admin Tidak ada komentar

Bimbingan dan Konseling: Definisi, Sejarah, Konsep, Fungsi, Prinsip dan Asas

Bimbingan dan Konseling. Setiap sekolah dan sistem pendidikan selalu ada layanan Bimbingan dan konseling yang sering disingkat BK. Jika ada siswa yang dipanggil BK, mereka akan ketakutan dan image-nya akan mendapatkan teguran dan sanksi. Tapi apakah tugas Bimbingan dan konseling identik dengan hukuman dan sanksi? Apa itu BK? Siapa yang bisa menjadi petugas BK di sekolah? Apa manfaat dari BK di sekolah? Artikel ini akan membahas tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Jadi apa itu bimbingan dan konseling? Bimbingan dan Konseling berasal dari bahasa Inggris  “Guidance” dan “Counseling”. Guidance berasal dari kata guide yang artinya to direct, mengelola (to manage), memandu (to pilot), dan menyetir (to steer). Sedangkan counseling dalam bahasa Indonesia berarti “Proses Interaksi”.

Sehingga dari istilah, Bimbingan merupakan suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki profesionalitas agar konseli memiliki suatu pemahaman diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

 

Pendapat ahli tentang Bimbingan

  1. Prayitno (2004, hal 95) Bimbingan sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.
  2. Shertzer dan Stone (1971, hal 40). Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya
  3. Frank Parson, dalam Jones, 1951. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan adalah :

  1. Proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki profesi
  2. konseli diharapkan memiliki suatu kemampuan dalam memahami diri dan memperbaiki diri
  3. konseli diharapkan mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
  4. membantu konseli memecahkan permasalahan yang dihadapi
  5. konseli memiliki kemampuan dalam membuat, suatu keputusan sanggup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga mampu berkembang secara optimal

Pendapat ahli tentang Konseling

  1. Surya dan Roman (1986, hal 25) Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang dimana seorang klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
  2. Boy dan Pine dalam Depdikbud (1983, hal 14) Tujuan Konseling adalah membantu individu menjadi lebih mengaktualisasi dirinya, membantu individu maju dengan cara memanfaatkan, sumber-sumber dan potensinya sendiri.
  3. Syamsu Yusuf (2005, hal 8) Konseling menurut ASCA adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
  4. Robert L. Gibson dan Mariane H. Mitchell (2011, hal 205) Konseling adalah sebuah ketrampilan dan proses yang harus dibedakan dari sekedar memberikan nasehat, memberi pengarahan, mendengarkan secara simpatik.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konseling adalah :

Konseling Komprehensif adalah konseling yang berlaku bagi konseli yang berbagai macam karakter, dilaksanakan melalui suatu proses interaksi antara konselor dan konseli. Konseling bersifat sangat pribadi dalam memberikan bantuannya agar konseli memiliki kemampuan untuk tumbuh kembang seoptimal mungkin dan mengarah pada suatu pilihan dalam hidupnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

 

 

Kesimpulan Arti Bimbingan dan Konseling

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling merupakan Proses interaksi dua belah pihak, yaitu konselor dan konseli. Dalam membantu, konseli diharapkan memiliki suatu pemahaman diri, penyesuaian diri, dan kemampuan dalam menentukan keputusan yang tepat dalam memecahkan permasalahannya sehingga dapat hidup sesuai dengan keadaan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

 

Sejarah perkembangan Bimbingan dan Konseling

Gerakan konseling di Indonesia dimulai tahun 1960-an dengan nama Bimbingan dan Penyuluhan atau disingkat BP. Pada tahun 1963 dibuka jurusan BP di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Lulusan jurusan BP dari LPTK bertugas di sekolah. Pada tahun 1975 didirikan Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI – Indonesian Guidance Personnel Association). Di tahun yang sama, BP diintegrasikan ke dalam kurikulum SMA. Kemudian tahun 1993 istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti dengan Bimbingan dan Konseling (BK).

Pada awal tahun 2000-an, IPBI di ubah menjadi ABKIN, singkatan dari Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Istilah bimbingan dan konseling cenderung diubah menjadi konseling. Kemudian didirikannya Pendidikan Profesi Konselor (PPK) dan Ikatan Konselor Indonesia (IKI).

Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat dipelopori oleh seorang tokoh besar yaitu Frank Parson melalui gerakan yang terkenal yaitu gerakan bimbingan (guidance movement). Berasal dari upaya mengatasi semakin banyaknya veteran perang yang tidak memiliki peran dan memberi bimbingan vocational sehingga veteran-veteran tersebut tetap dapat berkarya sesuai kondisi mereka.

 

 

Tujuan Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling memiliki tujuan yaitu:

  1. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
  2. Merencanakan kegiatan penyelesaian tuntutan tugas, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang
  3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
  4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyesuaian diri dengan lingkungan

Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam sistem pendidikan, bimbingan konseling merupakan salah satu komponen penting di sekolah. Guru dengan background sarjana Bimbingan Konseling atau psikologi sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah. Guru BK dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

 

Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi Pemahaman

Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya. Baik potensi maupun kompetensinya. Memiliki pemahaman akan interaksi dirinya dengan lingkungannya seperti dalam lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan norma agama. Dalam fungsi pemahaman, diharapkan konseli mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi Fasilitas

Pada fungsi Fasilitasi, konselor memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. Upaya membantu konseli bisa dalam bentuk memberikan fasilitas, sarana prasarana, mediator, tempat dan waktu, dan permikiran konselor.

3. Fungsi Penyesuaian

Pada fungsi Adaptasi, membantu konselor, psikolog, guru BK dan pemangku kebijakan untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para pihak terkait dalam memperlakukan konseli secara tepat.

Pada fungsi ini juga, diharapkan membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

4. Fungsi Penyaluran

Berkaitan dengan upaya membantu konseli memilih peminatan, kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi penyaluran, konselor perlu bekerja sama dengan tenaga profesional lainnya baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. Seperti ke Psikolog untuk pemetaan minat bakat melalui proses psikotes.

5. Fungsi Pencegahan

Berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi pencegahan, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang dapat membahayakan dirinya. Upaya pencegahan diberikan dalam bentuk edukasi, pemberian informasi, informasi dampak negatif/ akibat yang muncul, sampai penanaman nilai dan konsep benar salah atau baik buruk. Teknik yang dapat digunakan yaitu pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Contoh fungsi pencegahan adalah edukasi dengan tema: bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, malas belajar, drop out, dan pergaulan bebas (free sex)

 

6. Fungsi Perbaikan

Pada fungsi perbaikan akan membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan berperilaku serta berkehendak. Konselor melakukan intervensi  atau memberikan perlakuan terhadap konseli agar memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. Beberapa upaya dilakukan termasuk pemberian sanksi atau reinforcement negatif. Pujian juga diperlukan untuk memunculkan perilaku yang diharapkan.

 

7. Fungsi Penyembuhan

Dalam fungsi Penyembuhan ini bersifat kuratif. Berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, terapi dan remedial teaching. Bahkan jika perlu dalam melaksanakan fungsi penyembuhan, konselor dapat bekerja sama dengan dokter, atau profesi lainnya yang mendukung proses terapi.

 

8. Fungsi Pemeliharaan

Diharapkan membantu konseli agar dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Konselor memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Fungsi ini dilaksanakan setelah tahap-tahap fungsi lain dilaksanakan, seperti tahap perbaikan, penyembuhan, pemahaman dan penyesuaian diri konseli. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan memberikan pilihan sesuai dengan minat bakat konseli.

 

9. Fungsi Pengembangan

Pada fungsi pengembangan ini sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor terus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan pihak berkepentingan bekerja bersama-sama bersinergi merencanakan dan melaksanakan program bimbingan konseling secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Pada fungsi pengembangan, teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau diskusi/brain storming, home room dan home visit, serta karyawisata/ studi banding.

 

Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Beberapa prinsip dasar Bimbingan konseling merupakan pondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut yaitu:

 

1. Diperuntukkan bagi semua individu.

Bimbingan Konseling diberikan kepada semua konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah. Diperuntukkan bagi pria dan wanita. Baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tidak pilih-pilih ke pribadi tertentu. Layanan meliputi pencegahan/ preventif dan juga penyembuhan atau kuratif. Diperuntukkan baik secara pribadi maupun kelompok.

 

2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individualisasi.

Dalam psikologi ada konsep individual difference, yaitu setiap orang unik dan berbeda dengan pribadi yang lain. Konselor membantu memaksimalkan perkembangan keunikan konseli dengan penanganan yang memperhatikan keunikan pribadi tersebut. Sehingga prinsipnya berfokus pada permasalahan konseli, walaupun pelayanan bimbingan menggunakan teknik kelompok.

 

3. Bimbingan menekankan hal yang positif.

Proses bimbingan tidak boleh menekan aspirasi konseli. Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan dimana konselor perlu membangun pandangan yang positif terhadap diri konseli sendiri. Konselor memberikan dorongan dan peluang pada konseli untuk berkembang.

 

Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri

dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional

4. Proses bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama.

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas dan peran semua pihak yang berkaitan. Dibutuhkan kemampuan untuk bekerja sama membantu menyelesaikan dan memfasilitasi upaya menyembuhan permasalahan konseli.

5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.

Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Konselor memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.

Konselor membimbing dan memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, memikirkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Konseli diharapkan mampu membuat pilihan secara tepat terhadap tujuan yang diinginkan, danmampu mengembangkan diri untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

 

6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.

Pemberian pelayanan bimbingan disemua bidang, baik di pendidikan, di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, instansi pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan bersifat multiaspek. Meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

 

Asas-asas Bimbingan Konseling

1. Asas Kerahasiaan.

Bimbingan dan konseling wajib merahasiakan segenap data dan keterangan tentang konseli. Data atau keterangan proses konseling tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Kecuali untuk kasus tertentu yang melibatkan tindak lanjut seperti penagak hukum, jaksa, polisi, pengacara, konselor rujukan, dokter dan terapis.

2. Kesukarelaan.

Proses bimbingan konseling tidak boleh dipaksakan. Harus ada kerelaan dan kesadaran pribadi sebagai konseli. Kecuali konseli berada dalam sistem yang butuh didisiplinkan dan diberikan pendidikan untuk menunjang proses sistem itu berlangsung. Dalam tahapan ini, walaupun diawal ada tuntutan dan tekanan ke konseli, dalam proses bimbingan dan koseling, diupayakan proses treatmen, konseli dapat menjalaninya dengan tanpa muncul kesadaran diri dan kesukarelaan.

 

Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri

dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional

3. Asas Keterbukaan.

Diharapkan  konseli yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura. Konseli terbuka dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Untuk menunjang keterbukaan konseli, maka konselor perlu membangun rapport yang baik. Sehingga konseli bisa nyaman dan aman untuk menyampaikan informasi dan keterbukaan permasalahan pribadi.

 

4. Asas Kegiatan.

Bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Proses bimbingan merupakan tahapan kegiatan yang panjang dan bisa berlangsung dalam beberapa sesi pertemuan.

 

5. Asas Kemandirian.

Konseli diharapkan menjadi pribadi yang mandiri. Dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak bergantung pada konselor setelah permasalahannya terselesaikan.

 

6. Asas Kekinian

Layanan bimbingan dan konseling pada konseli dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kondisi dan situasi sekarang. Walaupun berkaitan dengan masa depan atau kondisi masa lalu tetapi dapat dilihat dampak dan tetap berkaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat konseli sekarang.

 

7. Kedinamisan

Layanan bimbingan dan konseling harus selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. Layanan bimbingan konseling juga harus bersifat dinamis terhadap perkembangan permasalahan konseli. Juga terhadap situasi-situasi yang mungkin berbeda.

 

8. Asas Keterpaduan

Asas bimbingan dan konseling tidak berdiri sendiri. Tidak hanya melibatkan konselor dan konseli saja. Tetapi ada kerjasama yang saling mendukung pada sistem yang berkaitan. Bisa melibatkan pihak keluarga, masyakarat, dan lingkungan sosial lainnya.

 

9. Asas Kenormatifan.

Bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan kebiasaan yang berlaku. Layanan bimbingan konseling justru ditujukan agar konseli mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan, serta menyesuaikan dan menghadapi diri pada tuntutan norma, hukum dan peraturan, adat, serta nilai-nilai lainnya.

 

10. Asas Keahlian.

Asas bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh konselor sebagai tenaga profesional. Proses dan tahapan bimbingan dan konseling juga diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Ada metode ilmiah pada serangkaian proses bimbingan dan konseling yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Konselor perlu memiliki ijin praktik sebagai konselor dari lembaga pengayom profesi. Sehingga, konselor juga memiliki riwayat pendidikan yang linear dan berkorelasi dengan bidang bimbingan konseling. Jika perlu ada ijin dari dinas kesehatan sebagai tenaga ahli dibidang kesehatan. Sekarang ini, pemerintah menetapkan psikolog klinis di bawah naungan dinas kesehatan sebagai tenaga kesehatan psikologis.

 

11. Alih Tangan Kasus

Pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli wajib mengalihtangankan permasalahan konseli kepada pihak yang lebih ahli. Hal ini juga berlaku pada konselor yang kurang jam terbang atau merasa tidak ada progres dan sadar dengan kompetensi diri; wajib mengalihtangankan ke konselor lagi yang spesialis dan concern pada kasus konseli tersebut.

 

12. Asas Tut Wuri Handayani atau Konseli Centered

Dalam proses konseling. Asas ini juga seperti konsep Rogerian atau Klien centered. Dimana konselor memberikan dorongan dan arahan. Konselor perlu memberikan arahan, menginsiprasi, memberikan ide dan gagasan. Namun, diharapkan konseli yang lebih aktif pada penyelesaian permasalahan pribadinya.

 

Dari dua belas asas bimbingan dan konseling di atas, jika disingkat dan diambil intinya ada tiga asas paling penting yang tidak boleh ditiadakan dalam setiap proses bimbingan konseling. Yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan dan asas keterbukaan.

 

Baca artikel lainnya, Tips Memilih Jasa Konseling yang Tepat

dan Tanda Anda Butuh ke Psikologi Konseling

Persamaan dan perbedaan antara Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki kesamaan yang terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan. Bimbingan konseling sama-sama ditujukan untuk mendapatkan kesehatan mental pribadi pada diri konseli.

 

Sedangkan perbedaan terletak pada segi isi kegiatan dan segi tenaga. Pada segi isi kegiatan, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang individu. Bimbingan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, ustad, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.

Demikian artikel tentang Bimbingan dan konseling. Semoga menambah pemahaman kita tentang arti, tugas, dan manfaat dari tahapan bimbingan dan konseling.

admin Tidak ada komentar

5 Tanda yang Menunjukkan Bahwa Anda Butuh Psikologi Konseling

Psikologi KonselingKegiatan yang didalamnya termasuk sesi konseling antara konselor dengan klien sering disebut dengan psikologi konseling. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menemukan akar permasalahan yang tengah dihadapi oleh klien. Mungkin masih ada keraguan pada diri Anda untuk mendatangi psikolog dan menjalankan sesi konseling. Namun apabila Anda merasa masalah Anda sudah terlalu berat ditanggung sendirian, bisa jadi itu menjadi salah satu tanda bahwa Anda membutuhkan bantuan seorang psikolog.

Tanda Anda Membutuhkan Psikologi Konseling

Apabila tanda-tanda berikut ini ada pada diri Anda, kemungkinan besar Anda membutuhkan bantuan psikologi lho! Jangan pernah menafikan tanda-tanda berikut ini ya! Yuk, kita simak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda sedang membutuhkan konseling dari psikolog!

  • Sedih Berlebihan

Rasa sedih sebenarnya adalah wajar. Pasti setiap orang pernah merasakan rasa sedih. Namun apabila rasa sedih sudah berlebihan Anda patut memasang alarm tanda bahaya. Sedih yang berlebihan menunjukan tanda kesehatan mental sedang tidak baik-baik saja. Penyebab dari rasa sedih yang berlebihan adalah tertimpa masalah yang terlalu berat hingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Misalnya, perasaan sedih ini sampai mengganggu konsentrasi ketika sekolah atau bekerja.

  • Trauma

Trauma berat biasanya dipicu oleh kejadian atau peristiwa yang luar biasa buruk. Salah satu kejadian atau peristiwa yang dapat memicu trauma berat adalah mengalami pelecehan seksual, kecelakaan, ditelantarkan dan sebagainya. Orang yang mengalami trauma sangat membutuhkan bantuan psikolog dalam sesi konseling. Sesi konseling akan membuat trauma cepat sembuh, sebab dalam sesi ini klien akan menemukan orang tepat untuk berbagi masalah.

  • Kehilangan

Kehilangan disini bisa saja kehilangan orang yang berharga hingga sesuatu yang berharga. Kehilangan tentu saja bisa mengakibatkan kesedihan yang sulit dihadapi dan berlangsung secara berkelanjutan. Masalah kesedihan ini susah untuk diatasi kecuali oleh ahlinya, yaitu psikolog. Meskipun faktanya tidak semua orang membutuhkan bantuan psikolog saat menghadapi kesedihan. Namun, tidak ada salahnya memulai sesi konsultasi dan menemui psikolog.

Baca Juga: Persiapkan 10 Hal Ini Sebelum Menjalani Konsultasi Psikologi

  • Ketergantungan Obat-obatan dan Seks

Ketergantungan ini bisa saja dikarenakan karena obat-obatan, narkoba dan seks. Ketika Anda memiliki kebiasaan yang tidak baik kemudian melampiaskannya pada hal-hal buruk misalnya pada narkoba dan seks bebas. Tandanya Anda membutuhkan bantuan psikolog untuk melakukan sesi konseling. Pada saat sesi konseling berlangsung, Anda akan mendapatkan diagnosis kesehatan mental. Dan dari sinilah titik terang dari masalah Anda akan ditemukan. Sehingga Anda bisa menjauh dari ketergantungan akan hal-hal yang tidak baik.

  • Tidak Memiliki Tempat Mencurahkan Isi Hati

Keluarga dan sahabat adalah tempat seseorang mencurahkan isi hati. Namun apabila dari semua orang tersebut terlalu sibuk dan tidak bisa mendengarkan keluh kesah Anda, itu tandanya Anda membutuhkan bantuan psikologi. Mencurahkan isi hati adalah cara mudah meringankan masalah, dengan melakukan sesi konsultasi Anda bisa mudah mencurahkan isi hati.

Lakukan serangkaian sesi psikologi konseling pada lembaga yang terpercaya serta sesuai dengan apa yang Anda butuhkan. Buatlah sesi konsultasi dengan Deepa Jasa Psikologi dan Konseling profesional dengan menghubungi kontak person kami. Dan jangan lupa, sebelum menjalani sesi konsultasi Anda harus menyiapkan beberapa hal yang dibutuhkan. Tujuannya tentu saja supaya sesi konsultasi berjalan lancar dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. 

Dengan begitu, masalah Anda dapat teratasi dengan baik, kesehatan mental terjaga. Dan seluruh kegiatan sehari-hari dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Nah, itu tadi 5 tanda yang menunjukkan bahwa Anda membutuhkan bantuan psikolog. Semoga bermanfaat ya!

admin Tidak ada komentar

Persiapkan 10 Hal Ini Sebelum Menjalani Konsultasi Psikologi

Konsultasi PsikologiMungkin bagi sebagian orang sudah terbiasa datang ke psikolog untuk melakukan sesi konsultasi. Namun bagi sebagian orang hal ini tentu saja adalah hal yang tidak biasa. Apalagi adanya pola pikir di masyarakat yang kurang baik tentang sesi konsultasi kepada psikolog. Sebelum Anda menjalani sesi konsultasi ke psikolog, sebaiknya Anda mempersiapkan 10 hal berikut ini ya!

  • Menentukan Tujuan

Menjalani sesi konsultasi ke psikolog bukan hanya sekedar meluapkan emosi atau curhat belaka. Harus ada tujuan yang disetujui supaya sesi konsultasi berjalan efektif dan membawa perubahan yang bagus pada diri Anda. Misalnya Anda melakukan sesi konsultasi dikarenakan masalah susah tidur karena depresi, maka tujuan dari konsultasi adalah supaya Anda mudah untuk tidur. Sehingga semangat melakukan aktivitas dan jiwa yang depresi dapat pulih kembali.

  • Menyiapkan Catatan Emosi dan Pikiran

Anda sangat penting untuk membuat catatan emosi dan pikiran dalam bentuk catatan. Misalnya Anda perlu mencatat kondisi dimana Anda susah untuk mengontrol emosi, kondisi dimana Anda cemas berlebihan dan sebagainya. Buatlah catatan ini beberapa hari sebelum menjalani sesi konsultasi ke psikolog.

  • Menyiapkan Mindset untuk Mengatasi Isu Spesifik

Menyiapkan mindset ini sangat penting, supaya sesi konsultasi nantinya tidak hanya sekedar curhat belaka. Tetapi mempunyai isu-isu yang lebih spesifik. Dan isu inilah yang akan dibahas selama sesi konsultasi. Isu spesifik ini juga berguna bagi psikolog, Dia akan memetakan masalah Anda yang nantinya juga akan membantu Anda menyelesaikannya.

  • Mengingat Obat yang Sedang Dikonsumsi

Anda perlu menyampaikan obat-obat yang akhir-akhir ini sedang Anda konsumsi. Misalnya obat maag, paracetamol, bahkan obat antidepressant. Hal ini tentu saja akan membantu psikolog memahami keadaan Anda.

Baca Juga: Trik Cerdas Hadapi Psikotes Online

  • Memperhitungkan Budget

Sesi Konsultasi ke psikolog tidaklah satu kali pertemuan akan membuat Anda sembuh. Jadi sangat penting bagi Anda untuk memperhitungkan budget yang akan dikeluarkan. 

  • Mengingat Bahwa Psikolog Juga Manusia

Jangan memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi kepada psikolog, Psikolog juga manusia seperti halnya dokter. Yang bisa menyembuhkan diri Anda adalah Anda sendiri, psikolog hanya membantu merubah pola pikir Anda. 

  • Menyiapkan Diri untuk Terbuka

Ketika sesi konsultasi berlangsung, Anda harus mengatakan apapun yang terpendam ke psikolog. Oleh karena itu, Anda harus menyiapkan diri untuk terbuka, jangan takut dihakimi. Sebab konsultasi psikologi merupakan tempat pikiran-pikiran aneh serta menyimpang bisa diterima.

  • Datang Awal

Tidak ada salahnya Anda datang lebih awal saat menjalani sesi konsultasi berlangsung, sebab ada beberapa dokumen yang harus Anda isi. Terlebih lagi, saat datang lebih awal Anda bisa menyiapkan hati dan perasaan, serta menyiapkan nafas. Tidak lucu bukan, apabila Anda menjalani sesi konsultasi masih dengan keadaan tersengal-sengal akibat datang terburu-buru. 

  • Memilih Jadwal Sesi Konsultasi di Akhir Hari Beraktivitas

Maksud dari akhir hari beraktivitas adalah hari terakhir sekolah atau kerja. Hal ini bertujuan supaya setelah sesi konsultasi berlangsung Anda bisa beristirahat. Percaya atau tidak membedah jiwa, pikiran dan emosi adalah pekerjaan yang menguras tenaga dan melelahkan. Selain itu, Me time sangat efektif mengembalikan semangat.

  • Mengenal Jenis Terapi yang Dijalani

Mengenal berbagai jenis terapi bukanlah hal yang susah apalagi di era digital ini. Banyak sekali jenis terapi yang ada dan dicocokan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh klien.

Anda harus bangga ketika memutuskan langkah untuk menjalani konsultasi ke psikolog. Sebab Anda sedang menjalani hidup baru. Untuk mendapatkan bantuan terbaik di bidang psikologi, Anda harus menghubungi kontak person kami untuk solusi terbaik bagi Anda.

admin Tidak ada komentar

Trik Cerdas Hadapi Psikotes Online

Psikotes Onlinepsikotes sering dipakai dalam tahap seleksi misalnya seleksi perekrutan karyawan baru. Psikotes lebih mengarah pada tes kepribadian, tujuannya adalah sebagai alat pengukur individu secara psikis. Banyak lulusan perguruan tinggi terbaik yang tidak diterima di perusahaan tempat mereka melamar. Alasannya bukan karena mereka tidak pintar tetapi memang karena kepribadiannya yang tidak sesuai dengan yang dicari oleh perusahaan. 

Di era yang serba digital ini, melakukan psikotes tidak melulu secara langsung atau offline. Namun juga biasa dilakukan melalui daring atau online. Psikotes secara online dianggap lebih praktis dan mudah. Sehingga wajar jika banyak yang memilih psikotes secara online. Supaya Anda sukses menghadapi psikotes secara online, sebaiknya simak trik cerdas berikut ini ya!

Trik Cerdas Hadapi Psikotes Online

  • Memastikan Jaringan Internet Lancar

Karena psikotes dilakukan secara online, maka hal pertama yang perlu Anda pastikan adalah jaringan internet berada dalam keadaan paling baik. Anda tidak mau kan ditengah-tengah Anda mengerjakan psikotes tiba-tiba jaringan internet ngadat.Tentu saja hal ini akan membuat tes Anda terganggu.

  • Tes Analogi Verbal

Tes analogi verbal ini meliputi hubungan makna, persamaan kata atau sinonim, lawan kata atau antonim, serta pemahaman mengenai narasi tertentu. Sehingga Anda perlu melatih kemampuan logika pada kondisi tertentu. Trik yang perlu Anda lakukan adalah mempelajari dan menghafal antonim-sinonim kata, serta hubungan antara kata dalam keadaan tertentu. Anda harus melompati soal yang sulit, ingat bahwa Anda terpaku pada waktu yang akan terus berjalan.

  • Tes Logika Aritmatika

Tes logika aritmatika ini meliputi deret angka dengan polanya, yaitu penjumlahan, pembagian, pengurangan, perkalian, persentase serta pecahan angka. Anda harus mampu menganalisis dan memahami pola-pola tertentu, tujuannya adalah untuk memprediksi hal-hal berdasarkan pola itu. Trik dari tes logika dan aritmatika yaitu:

  1. Tidak terpaku pada 3 sampai 4 angka yang ada di depan deret, kamu juga harus melihat deret angka secara keseluruhan. Sebab pola angka dapat berupa urutan, pengelompokan berurutan, dan pengelompokan loncat.
  2. Tidak terpaku pada satu soal yang sangat ingin dipecahkan. Anda harus melompati ke soal berikutnya. Ingat, dalam psikotes Anda memiliki waktu yang terbatas.
  3. Melatih kemampuan dengan sering latihan mengerjakan soal bisa dari buku psikotes atau melalui internet.

Baca Juga: Berbagai Peran dan Manfaat dari Psikologi Konseling

  • Tes Logika Penalaran

Tes logika penalaran meliputi deret gambar 2 dimensi dan 3 dimensi. Anda akan diminta untuk memilih gambar yang selanjutnya yang akan muncul. Anda harus mengasah pola-pola gambar untuk memprediksi pola selanjutnya yang akan muncul. Trik menghadapi tes logika penalaran adalah:

Memusatkan konsentrasi, berhati-hati serta teliti. Sebab bentuk-bentuk gambar yang ditampilkan memiliki rupa yang hampir sama tetapi tidak sama.

  • Tes Kraepelin atau Pauli

Tes Kraeplien meliputi gugusan berbagai macam angka yang disusun membujur dalam bentuk berlajur-lajur. Tes ini juga biasa disebut dengan tes koran. Dalam menjawab soal ini Anda harus konsisten, tahan terhadap tekanan, teliti serta cepat dalam mengerjakannya. Trik menghadapi tes ini adalah: mengendalikan diri supaya hemat tenaga, jangan melakukan kecurangan terhadap waktu dan harus tetap konsentrasi.

  • Wartegg Test

Tes ini terdiri dari kotak-kotak yang didalamnya terdapat beberapa bentukan, misalnya garis lurus, titik, lingkaran dan sebagainya. Kemudian Anda diminta untuk menggambarnya, gambarlah sesuatu yang kreatif dan tidak umum. Mulailah berlatih menggambar dari sekarang ya!

Demikian trik cerdas menghadapi psikotes secara online, semoga membantu Anda. Dan tempat terbaik untuk melakukan psikotes online adalah dengan menghubungi Deepa Jasa Psikologi dan Konseling. Apabila Anda memiliki masalah terkait psikologi, Anda dapat menghubungi kontak person kami dan dapatkan berbagai solusi yang paling tepat.

admin Tidak ada komentar

Efektifitas Terapi Psikologi untuk menyelesaikan permasalahan psikis klien

Terapi psikologi menjadi upaya untuk membantu klien menyelesaikan permasalahan psikologisnya. Tahapan terapi psikologi biasanya dilakukan dalam proses konseling setelah membangun rapport dan identifikasi masalah klien. Proses terapi psikologi merupakan bagian yang paling penting dari upaya untuk menyelesaikan masalah psikologis klien.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam terapi psikologi. Diantaranya yaitu, terapi pasangan, terapi kognitif, CBT, hipnoterapi, inner child, terapi perilaku. Ada juga terapi psikoanalisis, psikodinamis, terapi humanistik, terapi seni, terapi musik, terapi kelompok, terapi keluarga, dan masih banyak lagi jenis-jenis terapi psikologi. Masing-masing jenis terapi itu akan efektif diterapkan dalam kasus tertentu klien, tetapi tidak efektif diterapkan ke kasus lain. Begitu juga dengan diri klien, efektif diterapkan dengan masalah dan pribadi klien tertentu. Tetapi tidak efektif diterapkan ke masalah yang sama tetapi berbeda individu klien. Penggunakan terapi psikologi sangat dinamis dan juga menyesuaikan dengan kondisi klien dan kompetensi terapis.

Karakteristik Terapi Psikologi yang sukses

Terapi psikologis yang sukses memiliki beberapa karakteristik seperti :

  1. Kemampuan membangun kepercayaan dan kenyamanan dari terapis ke klien. Dan juga ada kemauan klien untuk menerima terapis.
  2. Adanya kolaborasi proses yang berkesinambungan selama proses konseling dan terapi psikologi. dan di awali dengan terapis yang memiliki kepemahaman holistic terhadap klien dan latar belakangnya.
  3. Kemampuan menggali masalah psikologis yang utama dari permasalahan klien. Terkadang permasalahan yang muncul dan dikeluhkan klien bukanlah masalah inti. Tetapi hanya efek yang dikeluhkan klien. Bisa jadi klien belum nyaman menyampaikan masalah psikologi yang utama, sehingga hanya menyampaikan masalah psikologis yang bersifat dampaknya saja. Atau klien tidak menyadari masalah inti yang menjadi penyebab masalah-masalah psikologis yang dirasakan. Dengan mentraitment masalah inti gangguan psikologis klien, maka dampak psikologis lainnya juga akan terselesaikan.
  4. Terapi yang sukses juga akan melahirkan perubahan signifikan dari klien yang terjadi dari awal hingga akhir sesi terapi
  5. Memiliki harapan yang realistis dan optimis tentang keberhasilan baik dari klien maupun terapis.
  6. Adanya ketidaknyamanan terhadap gangguan psikologis yang dirasakan klien dan dia memiliki keinginan untuk sembuh. Semakin kuat dorongan untuk sembuh, semakin cepat dan efektif proses terapi psikologi
  1. Penguasaan tentang perasaan dan kepercayaan diri/self efficacy
  2. Upaya klien mau mengikuti instruksi dan tugas yang diberikan terapis selama proses konseling dan ketika terapi psikologi diberikan.
  3. Kemampuan terapis me-leading klien sepanjang proses konseling.

 

Baca Juga: Ragam Hal Tentang Psikotes Online yang Patut Diketahui

dan  Manfaat yang Diberikan Konsultan Psikologi untuk Karyawan

 

Usaha terapis dalam menyukseskan proses terapi

Berikut adalah usaha yang harus dilakukan terapis untuk menyukseskan proses terapi:

  1. Memfasilitasi tempat terapi yang nyaman, tenang, dan bersih. Sehingga, klien dan terapis bisa fokus dalam proses terapi. Tidak ada gangguan dari pihak luar selama proses terapi.
  2. Terapis mampu menciptakan suasana aman, mendukung, dan memperbaiki suasana diri klien
  3. Tujuan dan arah perkembangan terapi dibuat jelas dan terukur
  4. Memberi penjelasan mengenai proses penyembuhan yang ditujukan dalam terapi dan proses penerapan yang akan digunakan untuk menyelesaikannya.
  5. Memperbaiki kemampuan klien dalam mengenal, merekonstruksi dengan tepat dalam upaya mengontrol emosi
  6. Berusaha mendalami teknik-teknik terapi dan dikondisikan dengan diri dan permasalahan klien.
  7. Memperbaiki kemampuan klien dalam proses meyakini kebenaran dan mengubah pola pikir. Menumbuhkan kesadaran dan pemikiran baru tentang perspektif masalah psikologis.
  8. Memperbaiki kemampuan klien dalam menilai dan mengubah perilaku disfungsional. Sehingga klien memperoleh perilaku baru yang lebih efektif, mampu mengontrol suasana hati, membangun hubungan yang sehat dan emosi yang baik bagi kesehatan fisik dan mental.

Efektifitas Terapi Psikologi untuk menyelesaikan permasalahan psikis klien

Baca Juga: Tips Memulai Jasa Konseling yang Baik

dan  Trik Cerdas Hadapi Psikotes Online

 

Memahami Kesehatan Mental

Untuk mendapatkan efektifitas terapi psikologi, klien harus memahami pentingnya kesehatan mental. Terapis perlu menanamkan nilai-nilai dan menumbuhkan kesadaran diri klien mengenai pentingnya kesehatan mental. Dengan memahami kesehatan mental, maka klien bisa menentukan arah dan tujuan terapi psikologi. Berikut adalah point tentang kesehatan mental yang mencakup aspek:

  1. Spiritual. Meliputi: nilai-nilai, kepasrahan kepada Tuhan, kepercayaan, etika, kebutuhan dan arah, optimis, kedamaian batin
  2. Kasih sayang: intim, percaya, berbagi, hubungan kerja sama jangka panjang.
  3. Regulasi Diri: rasa layak, penguasaan diri, spontanitas dan responsif emosi, rasa humor, kreatifitas, kesadaran nyata, tubuh sehat.
  4. Bekerja: pekerjaan yang dibayar, pengalaman sukarelawan, membesarkan anak, rumah tangga, dan pendidikan psikologis, sosial dan hadiah lainnya.
  5. Persahabatan: hubungan interpersonal yang positif dan dukungan sosial yang memberikan kegiatan serta interaksi yang bermanfaat.

 

Baca Juga: Persiapkan 10 Hal Ini Sebelum Menjalani Konsultasi Psikologi

dan  5 Tanda yang Menunjukkan Bahwa Anda Butuh Psikologi Konseling

Karakteristik Klien yang Sukses

Dalam proses konseling dan terapi psikologi, dibutuhkan karakteristik yang baik dari terapis maupun klien untuk menunjang kesuksesan proses terapi. Semakin mendukung karakteristik yang baik dari terapis dan klien, maka semakin cepat keberhasillan proses terapi. Berikut adalah karakteristik klien yang mendukung kesuksesan terapi psikologis:

  1. Kedewasaan. Individu yang memiliki fungsi hidup wajar dan berpengetahuan luas mengenai dunia, mampu membangun komitmen terhadap proses terapi sehingga dapat terlibat dalam terapi yang efektif. Pribadi yang dewasa tidak berpikir egois atau memiliki self center yang kuat.
  2. Kemauan untuk segera sembuh. Dorongan bisa bersifat internal maupun eksternal/ di luar diri klien.
  3. Kemampuan untuk membangun hubungan /support sistem yang baik. Klien juga diharapkan mampu untuk membentuk interpersonal bounderies yang tepat
  4. Individu yang memiliki self esteem yang baik dan kemampuan untuk mengendalikan diri dan kehidupannya akan dapat membangun hubungan interpersonal yang sehat
  5. Toleransi yang tinggi terhadap frustrasi. Individu dengan kemampuan menerima rasa sakit sehingga mampu berhadapan dengan proses perubahan dan tidak mudah merasa stres/tertekan. Orang yang mudah merasa canggung dengan perasaan tidak nyaman akan mudah meninggalkan proses terapi yang ditawarkan
  6. Penyesuaian diri yang bagus. Sehingga klien bisa berubah dari kebiasaan dan pemikiran lama menuju pemikiran dan kebiasaan baru yang lebih sehat.
  7. Kemampuan untuk melakukan introspeksi diri dan terbuka dengan masukan dari terapis. Orang-orang yang terbiasa melihat ke dalam diri mereka dan berpikir dengan cara yang mendalam tentang humanism dan relasi interpersonal lebih mungkin untuk melanjutkan treatment dan memiliki hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak

 

 

Budaya dan Issue yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Terapi

Sue dan Sue (2008) mengidentifikasi beberapa kompetensi yang perlu diperhatikan terapis terhadap budaya dan issue untuk proses efektifitas terapi psikologi:

  1. Terapis perlu memiliki kepedulian, mengenai nilai-nilai budaya dan bias (terhadap nilai) mereka sendiri. Menurut Glading (2008), Terapis tidak hanya harus sadar budaya yang dimiliki oleh kliennya, tetapi terapis juga harus melihat bias atau issue yang dimiliki. Terapis perlu “memeriksa dan menyadari kondisi diri mereka”. Mengetahui nilai dan perbedaan. Sadar akan budaya yang dimiliki klien. Hal ini berkaitan dengan cara berpikir, perspektif, perilaku, kebiasaan, dan pengambilan keputusan klien. Berkaitan juga dengan nilai “boleh dan tidak boleh dilakukan” oleh klien. Mengakui gender mereka sendiri, ras, etnis, atau bias seksual.
  2. Mampu memahami adanya beragam klien dengan beragam budaya.
  3. Terapis perlu mengembangkan intervensi yang sesuai secara budaya
  4. Belajar merasa nyaman dengan perbedaan di antara lingkungan.
  5. Menyadari kondisi kapan harus merujuk kepada terapis lain.

 

Demikian artikel tentang Efektifitas Terapi Psikologi untuk menyelesaikan permasalahan psikis klien. Semoga menambah pemahaman untuk proses terapi psikologi yang efektif.

admin Tidak ada komentar

Mengenali Gejala Autisme Pada Anak

Gejala Autisme. Ketika ayah dan bunda dikaruniai anak dengan kondisi Autisme tentu kedepannya akan melewati tantangan-tantangan besar. Hal ini dikarenakan, Anak dengan Autisme akan mengalami gangguang perkembangan yang kompleks sehingga membutuhkan penanganan dan pendampingan khusus. Autisme sendiri sering disalahpahami oleh kebanyakan orang. Anak-anak penyandang autis sering kali dianggap tidak waras, gila dan berbahaya padahal sejatinya tidak demikian.

Menurut Geneofarm, Autisme secara harfiah berasal dari bahasa Yunani, yaitu auto yang artinya sendiri. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa anak autis pada umumnya hidup dengan dunianya sendiri, menikmati kesendirian, dan tidak respon dengan orang-orang sekitar.

Secara neurologis, anak autis adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan otak terutama pada area bahasa, sosial, dan fantasi. Hambatan perkembangan inilah yang menjadikan anak autis memiliki perilaku yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Pada beberapa bentuk, perilaku anak autis memiliki kecenderungan yang ekstrem. Dalam hal akademik juga sering ditemukan anak-anak yang memiliki kemampuan spesifik dan memiliki kemampuan anak-anak seusianya.

Mengenali Gejala Autisme Pada Anak

Gejala pada Anak dengan Autisme

Nah, bagaimana sih gejala yang tampak pada anak dengan Autisme ? Menurut Huzaemah, ada beberapa gejala pada anak autis, diantaranya:

1. Gangguan dalam komunikasi verbal dan non verbal

Kemampuan dan keterlambatan berbahasa, atau sama sekali tidak dapat berbicara. Berkomunikasi dengan bahasa tubuh, dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-katanya tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”). Tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya.

2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial

Gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh jika dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Menolak dipeluk. Apabila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut sesuatu untuknya. Menjauh bila didekati.

Baca artikel lainnya, Psikologi Konseling

dan Tips Memilih Jasa Konseling yang Tepat

3. Gangguan dalam bermain

Bermain dengan cara yang sangat monoton dan tidak biasa, misalnya mengamat-amati terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Senang dengan salah satu mainan dan tidak mau meninggalkannya. Seperti, botol, gelang karet, baterai, atau benda lainnya. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura.

4. Perilaku ritualistic

Perilaku yang sulit diubah rutinitas sehari-hari, misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute yang sama.

 

5. Gangguan perasaan dan emosi

Perasaan dan emosinya dapat terlihat ketika si anak tertawatawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata. Mengamuk yang tak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Baca artikel lainnya, Tanda Anda Butuh ke Psikologi Konseling

dan layanan psikologi

6. Gangguan dalam persepsi sensoris

Perasaan sensitive terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa, mulai dari yang ringan sampai yang berat.

Berdasarkan poin-poin yang disampaikan diatas, dapat diketahui bahwa Autisme adalah suatu gangguan pervasive yang khususnya terjadi pada anak-anak, ditandai dengan keterlambatan perkembangan mental, sulit melakukan interaksi sosial, keterlambatan dalam bidang komunikasi, gangguan dalam bermain serta bahasa, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.

Itulah artikel singkat dengan tema “Mengenali Gejala Autisme Pada Anak”. Semoga menambah wawasan kita tentang anak berkebutuhan khusus, termasuk dengan anak dengan gejala autisme.
Sumber referensi:

Geniofarm. 2010. Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta Gara Ilmu

Huzaemah. 2010. Kenali Autisme Sejak Dini. Jakarta: Pustaka Populer Obor

 

Baca artikel lainnya, biro psikologi

dan jasa psikotes online

 

admin Tidak ada komentar

Gangguan Kepribadian Antisosial tampak terlihat dari penampilan luar

Gangguan Kepribadian Antisosial. Mungkin kita sering mendengar istilah “Ansos” yang kepanjangannya adalah anti-sosial. Biasanya, anak milenial menyematkan julukan ansos pada individu yang sulit bergaul. Namun, taukah kamu bahwa antisosial lebih luas dari sekedar makna sulit bergaul dan merupakan salah satu gangguan kepribadian?

Menurut Fausiah & Wedury (2005) Individu dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya secara terus menerus melakukan tingkah laku kriminal atau antisosial, namun tingkah laku ini tidak sama dengan melakukan kriminalitas. Gangguan kepribadian ini lebih menekankan pada ketidakmampuan individu untuk mengikuti norma-norma sosial yang ada selama perkembangan masa remaja dan dewasa.

Gangguan Kepribadian Antisosial tampak terlihat dari penampilan luar

Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri

dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional

Gangguan kepribadian antisosial dari penampilan luar

Individu dengan kepribadian antisosial biasanya mampu menampilkan tingkah laku yang menawan, memiliki kemampuan verbal yang baik, bahkan mampu menarik perhatuian lawan jenis dengan perilakunya yang pandai merayu. Di sisi lain, individu yang sejenis seringkali menganggap perilaku individu dengan kepribadian antisosial sebagai manipulatif dan terlalu menuntut.

Walaupun penampilan luarnya tampak positif, apabila ditelusuri riwayat kehidupannya, biasanya dipenuhi dengan perilaku berbohong, membolos, kabur dari rumah, mencuri, berkelahi, pemakaian obat-obatan dan aktivitas illegal lainnya yang biasanya telah dimulai sejak masa kanak-kanak. Namun demikian, diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak diberikan pada individu dengan gangguan keterbelakangan mental, skizofrenia ataupun mania.

Demikianlah artikel singkat dengan tema ‘Gangguan Kepribadian Antisosial tampak terlihat dari penampilan luar’. Semoga Bermanfaat.

Baca artikel lainnya, Kenapa Konseling dengan Psikolog Cuma Sebentar?

dan Konseling dengan psikolog

admin Tidak ada komentar

Berbagai Peran dan Manfaat dari Psikologi Konseling

Psikologi KonselingDari segi bahasa konseling mempunyai arti yang luas serta secara umum dikenal dengan bentuk konsultasi. Konseling banyak dipakai oleh beberapa bidang profesi yang memiliki tujuan untuk melakukan serangkaian konsultasi. Dalam bidang psikologi, konseling diartikan sebagai proses interaksi antara seorang psikolog dengan kliennya. Proses interaksi ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi oleh klien. Proses konseling bisa dilakukan oleh dua orang lebih. 

Tujuan dasar dari kegiatan konseling adalah untuk memberikan support kepada klien untuk menghadapi masalah yang tengah dialami. Support ini memiliki sifat objektif dan seorang psikolog akan memberikan perspektif baru bagi pasien. Sehingga klien dapat berpikir lebih luas dan logis. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah peran psikologi konseling terhadap bidang ilmu psikologi.

Peran Psikologi Konseling

 

  • Konseling Sebagai Proses

 

Konseling tidak dapat dikerjakan sekali saja dan dalam waktu yang singkat. Konseling adalah serangkaian kegiatan yang memerlukan proses dan keberlanjutan sampai masalah dapat diatasi atau diselesaikan. Konseling memerlukan beberapa pertemuan dan dapat dilakukan secara bertahap. Pada masing-masing kasus berbeda tahap, ada yang singkat dan ada yang memerlukan waktu yang panjang. Perbedaannya terletak pada masalah yang dihadapi apakah berat atau ringan. Dan juga tergantung pemahaman klien terhadap proses penyelesaian masalah.

Berbagai Peran dan Manfaat dari Psikologi Konseling

  • Konseling Untuk Membantu Klien

 

Konseling memiliki sifat membantu penyelesaian masalah klien dengan cara membuka pola pikir klien. Selain membuka pola pikir klien supaya lebih luas, konseling juga bertujuan memberikan dukungan atau support kepada klien. Sehingga klien menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi masalahnya dan masalah selesai dengan baik. Dalam kegiatan konseling juga berperan menemukan alternatif penyelesaian masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu, klien dapat lebih selektif serta mampu menimbang hal yang lebih baik untuk dirinya dan masalahnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Menjadi Konsultan Psikologi Sebagai Alasan Kami di Deepa

 

  • Konseling Sebagai Hubungan Spesifik

 

Hubungan yang jelas sangat penting dibangun pada proses konseling supaya tujuan yang diinginkan dapat tercapai mudah. Hubungan yang spesifik ini berbentuk pemikiran yang terbuka, pengertian, penghargaan positif, empati dan rasa percaya diri. Hubungan yang spesifik inilah yang nantinya menjadi dasar awal konseling antara konselor dengan klien supaya komunikasi mudah.

 

  • Konseling untuk Mencapai Cita-cita Hidup

 

Di dalam kegiatan konseling juga memberikan masukan pendapat kepada klien terkait dengan masalah atau perilaku maladaptif. Konselor akan memberikan pemahaman yang bertujuan merubah perilaku lebih adaptif. Dengan demikian, klien akan fokus dengan tujuan hidup yang lebih baik dan lebih aktualisasi diri.

Setelah mengetahui peran psikologi dalam bidang konseling, sekarang Anda perlu mengetahui manfaat dari Psikologi Konseling.

Manfaat Psikologi dalam Bidang Konseling

Konseling psikologi mempunyai kajian-kajian manfaat antara lain:

  1. Memandu. Disini psikolog harus bersikap netral dan objektif, tidak subjektif terhadap kondisi klien dan tidak ada paksaan. 
  2. Memfasilitasi. Disini psikolog berperan sebagai fasilitator. Sehingga tidak dibolehkan untuk ikut campur ke dalam karakter klien. 
  3. Menyembuhkan. Konseling juga merupakan proses menyembuhkan dasarnya adalah sejarah psikoterapi yang melibatkan bidang spiritual dan ilmiah.
  4. Merekonstruksi. Rekonstruksi ada hubungannya dengan metode perilaku kognitif.
  5. Memodifikasi, diartikan sebagai kegiatan melakukan perubahan perilaku klien.
  6. Mengembangkan, dalam hal ini, psikologi dalam konseling selalu memperhatikan perkembangan manusia.
  7. Mengkomunikasikan, komunikasi dilakukan dengan melibatkan diri dalam interaksi yang bertujuan untuk mengklarifikasi.
  8. Mengorganisasi akan membantu klien ketika mengambil keputusan, bertindak dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Semoga artikel di atas bermanfaat untuk Anda yang sedang mencari atau membutuhkan bantuan ketika menghadapi berbagai masalah. Karena psikologi konseling yang disediakan oleh Deepa Jasa Psikologi dan Konseling sangat profesional dalam bidang ini. Untuk informasi lebih lengkap Anda dapat menghubungi kami melalui kontak person di halaman ini.

admin Tidak ada komentar

Stres dan Penyakit Fisik: Gangguan yang Muncul karena Tertekan Psikologis

Stres dan Penyakit Fisik — Setiap individu hidup di dunia tidak pernah terlepas dari stres. Setiap hari dan setiap saat selalu saja ada kejadian yang membuat diri kita stres. Adanya tuntutan yang berlebihan dari orang lain terhadap diri kita dapat membuat kita merasa pusing atau sakit kepala (migren). Kemacetan lalu lintas, ketinggalan bis, dan mobil yang mesinnya tidak mau menyala membuat kita merasa tekanan darah dan menjadi mudah marah.

Stres dan Penyakit Fisik: Gangguan yang Muncul karena Tertekan Psikologis

Baca artikel lainnya, tes psikologi online

dan layanan psikologi

 

Apa itu stres?

Menurut Robert S. Feldman (dalam Fausiah & Widury, 2005) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres bisa saja positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh : kematian keluarga). Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan stres berpotensi memunculkan penyakit-penyakit fisik akibat stres seperti asma, tekanan darah tinggi, sakit kepala dan penyakit lain yang dapat menganggu kondisi tubuh.

Hubungan stres dan Penyakit Fisik

Menurut Fausiah & Widury (2005) telah banyak penelitian yang membuktikan adanya hubungan antara stres dan penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Stres memberikan pengaruh yang buruk pada fungsi kekebalan tubuh dan hal ini berarti berhubungan dengan munculnya berbagai penyakit fisik.

Beberapa penyakit fisik yang berhubungan dengan stres, diantaranya :

  • Asma

Asma merupakan penyakit pernafasan yang berkaitan dengan adanya hambatan pada aliran udara sehingga individu mengalami kesulitan bernafas atau mengeluarkan suara berdecit ketika bernafas. Penelitian menemukan bahwa kecemasan, rasa marah, depresi, dan rasa gembira yang berlebihan merupakan penyebab yang dominan pada satu pertiga kasus asma.

  • Tekanan darah tinggi (hypertension)

Salah satu tipe hipertensi darah tinggi adalah essential hypertension. Pada ganggguan ini, munculnya tekanan darah tinggi pada indiidu tidak disertai dengan adanya penyebab fisik yang pasti. Oleh karena itu diduga penyakit tersebut muncul karena faktor psikologis. Berbagai kondisi atau peristiwa yang menekan diyakini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah (walaupun hanya sementara).

  • Penyakit jantung coroner

Penyakit ini menyebabkan menurunnya aliran darah menuju jantung dan hal ini ditandai dengan adanya episode rasa sakit, tidak nyaman ataupun tekanan pada bagian dada dan jantung. Hal ini salah satunya disebabkan oleh stres yang terlalu berat.

 

Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri

dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional

  • Migrain

Migren adalah sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba, namun hanya pada satu sisi kepala saja, dapat pada sisi kiri atau sisi kanan kepala. Dua pertiga dari seluruh pasien yang menderita migren memiliki anggota keluarga dengan gangguan penyakit yang sama. Memiliki anggota dengan gangguan yang sama, memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk menderita penyakit migren, terutama apabila mereka berada dibawah konflik atau stres emosional yang tidak jelas.

  • Gangguan pada Kulit

Gangguan pada kulit meliputi berbagai masalah pada bagian kulit kita, seperti misalnya gatal-gatal. Berbagai hal bisa menjadi penyebab dari gangguan pada kulit. Misalnya digigit serangga, alergi, bahkan penyakit kencing manis pun dapat menimbulkan gangguan pada kulit. Disisi lain, gangguan pada kulit ternyata tidak disebabkan oleh masalah organis namun lebih karena masalah psikologis.

 

Emosi-emosi yang mengarah pada munculnya gangguan pada kulit misalnya emosi marah dan cemas yang direpres. Ketika individu baik secara disadari maupun tidak disadari mengalami kemarahan atau kecemasan, mereka menggaruk diri mereka sendiri, kadangkala dengan sekuat tenaga. Meraba kulit memberikan kepuasan sebagai pengganti dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.

 

Demikianlah artikel kami tentang “Stres dan Penyakit Fisik”, Semoga bermanfaat.

 

Baca artikel lainnya, Tips Memilih Jasa Konseling yang Tepat

dan Tanda Anda Butuh ke Psikologi Konseling

 

 

admin Tidak ada komentar

Psikologi Konseling: Fungsi dan Tujuan Konseling

Psikologi Konseling. Dari segi bahasa istilah Konseling dari serapan bahasa inggris counseling yang berasal dari kata ‘counsel’ (dari bahasa latin): ‘counselium’ yang berarti  ”bersama” atau ”bicara bersama”. Sehingga konseling bisa diartikan sebagai pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (counselee).

Carl Rogers sebagai tokoh Psikolog Humanistik menjelaskan konseling sebagai hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Proses konseling menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan konseling untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan psikologis klien.

 

Guidance, Konseling, dan Psikoterapi

Ada istilah-istilah yang sering kita dengar dalam proses konseling. Diantaranya adalah guidance dan psikoterapi. Apa perbedaan diantaranya? Dan posisinya dimana dalam tahapan konseling?

guidance, konseling, dan psikoterapi posisinya saling tumpang tindih. Untuk bisa melihat perbedaan diantaranya bisa dilihat pada tabel di bawah:

Psikologi Konseling: Fungsi dan Tujuan Konseling

 

Dalam pendekatan Rogers, konseling sama dengan proses terapi psikologi. Istilah konseling sering dipakai di kalangan pendidikan, sedangkan dikalangan pekerja sosial, psikolog, & psikiater sering menyebut sebagai terapi.

 

Baca artikel lainnya, Tips Memilih Jasa Konseling yang Tepat

dan Tanda Anda Butuh ke Psikologi Konseling

Tujuan Tahapan Konseling

Berdasarkan sejarah lahirnya konseling, proses konseling memiliki beberapa tujuan, yaitu

  1. Membimbing/Memandu
  2. Menyembuhkan
  3. Memfasilitasi
  4. Memodifikasi
  5. Merestrukturisasi
  6. Mengembangkan
  7. Mempengaruhi
  8. Mengkomunikasikan
  9. Mengorganisasikan

Berikut adalah penjabaran dari tujuan proses konseling:

1. Memandu (Guiding)

Dalam tujuan memandu, artinya konseling adalah proses mengarahkan klien. Tidak ada paksaan agar klien menuruti kemauan terapis. Klien memiliki kebebasan untuk menuruti atau tidak menuruti panduan dari terapis. Namun proses memandu artinya terapis mencarikan alternatif dari problem solving permasalahan psikologis pada diri klien. Proses memandu juga berarti mengabaikan perasaan atau terlalu mengendalikan pandangan-padangan pribadi.

Williamson menjelaskan ada enam tahap metode konseling:

Analisis -> Sintesis -> Diagnosis -> Prognosis -> Konseling -> Tindak Lanjut

Proses Intervensi dalam konseling bertujuan untuk mengumpulkan informasi, mengevaluasi kemajuan, mengajarkan keterampilan problem solving, membicarakan masalahnya, atau memfasilitasi perkembangan potensi Klien. Dalam tahapan intervensi juga bertujuan untuk membangun hubungan interpersonal, mendiagnosis, membantu mengevaluasi diri, serta meningkatkan keterampilan pemahaman diri, misalnya memunculkan kesadaran diri klien, latihan bersikap asertif, dan sebagainya.

 

2. Menyembuhkan (Healing)

Psikologi Konseling memiliki tujuan untuk menyembuhkan permasalahan psikologis klien. Metode yang digunakan dalam tujuan menyembuhkan adalah dengan psikoterapi. Di psikologi dikenal banyak metode psikoterapi, diantaranya adalah hipnoterapi, innerchild, CBT, terapi psikoanalitik, terapi psikoseksual, terapi bermain, terapi kelompok dan sebagainya.

Dalam psikologi konseling, psikoterapi dinamik (yang diawali dengan praktik-praktik penyembuhan terhadap pasien neurosis, yang dipelopori oleh Freud) kemudian diadaptasi dalam bentuk psikoterapi singkat (brief psychoterapy) dan konseling psikoanalitik.

Tujuan akhir dari proses menyembuhkan adalah dimana klien lepas dari permasalahan psikologis lama, menuju perilaku, pola pikir, dan kebiasaan baru yang lebih sehat.

 

Baca artikel lainnya, Jasa Konseling Untuk Memperbaiki Kualitas Diri

dan Gunakan Jasa Psikologi Konseling Profesional

3. Memfasilitasi (Facilitating)

Memfasilitasi : membolehkan, menyemangati atau mendorong, dan memberdayakan klien dalam aktivitas-aktivitas yang diprakarsai oleh dirinya sendiri à percaya bahwa individu punya kemampuan utk m’arahkan diri sndri

Dicirikan dengan ‘pendekatan yang berpusat kepada klien’ dari Carl Rogers à upaya menolak konotasi pengarahan langsung oleh terapis dan pasien sebagai orang yang sakit

klien harus ditempatkan sebagai seorang yang layak untuk dipercaya (trustworthiness)

Beberapa sikap konselor yang perlu diaktualisasikan, yaitu keaslian (genuineness), penghargaan positif, dan pemahaman emphatik.

4. Memodifikasi (Modifying)

Tujuan Memodifikasi seringkali dipakai dalam pendekatan aliran Behaviorisme. Metode yang digunakan adalah dengan modifikasi perilaku klien dari perilaku lama menjadi perilaku baru yang lebih sehat mental. Modifikasi perilaku merupakan suatu pendekatan yang berkenaan dengan mengubah organisme yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Modifikasi perilaku menekankan pada perkembangan dan evaluasi terhadap efek khusus dari perlakuan. Klien diberikan perlakuan dan pengkodisian oleh terapis agar klien bisa memunculkan perilaku baru.

Beberapa konselor behavioral menggunakan model ABC untuk mendeskripsikan proses asesmen modifikasi perilaku. Yaitu menganalisis stimulus yang mendahului atau peristiwa yang menggerakkan (A), mengidentifikasi perilaku bermasalah yang dialami (B), dan konsekuensi atau perasaan yang dihasilkan (C).

Karakteristik pendekatan behavioral adalah komitmennya terhadap metode ilmiah, pengukuran, dan evaluasi. Analisa hasil perlakuan dapat dilakukan mulai dengan menggunakan metode subyek tunggal, antar kelompok sampai kepada evaluasi metode perlakuan berbasis pengujian laboratorium.

Intervensi dalam tujuan memodifikasi adalah desensitisasi sistematis, latihan keterampilan sosial, dan penguatan. Evaluasi melalui subjek tunggal dapat dilakuan melalui desain ABAB, ABA, atau AB. Desain antar kelompok dilakukan dengan menggunakan kelompok kontrol.

 

5. Merestrukturisasi (Restructuring)

Tujuan merekonstruksi merupakan perpaduan antara metode behavioral dengan teori kognitif.  Dimana target asesmen yaitu kerangka referensi diri yang negatif atau kemampuan- kemampuan membuat generalisasi yang relatif stabil sepanjang waktu dan situasi.

Strategi asesmen merekonstruksi melalui metodologi pelaporan diri, terutama terhadap keadaan yang mengelilingi pikiran-pikirannya dan frekuensi munculnya pikiran-pikiran tersebut.

Penderitaan yang dialami seseorang disebabkan adanya gangguan dalam berpikir, sehingga dengan merekonstruksi pemikiran akan memulihkan penderitaan psikologis seseorang. Upaya merekonstruksi pemikiran ini dibutuhkan pengkondisian perilaku pada klien. Bisa dengan pengkondisian stimulus-respon.

Beberapa metode yang digunakan dalam tujuan merekonstruksi yaitu metode RET dari Albert Ellis, Terapi kognisi dari Beck, atau pengajaran diri dari Meichenbaum.

 

6. Pengembangan (Developing)

Tujuan pengembangan dalam konseling adalah perlu memperhatikan pentingnya manusia yang tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Manusia selalu menerima informasi dari luar, harapannya dengan informasi itu tidak membuat manusia menjadi lebih lemah dan rapuh. Justru harus lebih menguatkan. Manusia juga tumbuh dalam rentang usia dan tugas-tugas perkembangan. Mulai dari fase anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa madya, dewasa akhir dan lansia. Untuk menjadi manusia yang sehat mental, dia harus memenuhi tapahan-tahapan dan tugas-tugas perkembangan di tiap fase perkembangan.

Dalam tujuan pengembangan, diasumsikan bahwa individu akan tumbuh efektif melalui interaksi yang sehat antara pertumbuhan diri dengan lingkungan.

 

7. Mempengaruhi (Influencing)

Pengaruh sosial dalam konseling lebih kepada menawarkan kontrol baru yang dipandang lebih efektif dalam rangka mengatur perilaku klien yang kurang bagus di masa lalu menuju perspektif dan pemikiran yang lebih baik. Upaya mempengaruhi berarti tidak ada upaya memaksakan. Tetapi ada upaya mengendalikan/ mempersepsi atau mensugesti agar klien mendapatkan perspektif baru.

Oleh karena itu dibutuhkan skill dari konselor agar teknik mempengaruhi lebih bisa bersifat natural dan hangat. Klien dapat dipengaruhi tanpa harus merasa terpaksa mengikuti keinginan dari konselor demi kemajuan tahapan konseling. Konselor harus memiliki minat tulus melalui komunikasi reflektif dan empatik sehingga mampu membuka tindakan, pandangan, dan perasaan klien bahwa konselor adalah seorang yang ahli, atraktif, dan dapat dipercaya. Dalam intervensi tujuan mempengaruhi, interpretasi yang didapatkan klien penting diperhatikan. Konselor perlu menggunakan sistem bahasa yang secara bermakna dapat digunakan untuk merubah masalah-masalah klien.

 

Upaya mengkomunikasikan meliputi mengklarifikasi, membuat nyata, membantu klien memahami masalahnya. Di dalam mengkomunikasikan ada upaya memberikan informasi baru, atau menghubungkan dua pihak klien untuk saling ada informasi yang terhubung. Tujuan mengkomunikasikan penting diaplikasikan dalam konseling keluarga atau pasangan. Hal ini karena komunikasi dalam keluarga itu penting.

Dalam tujuan ini, klien yang memiliki masalah psikologis adalah klien yang memiliki hambatan dan kurang mampu dalam mengkomunikasikan informasi, pemikiran, pendapat ke orang lain. Sehingga memunculkan prasangka, konflik, dan salah pengertian dari pihak lain di lingkungan klien. Penyelesaian problem individual dengan memperbaiki pola komunikasi klien. Konselor atau terapis juga bisa bertujuan mengkomunikasikan ide, gagasan, terkait hal-hal yang membantu klien mencapai kesehatan mental.

 

9. Mengorganisasikan (Organizing)

Tujuan mengorganisasikan meliputi aktivitas menyusun, merestrukturisasi, efeisiensi atau bertujuannya bagian-bagian yang berhubungan. Di dalam kelompok atau lingkungan sosial, perlu dibuat aturan atau prosedur sebagai kerangka kerja dalam membantu anggota saling berelasi satu dengan yang lainnya secara otonomi. Terapis bisa membantu klien agar klien mampu mengorganisasikan diri sendiri, atau sebagai orang di dalam masyarakat.

Mengorganisasikan diri bisa berupa melihat masalah dengan lebih sistematis dan mencari akar masalah dengan lebih baik. Juga bisa berupa melihat prioritas-prioritas tugas hidup klien, agar klien tidak tertekan dengan aktivitas hidup.

Baca artikel lainnya, Kenapa Konseling dengan Psikolog Cuma Sebentar?

dan Konseling dengan psikolog

 

Fungsi Psikologi Konseling

Konseling memiliki beberapa fungsi diantaranya:

  1. Upaya Preventif, yaitu membantu klien menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Jangan sampai masalah klien muncul kembali.
  2. Fungsi Kuratif atau korektif, yaitu upaya membantu klien memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Konselor atau terapis perlu mengupayakan agar klien tidak mendapatkan permasalahan psikologis yang lebih kompleks. Disamping ada upaya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi klien.
  3. Upaya Presentatif, yaitu membantu klien untuk menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi lebih baik.
  4. Upaya Developmental atau perkembangan, yaitu upaya membantu klien memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik. Agar selalu ada proses bertumbuh dan berkembang pada klien.

Sartono (1998) menambahkan tiga tujuan psikologi konseling :

  • Tujuan Penyaluran, merupakan bantuan kepada klien dalam memilih kemungkinan- kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkungan klien.
  • Upaya Pengadaptasian, yaitu upaya pemberi bantuan kepada orang-orang yang berkaitan dengan klien. Dalam hal upaya pengadaptasian, kerjasama klien dengan orang dekatnya sangat penting dan sangat memerlukan kecakapan hubungan yang tinggi bagi konselor sebagai bekal utama untuk saling mengerti antara klien dengan lingkungan sekitarnya.
  • Tujuan Penyesuaian, merupakan pemberi bantuan kepada klien agar memperoleh penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam perkembangan pribadinya

Demikian artikel singkat tentang Psikologi Konseling: Fungsi dan Tujuan Konseling. Semoga menambah pemahaman kita tentang Psikologi Konseling, Tujuan dan fungsi konseling.