memberi kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai suatu topic. Sedangkan, kekurangan model ini adalah menghabiskan banyak waktu, membutuhkan kepakaan lebih pada interviewer, berpotensi menghasilkan data yang tidak dapat dikuantifikasikan, dan topik wawancara melebar kemana-mana.

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Demikian adalah bahasan singkat kami tentang bentuk dan model pendekatan tahapan wawancara. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

admin Tidak ada komentar

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Wawancara psikologi sudah menjadi hal yang biasa didengar oleh banyak orang. Banyak orang khususnya yang sering berinteraksi dengan lamaran pekerjaan sering menyebutnya sebagai proses interview. Namun wawancara tidak sama dengan mengobrol atau berbicara bebas dengan lawan bicara. Butuh keahlian dan teknik khusus untuk menjadi seorang pembicara yang baik. Walaupun nampak seperti mengobrol tetapi dalam proses wawancara, ada proses penggalian data. Wawancara merupakan bagian dari asesmen psikologi yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi atau data.

Teknik wawancara merupakan bagian dari asesmen psikologi yang paling mudah dilakukan, karena tidak memerlukan persiapan alat tes psikologi. Dalam beberapa kasus, proses penggalian informasi psikologis hanya bisa diungkapkan melalui proses wawancara. Namun, efektif tidaknya proses penggalian informasi melalui wawancara sangat tergantung dari keahlian pewawancara. Sehingga, keahlian wawancara merupakan keahlian dasar dari aplikasi psikologi yang harus dimiliki oleh setiap ilmuan psikologi.

 

Aplikasi wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari tahapan perekrutan karyawan, evaluasi jabatan, proses konseling, penelitian psikologi, dan sebagainya. Bahasan tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi/ bisa di cek di link di sini…

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Tujuan proses wawancara

Proses wawancara dikatakan berhasil jika mampu “menggali secara mendalam” dari sebuah percakapan. Percakapan bisa dianalogikan seperti kulit bawang yang memiliki lapisan-lapisan. Setiap lapisan dibatasi oleh ego, rasa aman, rasa nyaman, kecemasan yang dimiliki oleh klien. Percakapan di dalam lapisan terluar yang sering keluar adalah pernyataan normatif dan persona. Permasalahan aib dan tabu atau permasalahan patologis seseorang tidak berada di lapisan atas percakapan klien. Klien butuh diberikan rasa aman, nyaman, dalam membangun rapport sehingga klien lebih terbuka untuk menyatakan informasi dengan pewawancara.

Seperti misalnya kasus perceraian atau kecanduan narkoba yang dimiliki klien. Dibutuhkan proses membangun raport sehingga klien bisa dengan leluasa untuk mengutarakan permasalahan yang dirasakannya. Terkadang keluhan klien di sesi awal konseling bukanlah permasalahan utama klien. Tetapi klien perlu menaruh kepercayaan kepada konselor untuk menceritakan permasalahannya.

Proses wawancara dilakukan dengan kenyamanan dan kesadaran klien. Hal ini berbeda dengan proses interogasi, dimana interogasi ada unsur pemaksaan. Dalam wawancara, pewawancara harus mampu memotivasi klien untuk mempertahankan motivasinya selama wawancara berlangsung. Harapannya agar perasaan positif klien mampu memunculkan informasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sehingga, dari bahasan di atas, dapat diketahui tujuan wawancara adalah:

  1. Menggali data atas informasi yang perlu digali. Misalnya, wawancara kerja dimana perlu digali identitas, latar belakang, pengetahuan dan pengalaman kerja calon karyawan.
  2. Memberikan keterangan atau penjelasan kepada orang yang diwawancara. Misalnya, bos atau supervisor yang memberikan instruksi dan penjelasan job desk kepada bawahannya.
  3. Mengarahkan atau membuat orang melakukan apa yang diinginkan. Beberapa konseling klinis sering menggunakan cara ini untuk membuat orang lepas dari masalah fobia dan gangguan psikologis.
  4. Memberikan support, konseling atau memunculkan insight ke klien.
  5. Mengilustrasikan dan mendemonstrasikan hal-hal penting ke klien. Misalnya untuk kebutuhan pembelajaran atau tujuan penelitian.

 

Itulah tujuan proses wawancara secara umum yang bisa diaplikasikan untuk berbagai bidang dan maksud.

 

Menggali informasi melalui teknik wawancara

Melihat tujuan dari wawancara di atas yang bisa diaplikasikan untuk banyak hal. Maka, keahlian wawancara perlu dikuasai oleh ilmuan psikologi. Bahkan dalam penelitian kualitatif, khususnya kualitatif deskriptif dan fenomenologi… Teknik penggalian informasi terpenting dan utama yang digunakan adalah dengan metode wawancara. Penggalian informasi wawancara bertujuan mengungkap permasalahan yang sifatnya lebih rumit, gestalt, dan mendalam. Dimana alat tes psikologi lainnya belum bisa mengungkap. Untuk menguatkan data wawancara, dibutuhkan wawancara ke subjek utama dan diverifikasi ke subjek sekunder atau data penunjang. Seperti ke anggota keluarga klien, kerabat, guru dan teman. Menyesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian.

 

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Tujuan Proses Wawancara untuk menggali informasi klien

Demikian adalah artikel singkat tentang tujuan proses wawancara. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

artikel lainnya, jasa psikotes

dan jasa psikotes online

admin Tidak ada komentar

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

Menjadi pewawancara adalah sebuah profesi atau tugas yang perlu dimiliki dengan keahlian. Bukan asal mengobrol dan berdialog. Wawancara berbeda dangan percakapan yang sedang dilakukan dalam keseharian. Sedangkan asumsi masyarakat, wawancara banyak dihubungkan dengan panggilan kerja, obrolan talkshow yang ada di televisi dan seleksi masuk kampus. Padahal wawancara lebih dari itu. Wawancara adalah sebuah teknik penggalian data.

Dalam psikologi, metode wawancara adalah salah satu metode asesmen psikologi yang pertama kali dan paling sering digunakan dibandingkan alat lain dalam penelitian dan proses penggalian informasi. Di dalam penelitian kualitatif, proses penggalian melalui wawancara dalam penelitian digunakan sebagai metode utama penggalian informasi. Penelitian kualitatif yang menggunakan wawancara sebagai sumber penggalian utama banyak dipakai dalam penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian kualitatif fenomenologi.

Itulah kenapa, keterampilan pewawancara harus menjadi keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap ilmuan psikologi. Karena dapat diaplikasikan untuk penggalian data dan teknik yang paling mudah dilakukan karena tidak perlu banyak persiapan alat tes. Tahapan wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari evaluasi kerja, seleksi karyawan, konseling klinis dan pendidikan, dan sebagainya. wawancara ditujukan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan sebagai pertimbangan langkah selanjutnya.

Bahasan tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi. Dalam video ini…

Keterampilan pewawancara yang perlu dikuasai

Dikarenakan wawancara sebagai keahlian penggalian data, maka diperlukan keahlian yang perlu dikuasai sebagai pewawancara. Berikut adalah beberapa keahlian yang dibutuhkan:

  1. Kemampuan Mendengarkan

Kelihatan mendengar adalah hal yang sepele dan tidak perlu berlatih. Karena setiap orang punya telinga berfungsi akan otomatis mendengar. Tetapi ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’ secara substansi berbeda. Mendengar adalah masuknya informasi suara ke telinga untuk diterima otak. Tetapi mendengarkan, prosesnya lebih panjang dari itu. ‘Mendengarkan’ lebih ke arah memahami yang disampaikan, dan perilaku membiarkan orang di depan kita berbicara dan tidak menginterupsinya.

Ada orang yang ketika mengobrol dengan seseorang didepannya. Dia mendengar, tetapi tidak mau mendengarkan masukannya atau ceritanya. Dia lebih mempertahankan ego diri sendiri dengan tidak mau menerima masukan atau tidak mau memahami apa yang disampaikan orang di depannya. Itulah kemampuan mendengarkan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam teknik wawancara. Dalam kemampuan mendengarkan secara kreatif dan empatik diperlukan agar dapat mengorek lebih dalam informasi yang disampaikan. Kemampuan menggali informasi merupakan kunci dalam proses wawancara. Menjadi pendengar yang baik berarti harus dapat memberikan perhatian penuh pada klien. Pendengar yang baik perlu memusatkan perhatiannya pada bagaimana seseorang mengatakannya, latar belakang cerita, dan dinamika psikologis dari kejadian atau kondisi seseorang tersebut. Perhatian pewawancara tidak hanya terpusat pada klien. Tetapi juga dirinya perlu ‘sadar’ terhadap kebutuhan, nilai dan standar yang dimiliki klien.

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

Keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien

 

Tiga macam mendengarkan dalam proses wawancara, yaitu:

  1. Mendengarkan kritis (critical listening), sebagai metode positif dalam mendengarkan. Metode ini cenderung tidak banyak feed back, dan hanya berfokus pada apa yang ingin didengarkan.
  2. Mendengaran aktif atau active listening, sebagai metode yang bisa menyediakan pemahaman bagi dirinya sendiri maupun dalam memberi feedback. Dalam metode perlu keahlian untuk mendengarkan, memahami, menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang ia dengar.
  3. Empati dalam mendengarkan (emphathic listening). Metode mendengarkan empati, secara aktif menggunakan pendekatan client-centered approach dalam teori Rogers. Keahlian yang perlu dimiliki adalah kemampuan untuk merasakan (sensing), memproses (prosessing) dan merespon (responding) secara empati. Metode mendengarkan secara empati merupakan suatu cara untuk dapat lebih memahami perasaan-perasaan yang diterima oleh klien.

 

2) Membangun raport untuk mengungkapkan informasi sensitif

Seringkali orang tidak mau mengatakan persoalannya secara langsung. Banyak tema-tema bahasan wawancara yang sensitif bagi klien. Dalam kondisi tertentu klien tidak pernah atau tidak terbiasa berbicara masalah pribadi kepada orang asing atau orang lain. Ada juga klien merasa tidak nyaman untuk menyampaikan bahasan ke kita. Atau klien merasa topik pembicaraannya tidak aman disampaikan kepada orang lain. Sehingga, untuk mengungkapkan hal-hal sensitif dan mendasar tersebut, butuh teknik sendiri agar klien mau menceritakan yang sebenarnya.

Misalnya, ketika menjadi konselor, kita dihadapkan pada klien dengan kasus perselingkuhan atau seseorang dengan kasus pencandu narkotika. Klien harus ‘diyakinkan’ secara psikologis agar bisa menceritakan kepada kita. Walaupun di awal ada kekhawatiran kalau menceritakan maka aibnya dan keluarganya akan diketahui. Atau bisa saja ada kekhawatiran takut dilaporkan ke polisi, karena posisinya sebagai pecandu dan pemakai narkoba. Tetapi, sebagai konselor.. harus bisa memastikan bahwa klien aman dan nyaman berbicara kepada dirinya. Proses itu dimaknai sebagai proses membangun raport. Dimana konselor sudah satu frekuensi untuk menerima informasi dari klien, dan mendapati klien telah nyaman dan merasa aman berbicara kepadanya.
artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

3) Mengobservasi suara, pembicaraan/ucapan dan perilaku

Dalam proses wawancara, kemampuan lain yang perlu dimiliki dalam keterampilan pewawancara adalah “membaca” simbol dan aktivitas klien yang tidak disadari. Dalam beberapa kondisi, hal yang tidak disadari yang muncul dalam perilaku dan intonasi suara, jauh lebih penting dari apa yang disampaikannya. Seperti kita ketahui dalam ilmu psikologi, ketidaksadaran memiliki porsi jauh lebih besar daripada aktivitas kesadaran dalam setiap aktivitas kita. Keterampilan pewawancara khususnya konselor yaitu perlu memiliki keahlian memahami teori-teori ketidaksadaran, dan bisa diterapkan ke klien. Hal ini nampak pada penekanan suara dan kata-kata tertentu, rasa gelisah, keringat yang tiba-tiba keluar, bahasa tubuh, kata-kata yang diulang, raut muka saat mengatakan kata tertentu, dan aktivitas menahan diri. Ada simbol-simbol dan clue tertentu yang muncul dari ketidaksadaran, yang jika kita gali maka akan mengarahkan konselor kepada permasalahan mendalam atau sumber permasalahan klien.

Dalam ketidaksadaran khusus untuk kata, suara dan intonasi.. berikut hal yang dapat digunakan sebagai pegangan:

  1. Intensitas suara, meliputi suara sangat keras, sangat lembut, dan monoton
  2. Kecepatan pembicaraan, meliputi sangat lambat, tersentak-sentak, monoton, dan sedang
  3. Kelancaran berbicara , meliputi bloking atau keragu-raguan
  4. Spontanitas, meliputi spontan, ragu-ragu, tidak dapat lugas, dan malu mengucapkan sesuatu
  5. Waktu reaksi, meliputi (cepat atau lambat dalam menanggapi pertanyaan baik yang umum

maupun khusus

  1. Relevansi pembicaraan dengan topic, meliputi relevan atau tidak relevan
  2. Sopan santun dalam berbicara
  3. Penyimpangan dalam mengucapkan sesuatu, meliputi ekolalia, dan kata yang bercampur baur
  4. Pengaturan pembicaraan, meliputi teratur atau melompat-lompat
  5. Perbendaharaan kata, meliputi banyak atau sedikit kata yang digunakan
  6. Kualitas suara, meliputi mendesah, parau, atau serak
  7. Penguasaan pembicaraan, meliputi pengulangan, pembetulan, atau kata tidak komplit

 

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

_______

Demikian adalah bahasan singkat tentang keterampilan pewawancara yang harus dimiliki untuk menggali klien. Semoga artikel ini bermanfaat…

admin Tidak ada komentar

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Wawancara psikologi sudah bukan menjadi hal yang asing bagi siapapun. Metode ini adalah bagian dari asesmen psikologi yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi atau data. teknik wawancara dianggap sebagai teknik asesmen psikologi yang paling mudah dilakukan, karena tidak memerlukan persiapan alat tes psikologi. Cukup dengan tatap muka dengan klien atau konselee. Wawancara merupakan keahlian dasar dari aplikasi psikologi untuk penggalian data yang harus dimiliki oleh setiap lulusan psikologi/ ilmuan psikologi. Tahapan wawancara digunakan di banyak bidang, mulai dari seleksi karyawan, evaluasi kerja, tahapan konseling, dan sebagainya yang ditujukan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan sebagai pertimbangan langkah selanjutnya.

Materi tentang dasar-dasar wawancara psikologi bisa diakses di channel youtube deepa psikologi. Atau bisa di cek di link di sini…

Mengenal lebih dalam tentang wawancara psikologi

Banyak orang yang memahami proses wawancara seperti mengobrol dua orang saja. Tetapi kenyataan tidak seperti itu… Banyak yang tidak memahami proses wawancara yang benar, karena wawancara dianggap sebagai bentuk dari percakapan yang sedang dilakukan dalam keseharian. Banyak orang menganggap kalau wawancara dihubungkan dengan panggilan kerja, seleksi masuk kampus, dan obrolan talkshow yang ada di televisi. Padahal wawancara lebih dari itu. Wawancara adalah metode yang pertama kali dan paling sering digunakan dibandingkan alat lain dalam penelitian dan proses penggalian informasi. Dalam penelitian, proses penggalian melalui wawancara sebagai alat tes utama sering kita kenal sebagai penelitian kualitatif. Khususnya dalam penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian kualitatif fenomenologi.

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Proses Asesmen Wawancara Psikologi untuk Penggalian Data

Dalam wawancara psikologi, ada sifat-sifat penting yang tidak dipunyai oleh tes-tes dan skala objektif serta pengamatan behavioral. Proses penggalian informasi bisa lebih dalam dan mampu mengungkap informasi yang tidak tergali jika menggunakan psikotes. Wawancara jika memakai schedule tersusun baik, maka akan menghasilkan banyak informasi. Kelebihan dari proses wawancara yaitu bersifat fleksibel, dapat diterapkan terhadap situasi-situasi individual. Kelebihan lain dari proses wawancara dapat digunakan saat tidak ada metode lain yang mungkin bisa dilakukan kecuali menggunakan wawancara saja. Khususnya dalam situasi-situasi tertentu.

artikel lainnya, psikotes online

tes psikologi online

Aplikasi Proses Asesmen Wawancara Psikologi Industri Organisasi

Asesmen Wawancara psikologi dapat diaplikasikan dalam berbagai aktivitas di bidang industri organisasi. Seperti diaplikasikan pada proses penerimaan atau perekrutan karyawan. Menggali kompetensi calon karyawan, apakah memang layak dan mampu untuk mengisi lowongan kerja yang diberikan. Wawancara  dimaksudkan untuk:

  1. lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar
  2. mengetahui kepribadian pelamar
  3. mendapatkan informasi tentang seberapa banyak pelamar mengetahui suatu perihal
  4. mengetahui potensi pelamar untuk mengikuti suatu program tertentu
  5. menggali loyalitas kerja
  6. mengetahui pengetahuan teknis karyawan atau job deskripsi yang diberikan perusahaan kepadanya
  7. menggali permasalahan-permasalahan psikologis yang mempengaruhi dalam bekerja

 

dalam dunia industri, wawancara juga dikenal dengan istilah interview. Interview berasal dari kata “entre / inter” yang berarti di dalam atau ke dalam. Dan “voir atau videre” yang berarti melihat. Sehingga jika di gabung, interview secara bahasa berarti melihat ke dalam (diri seseorang). Atau dimaknakan sebagai proses penggalian melalui wawancara untuk bisa melihat gambaran diri seseorang. Dapat juga dipahami sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan tertentu dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara.

Proses wawancara bisa dilakukan secara bebas/ mengalir. Bisa dilakukan secara terikat (terstruktur) atau dengan guide interview, dan juga bisa dilakukan dengan semi terstruktur dimana pertanyaan diberikan dengan guide interview tetapi dikembangkan lebih dalam lagi oleh konselor.

__________

artikel lainnya, jasa psikotes

jasa psikotes online

Demikian adalah artikel singkat kami tentang proses asesmen wawancara psikologi untuk penggalian data. Semoga bermanfaat.

 

 

admin Tidak ada komentar

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

Tujuan Asesmen Psikologi — Psikologi sebagai ilmu yang membahas kejiwaan seseorang. Karena kejiwaan tidak bisa dilihat maka yang bisa dilihat adalah perilaku sebagai manifestasi atau pengejawantahan dari kejiwaan. Untuk mengobservasi dan menilai perilaku harus didasarkan pada asesmen psikologi. Asesmen berasal dari bahasa to Assess atau assessment yang artinya menaksir, mengukur atau menilai. Sehingga asesmen psikologi sebagai proses menilai/mengukur aspek-aspek perilaku manusia secara menyeluruh sehingga didapatkan pemetaan atau pengklasifikasian karakteristik aspek psikologis. Proses asesmen psikologi harus dilakukan secara komprehensif, yaitu bekerja secara utuh dan menyeluruh. Dengan tahapan asesmen psikologi yang tepat, maka akan didapatkan gambaran kesehatan mentalnya, tingkat kecerdasannya, karakteristik kepribadiannya yang mencerminkan diri orang yang diasesmen.

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

Tujuan Asesmen Psikologi dalam Tahapan Konseling Psikologi

 

Tahapan Asesmen Psikologi dalam Proses Konseling

Berikut adalah beberapa Tahapan asesmen psikologi yang bisa didapatkan :

  1. Penggalian permasalahan. Pada tahap ini, klien dihadapkan pada kemampuan untuk mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapinya. Klien harus bisa mengakui masalahnya tersebut dan tidak mengingkari bahwa ia bermasalah.
  2. Identifikasi masalah. Pada tahap ini, konselor membantu klien untuk mengklasifikasikan masalah yang dihadapinya. Mengurai permasalahan-permasalahannya. Klien dibantu untuk mencari permasalahan inti/pokok penyebab masalah lain. Yang terkadang permasalahan sekunder atau tersier yang dikeluhkan klien, padalah ada sumber permasalahan primer. Dimana jika permasalahan pokok/primer diselesaikan, maka permasalahan lainnya otomatis selesai dengan sendirinya.
  3. Membantu klien memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan.
  4. Pada beberapa hal, konselor menyerahkan permasalahan ke klien untuk diselesaikan sendiri. Sedangkan pada kasus lainnya, konselor perlu membantu klien menyelesaikan permasalahannya. Seperti dengan memberikan terapi psikologis, merubah mindset, dan sebagainya.

artikel lainnya, biro psikologi

jasa psikologi

Tujuan asesmen psikologi dalam proses konseling

Jika sebelumnya dibahasa tentang tahapan asesmen psikologi. Kali ini adalah manfaat apa yang bisa didapatkan tujuan diadakan asesmen psikologi:

  1. Membantu klien berpikir untuk memecahkan masalahnya
  2. Klien menjadi lebih mandiri untuk menyelesaikan permasalahannya.
  3. Membiasakan klien agar lebih terampil dan terlatih dalam menyelesaikan masalah
  4. Klien mendapatkan penyelesaian masalah yang lebih efektif dan sehat mental
  5. Membentuk individu yang terbuka dalam berbagai hal. Termasuk klien terbuka diri dalam konseling
  6. Melatih klien menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan melalui proses konseling. Melatih klien agar lebih bisa bersikap asertif kepada diri sendiri.
  7. Membantu klien agar bisa berperilaku secara konsisten dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahannya.
  8. Membantu klien untuk berani mengambil keputusan, dan bisa mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

artikel lainnya, layanan psikotes

dan psikotes online

Pada dasarnya, inti dari tujuan asesmen psikologi dalam aplikasi konseling psikologi adalah untuk mendapatkan kesehatan mental klien. Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari, klien bisa beraktivitas dan berkontribusi hidup secara maksimal.

Demikian adalah artikel singkat tentang tujuan asesmen psikologi dalam tahapan konseling psikologi. Semoga bermanfaat!

admin Tidak ada komentar

Test Psikologi Bermanfaat untuk Menggali Gambaran Diri Karyawan atau Calon Karyawan

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang pentingnya test psikologi. Sebagai pelengkap informasi pada artikel sebelumnya, kita akan mencoba menjelaskan tentang test psikologi bermanfaat untuk menggali gambaran diri karyawan atau calon karyawan.

Psikotes atau test psikologi merupakan bagian dari asesmen psikologi. Asesmen sebagai proses kegiatan pengukuran. Asal kata asesmen dari to “assess” atau “assessment” yang berarti menaksir atau menakar atau mengukur. Sedangkan asesmen psikologi adalah mengukur aspek-aspek perilaku manusia secara menyeluruh sehingga didapatkan pemetaan atau pengklasifikasian karakteristik aspek psikologisnya. Jika seseorang dilakukan asesmen psikologis maka akan diketahui gambaran kesehatan mentalnya, tingkat kecerdasannya, karakteristik kepribadiannya seperti apa, dan sebagainya.

Beberapa metode asesmen psikologi yaitu dengan cara wawancara, observasi, penggalian hasil karya manusia, angket, sosiometri, maupun proses psikotes atau test psikologi. Khusus untuk test psikologi merupakan jenis asesmen psikologi yang paling familiar. Hal ini karena test psikologi bermanfaat untuk banyak hal dan bisa diaplikasikan untuk berbagai bidang. Mulai dari bidang pendidikan, bisnis, industri organisasi, klinis, dan parenting. Khususnya bagi karyawan atau pelamar kerja yang setiap saat dihadapkan pada test psikologi. Bahkan banyak yang menganggapnya sebagai momok menakutkan, karena selalu gagal pada tahap test psikologi.

artikel lainnya: psikotes online

jasa psikotes

Psikotes sebagai salah satu aplikasi dari asesmen psikologi yang paling dikenal

Psikotes sebagai salah satu aplikasi dari asesmen psikologi yang paling dikenal

Apa manfaat dari diadakannya test psikologi

Jika bisa diaplikasikan untuk banyak bidang, tentu kita akan berpikir apa manfaatnya test psikologi tersebut. Psikotes sebagai alat ukur untuk mengetahui gambaran diri orang, dapat diaplikasikan untuk :

  1. Menggali karakteristik kepribadian seseorang,
  2. Dapat mengungkap gangguan psikologis atau patologis seseorang
  3. Mengungkapkan gambaran psikodinamik seseorang
  4. Mengetahui potensi intelektual, kecerdasan dan daya tangkap mental
  5. Dapat mengetahui bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosial
  6. Memprediksi performa dan kualitas kerja seseorang di masa depan
  7. Mengungkap motivasi seseorang berperilaku dan bekerja

Serta banyak lagi hal yang bisa digali dari seseorang yang diberikan test psikologi. Hal ini membuat psikotes dipakai di mayoritas negara untuk berbagai keperluan dan maksud tertentu dalam berbagai bidang seperti bidang industri, pendidikan, penelitian, militer, dan sebagainya.

Seperti misalnya di bidang industri, test psikologi dapat diaplikasikan untuk kepentingan seleksi kerja, promosi jabatan, evaluasi kerja, dan rotasi jabatan. Psikotes juga bisa diaplikasikan untuk mutasi, dan perampingan tenaga kerja atau efisiensi karyawan.

Test Psikologi memiliki tujuan mengukur kondisi psikologis seseorang dalam hal kejiwaan, potensi, dan kemampuan khususnya. Aspek-aspek yang diukur dalam Test Psikologi tersebut sekaligus menjadi alat ukur yang sangat dibutuhkan pula dalam memprediksi potensi/kemampuan yang dimiliki seseorang.

_________

artikel lainnya: jasa psikotes online

Test Psikologi Bermanfaat untuk Menggali Gambaran Diri Karyawan atau Calon Karyawan

Test Psikologi Bermanfaat untuk Menggali Gambaran Diri Karyawan atau Calon Karyawan

 

Demikian adalah artikel singkat kami tentang Test Psikologi Bermanfaat untuk Menggali Gambaran Diri Karyawan atau Calon Karyawan. Semoga bermanfaat.

 

admin Tidak ada komentar

Biro Konsultasi Psikologi Perusahaan untuk pengembangan SDM dan pemetaan kompetensi dan potensi

Psikologi sebagai keilmuan yang baru dan mulai berkembang di Indonesia. Namun saat ini, beberapa perusahaan dan organisasi mulai terbuka dan menganggap penting aplikasi psikologi digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Perusahaan dan organisasi perlu melihat banyak hal yang bisa membantu meningkatkan profit dan perkembangan perusahaannya. Termasuk diantaranya dengan menggunakan biro layanan psikologi untuk memberikan asesmen dan advice terkait kebijakan perusahaan terkait SDM dikaitkan dengan keilmuan psikologi. Berikut adalah beberapa layanan psikologi yang sering digunakan untuk kebutuhan perusahaan:

artikel lainnya: psikotes online

jasa psikotes

Konseling Psikologi Karyawan

Dasar teorinya adalah jika karyawan memiliki masalah psikologis dan pikiran tertekan, maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan performa kerjanya di perusahaan. Konseling psikologi karyawan bertujuan untuk menggali permasalahan karyawan, dan membantu karyawan tersebut mencari insight untuk menyelesaikan permasalahannya. Konseling diberikan dalam beberapa sesi, dan setiap sesi biasanya dengan durasi 1 sampai 1,5 jam.

Diharapkan dengan adanya konseling tersebut, maka karyawan atau klien dapat merubah perilaku yang salah, belajar membuat keputusan, dan mencegah timbulnya masalah psikologis. Tujuan dari diadakannya konseling psikologi adalah kesehatan mental klien. Sehingga jika klien atau karyawan sehat mental, maka dia akan bisa bekerja dengan sungguh-sungguh dan optimal. Perusahaan perlu mengalokasikan budget untuk memastikan karyawannya memiliki kondisi psikologis yang stabil agar bisa bekerja maksimal ke perusahaan.

artikel lainnya, layanan psikotes

dan jasa psikologi

Assessment Psikologi Karyawan dengan Psikotes Terstandar

Assessment psikologi merupakan proses penggalian dan penilaian aspek psikologis sehingga bisa mendapatkan kesimpulan dan kategorisasi-kategorisasi tentang kondisi psikologis karyawan. Salah satu metode asesmen psikologi yang paling sering digunakan ke perusahaan adalah dengan diadakannya tes psikologi atau psikotes. Tes psikologi digunakan sebagai metode identifikasi aspek kompetensi atau potensi psikologis karyawan secara lebih komprehensif dalam banyak tujuan kebijakan SDM di perusahaan. Psikotes bisa diaplikasikan untuk aktivitas rekrutmen, penempatan, rotasi jabatan, promosi, konseling karir, pelatihan, sampai ke perampingan jumlah karyawan.

Tahapan proses assessment psikologi dilakukan dalam bentuk identifikasi profil/model kompetensi, Penyusunan kamus kompetensi, serta Pelaksanaan Assesment/psikotes. Laporan hasil assessment berupa hasil laporan kompetensi individu yang secara spesifik dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. hasil kesimpulan terkait asesmen psikologi disesuaikan dengan job deskripsi yang dibutuhkan perusahaan.

Misalnya, perusahaan membutuhkan karyawan untuk ditempatkan di bagian data analis. Maka karakteristik karyawan tersebut harus mendukung secara psikologis dengan kemampuan seperti :

  • Dapat menafsirkan data dan laporan mentah atau jadi yang tersaji dalam data
  • Mampu menganalisis hasil menggunakan teknik statistik dan memberikan laporan yang sedang berlangsung.
  • Dapat mengidentifikasikan, analisis, dan interpretasikan tren atau pola dalam kumpulan data yang kompleks

Sehingga, untuk sebagai biro konsultasi psikologi perusahaan, perlu membuat kesimpulan apakah kandidat disarankan, atau tidak disarankan berdasarkan kesesuaian antara portofolio psikologis dengan job deskripsi yang dibutuhkan.  Tujuan akhir dari asesmen psikologi tersebut adalah penempatan karyawan yang sesuai kompetensi. Mencari peluang kandidat yang paling sesuai mengisi pekerjaan yang dibutuhkan. Atau dalam istilah kerennya, mencari “right man in right place”.

Biro Konsultasi Psikologi Perusahaan untuk pengembangan SDM dan pemetaan kompetensi dan potensi

Biro Konsultasi Psikologi Perusahaan untuk pengembangan SDM dan pemetaan kompetensi dan potensi

 

Riset psikologi untuk perusahaan

Terkadang perusahaan mendapatkan permasalahan teknis yang disebabkan oleh permasalahan-permaslahan non-teknis. Seperti misalnya angka kecelakaan kerja yang tinggi di divisi atau bagian tertentu dibandingkan dengan bagian lainnya. Atau misalnya, produktivitas yang rendah dan tingkat resign yang tinggi di cabang tertentu di perusahaan. Terkadang perusahaan meminta biro konsultasi psikologi perusahaan untuk membuat penelitian untuk menyimpulkan sumber penyebab permasalahan tersebut muncul. Maka, biasanya biro psikologi akan menguji asumsi atau hipotesis yang disampaikan oleh pihak perusahaan dan mulai membuat model penelitian. Mengolah data secara kualitatif atau kuantitaf. Menggali data dengan mengambil sampel atau wawancara, dan beberapa metode riset psikologi lainnya. Sehingga didapatkan data yang akurat terkait permasalahan psikologis berdampak terhadap permasalahan teknis di perusahaan tersebut.

_______

Demikian adalah bahasan singkat tentang Biro Konsultasi Psikologi Perusahaan. semoga bermanfaat.

 

admin Tidak ada komentar

Pentingnya Psikotest Karyawan untuk Mengetahui Kompetensi dan Menyesuaikan Jobdesk

Pentingnya Psikotest Karyawan – Psikotest sudah menjadi hal yang tidak asing bagi banyak orang. Khususnya bagi yang sering melamar pekerjaan. Bahkan banyak yang menjadikan psikotest sebagai momok karena selalu gagal di tahapan psikotes. Padahal di tes lain seperti administrasi, kesehatan, keahlian teknis selalu lulus. Sehingga, banyak orang menganggap Psikotest sebagai test yang paling sulit dalam proses mendapatkan pekerjaan. Beberapa yang sudah bekerja lama di perusahaan, untuk mendapatkan posisi naik jabatan selalu tidak disarankan di tahapan psikotes. Sehingga pihak manajemen selalu tidak menaikkannya pada jabatan di atasnya.

Pentingnya Psikotest Karyawan untuk Mengetahui Kompetensi dan Menyesuaikan Jobdesk

Pentingnya Psikotest Karyawan untuk Mengetahui Kompetensi dan Menyesuaikan Jobdesk

 

Manfaat psikotest bagi perusahaan dan bagi karyawan/ calon karyawan

Psikotest diberikan bukan untuk menakuti-nakuti karyawan atau membuat karyawan tidak naik jabatan dalam waktu lama. Psikotest memiliki tujuan untuk perusahaan juga untuk karyawan itu sendiri. Jika untuk perusahaan, psikotest berguna untuk memilih karyawan mana yang paling kompeten, paling baik untuk mengisi job desk /lowongan pekerjaan yang tersedia. Tujuannya agar perusahaan mendapatkan kualitas SDM terbaik yang bermanfaat untuk meningkatkan keuntungan dan perkembangan perusahaan.

Sedangkan tujuan bagi karyawan, agar karyawan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan psikologis dirinya. Sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan kompetensi terbaiknya. Psikotest didasarkan pada pengungkapan aspek psikologis seseorang. Sehingga pimpinan dan HRD perusahaan bisa mendapatkan gambaran menyeluruh dari peserta psikotes. Setelah gambaran diri diketahui maka akan dipilih mana yang paling sesuai jika diberikan beban kerja yang berkaitan. Tentunya, yang dipilih adalah yang lebih kompeten nantinya jika diberikan tugas kerja dalam lowongan pekerjaan.

Jadi, jika terpilih, maka kandidat akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Jika tidak terpilih kerja, maka juga akan bermanfaat bagi orang tersebut. Karena dia tidak ditempatkan pada pekerjaan yang menekan, bekerja tidak sesuai dengan passion dan memungkinkan terhindar dari pekerjaan dengan stres kerja tinggi baginya. Lowongan pekerjaan bukan hanya masalah gaji yang diterima oleh karyawan, tetapi melekat juga dengan tugas kerja. Bagaimana jika tugas kerja diberikan kepada orang yang tidak kompten. Tentu akan membuat karyawan tersebut menderita, juga rekan, tim, bawahan dan atasannya.

artikel lainnya: jasa psikotes

jasa psikotes online

psikotes online

Psikotest untuk mengukur kemampuan psikologis seseorang

Tes psikologi ditujukan untuk mengukur keterampilan non teknis yang berpengaruh terhadap performa dan kualitas kerja seseorang. Keterampilan teknis seringkali mudah dilihat di awal lowongan kerja. Dapat dilihat juga dengan pengalaman kerja, sertifikat pelatihan, kursus, dan background pendidikan yang dimiliki kandidat. Berbeda dengan ketrampilan teknis, keterampilan non-teknis lebih susah dilihat karena harus menggali aspek psikologis seseorang. Untuk menggali aspek psikologis seseorang dibutuhkan alat asesmen psikologi yang sering kita kenal dengan nama psikotest.

Adapun beberapa hal-hal non-teknis yang bisa digali dari proses psikotest adalah seperti kemampuan kognitif, kepribadian, cara dan sikap kerja, kepemimpinan, kesehatan mental, serta minat-bakat dan potensi dirinya.

Pada kemampuan kognitif, hal yang bisa digali adalah kemampuan konsentrasi, analisa sintesa, kemampuan mengingat/memori, fleksibilitas berpikir, dan intelegensi umum. Kemudian pada kepribadian, hal yang bisa diungkapkan adalah kepercayaan diri, penyesuaian diri, kemandirian, kerjasama, stabilitas emosi, dan kontrol diri. Hal lain yang bisa dilihat dari kemandirian adalah motivasi berprestasi, kemampuan mendengarkan, inisiatif diri, dan pengembangan diri. Pada cara dan sikap kerja, yang bisa diungkapkan yaitu perencanaan dan pengelolaan, orientasi masa depan, objektivitas, integritas, pembelajar teknis dan ketaatan terhadap aturan. Sedangkan untuk melihat kemampuan kepemimpinan, yang terungkap adalah motivasi memimpin, pengambilan keputusan, pendelegasian tugas, ketegasan, impact& influence, keberanian mengambil resiko, dan development of personel.

Pengukuran tes psikologi dilakukan dalam berbagai aspek serta disesuaikan dengan standar instansi terkait dalam mencari sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga psikotest menjadi sangat penting untuk perusahaan, karena dari hasil Psikotest tersebut, perusahaan dapat mengenali kepribadian calon karyawannya. Dari hasil Psikotest itu juga perusahaan dapat melihat kelebihan dan kekurangan calon karyawannya sebagai bahan evaluasi ketika kerja. Atau bisa digunakan sebagai bahan training untuk meningkatkan kualitas diri karyawan tersebut.

Itulah beberapa Alasan Pentingnya Psikotest Karyawan bagi perusahaan. semoga bermanfaat.

 

 

admin Tidak ada komentar

Psikotes G to G sebagai Persyaratan Kesiapan Mental calon TKI

Psikotes G to G merupakan salah satu tahapan yang harus Anda lalui jika Anda hendak magang ke luar negeri. Program G to G atau kepanjangan dari Goverment to Goverment adalah program pemagangan resmi dari pemerintah RI ke pemerintah negera tujuan. Sehingga, legalitas dan program pelaksanaan resmi dan terjamin. Biasanya bagi calon TKI, untuk berangkat program G to G perlu mempersiapkan secara mandiri tentang pendidikan bahasa dan keahlian teknis lainnya sebelum memenuhi stAndar pemerintah untuk dikarantina atau di tes ulang. Juga perlu disiapkan persyaratan-persyaratan lainnya secara mandiri, termasuk diantaranya adalah persyaratan hasil psikotes.

Psikotes digunakan untuk meminimalisir TKI bermasalah

Nah psikotes G to G ke luar negeri tentu saja merupakan sebuah tahapan yang hendak mengetahui kesiapan mental calon tenaga kerja Indonesia. Seperti kita ketahui, menjadi TKI tentu tidak mudah, khususnya secara mental. Dia membawa beban nama baik warga negara Indonesia di luar negeri. TKI perlu menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya, bahasa, iklim, budaya kerja yang seringkali lebih keras daripada bekerja di Indonesia. Juga, untuk menjadi TKI harus bersabar karena akan jauh dari keluarga dan kerabat, tidak bisa sewaktu-waktu pulang karena terikat kontrak dan terkendala jarak.

Sehingga, untuk menimalisir TKI yang bermasalah, baik pemerintah, pihak LPK dan perusahaan di negara asing yang dituju perlu melihat portofolio gambaran psikologis CTKI. Beberapa aspek psikologis Calon TKI perlu disesuaikan dengan job deskripsi kebutuhan negara yang dituju. Seperti misalnya, di negara asing jobdesk TKI yang dibutuhkan adalah caregiver, maka kriteria seorang caregiver harus ditentukan untuk menyeleksi calon TKI. Seperti harus ada karakteristik yang sabar, mampu bekerja dalam domain domestik, perhatian, penyayang, jujur, dan sebagainya. Kemudian darimana karakteristik itu bisa diungkap dalam diri seseorang? Tentu dengan diadakan psikotes dan asesmen psikologi lainnya.

Jadi untuk yang lolos sebagai caregiver atau perawat lansia di luar negeri, bisa dipilih seseorang yang mampu berkarakter perawat. Yang tidak mampu otomatis tidak diloloskan. Begitu juga dengan pekerjaan dengan karakteristik lainnya, seperti pekerja konstruksi yang harus kuat di fisik, kemampuan intelegensi yang tidak perlu tinggi, ketahanan kerja tinggi, dan sebagainya. Sehingga, setiap pekerja harus di cek tes minat bakatnya, melihat aspek cara dan sikap kerja, kepribadian, untuk kemudian dicocokkan dengan karakteristik pekerjaan dan job desknya.

artikel lainnya: layanan psikotes

Apa saja yang bisa diketahui dari hasil psikotes

Psikotes mampu mengungkap aspek keseluruhan dari gambaran psikologis seseorang. Apa saja yang bisa diungkap dari psikotes meliputi aspek kecerdasan/intelegensi, kepribadian, cara dan sikap kerja, kepemimpinan, dan arah minat bakat/potensi seseorang.

Di dalam pengungkapan aspek kecerdasan dapat diketahui kemampuan analisa sintesa, daya tangkap, logika berpikir, kemampuan menghafal, dan intelegensi umum. Pengungkapan aspek kepribadian meliputi kepercayaan diri, stabilitas emosi, kerja sama, dan penyesuaian diri. Sedangkan untuk pengungkapan kemampuan bekerja, bisa diungkapkan terkait sistematika kerja, kerja dibawah tekanan, kecepatan kerja, dan ketelitian.

artikel lainnya: jasa psikotes

jasa psikotes online

Tips psikotes untuk membantu Anda bekerja

Psikotes G to G — Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan jika Anda sedang melatih diri untuk bekerja. salah satunya yaitu dengan tidak perlu belajar melalui internet atau buku psikotes dengan cara menghafal. Belajarlah dengan cara memahami. Karena dengan cara menghafal kita mengharapkan bisa mendapatkan nilai bagus untuk diloloskan.

Kenyataan psikotes tidak dibuat untuk kita bisa memiliki skor bagus, khususnya di bagian kepribadian. Semakin tinggi skor aspek tertentu di kepribadian bukanlah hal yang bagus, bisa jadi malah analisisnya negatif. Misalnya point kemandirian terlalu tinggi. Artinya Anda tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Aspek kepercayaan diri Anda terlalu tinggi, artinya Anda tidak bisa menerima kritik dan lebih self ego ke atensi diri.

Psikotes G to G sebagai Persyaratan Kesiapan Mental calon TKI

Psikotes G to G sebagai Persyaratan Kesiapan Mental calon TKI

 

Sehingga, kerjakan psikotes apa adanya. Jangan terlalu menghafal dan belajar dari internet. Karena akan mencerminkan hasil psikotes yang tidak seperti diri Anda sendiri. Begitu pula dengan hasil yang keluar. Jika Anda memaksakan diri sendiri dengan belajar psikotes, misalnya saja Anda diterima, maka kami jamin pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda. Akibatnya, Anda akan tertekan, stres kerja, bahkan cepat resign dari pekerjaan tersebut.

Artikel terkait: psikotes calon tenaga kerja Indonesia

psikotes online

Ada indikator untuk melihat konsistensi jawaban Anda pada psikotes

Satu hal lagi, psikotes adalah tools psikologi untuk melihat psikologis Anda. Ada ratusan soal. Diantara ratusan soal itu ada pernyataan yang diulang-ulang, dan dibuat sedemikian rupa untuk menguji konsistensi jawaban Anda. Jika Anda menghafal, maka, hampir selalu nampak dalam jawaban Anda yang tidak konsisten. Upaya Anda berbuat tidak apa adanya dan tidak konsisten itu berdampak negatif dengan laporan psikolog yang diberikan ke perusahaan dimana Anda melamar. Laporan psikotes tersebut bisa menyimpulkan Anda untuk tidak direkomendasikan. Padahal kalau saja Anda mengerjakan apa adanya, maka kemungkinan besar Anda dapat disarankan bekerja.

psikotes adalah tools psikologi untuk melihat psikologis Anda

psikotes adalah tools psikologi untuk melihat psikologis Anda

Tips yang kedua adalah mencoba mengikuti psikotes sebelumnya, kemudian lihatlah hasil laporan psikotes tersebut. Jika didapati ada beberapa aspek kepribadian yang kurang poitnya. Maka perbaiki dengan cara melakukan kelas pengembangan diri. Misalnya rendah di aspek kepercayaan diri, bisa belajar dengan cara kelas motivasi, kelas publik speaking dan sebagainya.

____________

Demikian adalah artikel singkat tentang psikotes G to G dan beberapa tips psikotes. semoga bermanfaat.